sapi laktasi pertama hingga sapi laktasi kelima. Range umur sapi dapat dilihat pada Lampiran 7 tentang perkembangan umur sapi perah.
Hal ini dikarenakan kebutuhan produksi input dan output produksi dari sapi berbeda di tiap umurnya.
Observasi dilakukan dengan melakukan pencatatan langsung di lokasi penelitian tentang kegiatan peternak dan berbagai kegiatan produksi yang
dihadapi oleh peternak melalui instrumen kuisioner. Wawancara, diskusi, dan pengisian kuesioner dilakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum
lokasi penelitian, data harga input dan output. Data primer dan data sekunder yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui pengaruh
faktor – faktor produksi terhadap produksi susu.
4.4 Metode Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan deskriptif untuk mengetahui
gambaran umum tentang responden peternak, gambaran umum tentang pelaksanaan budidaya sapi perah yang akan menghasilkan susu dan gambaran
tentang wilayah penelitian. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
analisis pendapatan Usahatani dan RC rasio serta menggunakan fungsi Cobb Douglas
untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi produksi
peternak. Semua data yang telah diperoleh akan diolah melalui perhitungan analisis data kuantitatif dengan menggunakan alat bantu program komputer
Microsoft Office Excel 2007 dan Minitab 14.
4.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis mengenai hasil analisis dari perhitungan pada penelitian ini dan rekomendasi yang dapat diterapkan oleh
para peternak di wilayah Desa Cibeureum untuk mengambil keputusan tentang faktor
– faktor yang dapat berpengaruh terhadap produksi susu serta memberikan gambaran tentang hasil serta pengaruhnya kepada peternak.
4.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani
Menurut Soekartawi et.al 1986 pendapatan atau revenue usahatani merupakan semua nilai produk yang dihasilkan dari suatu usahatani dalam periode
tertentu, satu musim tanam, atau dalam satu satuan kegiatan usaha. Analisis pendapatan usahaternak susu diperoleh dari perhitungan penerimaan dan biaya
– biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahaternak susu. Penghitungan
penerimaan usahatani usahaternak susu dapat dilakukan menggunakan rumus : TR = Q x P
Keterangan : TR
: Penerimaan Usahatani Q
: Produksi P
: Harga Produk Menurut Soekartawi et.al 1986 biaya adalah semua nilai faktor produksi
yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode produksi tertentu yang dinyatakan dengan nilai tertentu. Biaya usahaternak susu terdiri dari
dua jenis yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang, seperti biaya sarana produksi yang diperlukan
untuk usahaternak susu, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya untuk menghitung berapa besarnya pendapatan kerja peternak dan modal. Biaya tunai
seperti konsentrat, hijauan, obat – obatan, air dan tenaga kerja. Sedangkan
komponen biaya yang diperhitungkan meliputi pengeluaran tidak tunai yang dikeluarkan oleh petani seperti sewa lahan dan penyusutan sarana produksi
Sedangkan biaya penyusutan merupakan biaya nilai beli suatu benda investasi atau peralatan yang dikurangi dengan nilai sisa jika dibagi dengan
lamanya peralatan atau benda investasi dipakai umur ekonomis. Biaya penyusustan ini di dalam penelitian diperhitungkan dengan menggunakan metode
garis lurus, yaitu diasumsikan nilai sisa dianggap nol. Penghitungan nilai sisa pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan : Nb
: Nilai beli Ns
: Nilai sisa N
: Lama pakai
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan biaya usahatani. Dalam usahatani, pendapatan dibagi menjadi dua macam yaitu
pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan biaya total. Kedua macam jenis pendapatan ini dapat dirumuskan sebagaimana berikut :
1. Pendapatan atas tunai = TR
– BT 2. Pendapatan atas total
= TR – BT – BD
Keterangan : TR
: Pendapatan kotorpenerimaan BT
: Biaya tunai BD
: Biaya yang diperhitungkan
4.4.3 Analisis RC Rasio