banyak menyedot tenaga kerja di Desa Cibeureum pada khususnya dan di Kecamatan Cisarua pada umumnya. Sehingga minat terhadap sektor peternakan,
khususnya susu sedikit berkurang dan tetap mengandalkan para peternak lama. Bahkan pada kelompok umur 60 tahun masih terdapat sejumlah peternak yang
masih tetap giat didalam melaksanakan kegiatan beternak sapi perah untuk menghasilkan sapi, walaupun tidak setiap hari ikut serta memantau usahanya,
jumlah peternak yang berada pada kelompok tersebut cukup banyak sekitar 7 orang dengan rata
– rata umur sekitar 63 tahun. Bahkan terdapat peternak dengan umur mencapai 70 tahun yang masih aktif memantau usahanya secara periodik.
Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya regenerasi umur produktif pada kegiatan produksi susu di Desa Cibeureum dan dapat mengakibatkan
berkurangnya sumberdaya manusia khusus peternak di kemudian hari.
5.2.2 Jenis Kelamin Responden
Dalam kaitannya dengan kegiatan usahaternak sapi yang menghasilkan susu ini, ternyata tidak didominasi oleh gender laki
– laki saja, namun kaum perempuan pun mulai berani masuk ke dalam kegiatan usahaternak sapi perah ini,
dengan latar belakang yang berbeda – beda dan ditunjang dengan keterampilan
yang beragam pula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dominasi kaum laki –
laki pada usahaternak sapi perah penghasil susu ini cukup besar dengan nilai persentase mencapai 88,89 persen dengan total peternak responden sebanyak 32
orang, sedangkan kaum perempuan hanya memiliki jumlah peternak responden sebanyak 4 orang dengan nilai persentase sebesar 11,11 persen. Komposisi
sebaran umum peternak responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12
. Karakteristik Peternak Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Cibeureum Tahun 2011
No Jenis Kelamin
Jumlah Responden Orang
Persentase 1
Laki - Laki 32
88,89 2
Perempuan 4
11,11 total
36 100
Munculnya kaum perempuan untuk menekuni dunia usahaternak ini didasari berbagai macam faktor, diantaranya adalah meneruskan usaha keluarga
yang diwariskan kepada keturunannya, selain itu terdapat peternak perempuan yang meneruskan usaha yang ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal dunia.
Namun terdapat juga peternak perempuan yang mendirikan usaha produksi susu ini mulai dari nol dengan modal usaha yang berasal dari pinjaman saudara dan
pinjaman koperasi serta hibah sapi dari pemerintah daerah Kabupaten Bogor.
5.2.3 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan peternak responden sangat beragam, secara keseluruhan para peternak yang menjadi objek penelitian ini pernah merasakan
pendidikan formal, mulai dari tingkat Sekolah Dasar SDsederajat maupun madrasah hingga ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi Strata
Satu. Tingkat pendidikan para peternak sesungguhnya akan berpengaruh pada tingkat penyerapan teknologi dan ilmu pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian
tingkat pendidikan setingkat Sekolah Dasar SD memiliki nilai persentase sebesar 77,78 persen dengan jumlah peternak responden mencapai 28 orang, dan
nilai persentase serta jumlah peternak responden tersebut paling tinggi di antara kelompok tingkat pendidikan lainnya, yang mengindikasikan bahwa tingkat
pendidikan akademis rata – rata peternak responden sebatas Sekolah Dasar.
Kemudian pada kelompok tingkat pendidikan SMPsederajat memiliki nilai persentase dengan kisaran nilai 11,11 persen dengan jumlah peternak responden
sebanyak 4 orang. Kelompok tingkat pendidikan SMAsederajat memiliki nilai persentase yaitu 2,78 persen dengan jumlah respoden sebanyak 1 orang, dan
kelompok tingkat pendidikan setingkat SMA ini merupakan kelompok terkecil
yang memiliki nilai presentase maupun jumlah peternak responden, yang memiliki arti bahwa kesadaran peternak responden terhadap pendidikan hingga
jenjang SMA masih kecil dan sedikit. Namun hal tersebut dikarenakan berbagai macam faktor, seperti tidak ada biaya untuk sekolah dan harus membantu orang
tua menafkahi biaya hidup sehari – hari. Namun juga terdapat kelompok tingkat
pendidikan setingkat Perguruan Tinggi Strata Satu dengan nilai persentase sebesar 8,33 persen dan memiliki jumlah peternak responden sebanyak 3 orang.
Namun dari ketiga orang peternak responden tersebut merupakan warga pendatang yang tinggal dan melakukan usahaternak sapi perah. Untuk
memperjelas komposisi kelompok peternak responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13
. Karakteristik Peternak Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Cibeureum Tahun 2011
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Respoden Orang
Persentase 1
SDsederahat 28
77,78 2
SMPsederajat 4
11,11 3
SMAsederajat 1
2,78 4
Perguruan Tinggi Strata Satu 3
8,33 Total
36 100
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa mayoritas peternak memiliki pendidikan minimal Sekolah Dasar SD, namun yang dapat dibanggakan dari
para peternak di Desa Cibeureum adalah tingkat kesadaran untuk memiliki pendidikan yang baik sangat besar. Hal tersebut dibuktikan dengan mayoritas
peternak yang mengenyam pendidikan formal dan masih terdapat peternak responden yang memiliki gelar sarjana Strata Satu dari Perguruan Tinggi,
dengan itu membuktikan bahwa menjadi seorang peternak tidak harus memiliki tingkat pendidikan rendah namun juga harus ditunjang dengan pengetahuan yang
baik. Menurut Mosher, 1981 diacu dalam Heriyatno, 2009 menyebutkan bahwa pendidikan memiliki peranan penting terhadap produktivitas usaha dan
merupakan faktor pelancar pembangunan pertanian, karena dengan pendidikan
petani mengenal pengetahuan, keterampilan dan cara – cara baru dalam
melakukan kegiatan usahataninya. Selain bentuk pendidikan formal, peternak perlu juga diberikan tambahan pengetahuan di luar pendidikan sekolah formal,
seperti kursus, lokakarya dan penyuluhan karena memiliki arti sangat besar bagi pembekalan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengelola
usahaternaknya. Oleh karena itu Kelompok Tani Ternak Sapi Perah KTTSP Baru Sireum dan Kelompok Tani Ternak Sapi Perah KTTSP Bina Warga selalu
mengadakan kegiatan penyuluhan, konsultasi, pelatihan, penyuluhan dan sikaturahmi sebagai bentuk dari peningkatan kesejahteraan maupun kemampuan
serta pengetahuan bagi para peternak, sebagai wadah dari para peternak untuk menimba ilmu. Selain itu pihak Koperasi Giri Tani, selaku koperasi yang
menampung hasil produksi susu para peternak, tidak ketinggalan untuk tetap memberikan penyuluhan mengenai berbagai macam hal.
5.2.4 Pengalaman Berternak Responden