Faktor Hijauan X2 Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah

6.2.2 Faktor Hijauan X2

Pakan hijauan makanan kasar ialah semua bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau tetanaman dalam bentuk daun-daunan, ranting, bunga dan batang. Bahan ini pada umumnya dalam keadaan tebal, besar dan kasar yang kandungan energinya relatif rendah, tetapi merupakan sumber vitamin dan mineral yang bagus karena mengandung kadar air 70 - 80. Kelompok hijauan yang dipergunakan sebagai makanan sapi perah ialah bangsa rumput, jenis kacang-kacangan leguminosa dan tumbuhan-tumbuhan lainnya. Pakan hijauan yang diberikan di peternakan berupa rumput gajah, klobot jagung, daun pisang, dan rumput liar. Diantara jenis tersebut yang paling baik diberikan kepada sapi adalah rumput Kinggrass rumput raja, rumput gajah dan klobot jagung, dan pada wilayah penelitian pakan hijauan yang digunakan berasal dari rumput jenis King Grass atau Taiwan Grass, dedaunan, klobot jagung daun jagung sisa panen maupun silase. Faktor produksi hijauan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,5757 dan berpengaruh nyata terhadap taraf nyata lima persen dengan menganggap faktor produksi lain tetap cateris paribus. Hal tersebut memiliki arti bahwa apabila terjadi penambahan input maka akan berpengaruh terhadap tingkat produksi susu sapi perah sebesar nilai koefisien regresi positif yaitu 0,5757. Elastisitas produksi antara 1 dan 0 0 Ep 1 menunjukkan bahwa penggunaan faktor input produksi hijauan berada pada daerah rasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor input produksi hijauan perlu untuk ditingkatkan, dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat produksi susu sapi perah peternak di Desa Cibeureum. Walaupun nilai koefisien regresi faktor input hijauan tidak sebesar faktor input konsentrat, tetapi memiliki pengaruh nyata dan signifikan terhadap peningkatan tingkat produksi susu. Pemakaian hijauan yang dilakukan oleh para peternak di dasari dari patokan dasar dari penelitian Balai Penelitian Ternak BPT Ciawi-Bogor yang dilakukan oleh Prof. Winugroho pada Tahun 2004, dengan jumlah pemberian pakan hijauan minimal sebesar 30 kg per hariekor, pemberian pakan tersebut disosialisasikan oleh penyuluh dari dinas peternakan Kabupaten Bogor maupun penyuluh dari koperasi, namun tidak seluruh peternak mengikuti aturan atau pedoman pemberian pakan hijauan, masih banyak yang memberikan jumlah input hijauan sesuai kehendak masing-masing peternak. Rata-rata hijauan yang digunakan oleh peternak responden sebesar 508,333 kilogram bulan Juni Tahun 2011, dengan total keseluruhan konsumsi pakan hijuan mencapai 18.300,000 kilogram pada bulan Juni. Pembelian persediaan pakan hijauan ini berasal dari daerah citeko, cisarua, ciawi, sukabumi, koperasi Giri Tani dan kegiatan peternak untuk mengambil hijauan sendiri di daerah Desa Cibeureum ngarit. Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari yaitu pagi dan sore hari. Pemberian hijauan dilakukan oleh peternak responden sebelum dan setelah proses pemerahan dengan tujuan untuk memberikan ketenangan pada pada sapi saat akan diperah dan sesudah diperah. Takaran pemberian yang dilakukan oleh para peternak responden dalam satu hari yaitu 40 : 60, artinya 40 persen hijauan diberikan pada pagi hari hingga menjelang sore sebelum di perah, kemudian setelah diperah diberikan lagi pakan hijuan sebesar 60 persen dari total pemberian per hari oleh peternak.

6.2.3 Faktor Obat X3