sehingga sapi yang diperah tidak terkejut dan takut. Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam proses pemerahan adalah sebagai berikut.
1 Menenangkan sapi, tujuannya supaya proses pemerahan dapat dilakukan. 2 Membersihkan kandang dan bagian tubuh sapi. Hal tersebut berkaitan dengan
kebersihan dan kesehatan hasil susu yang dihasilkan. 3 Mengikat kaki belakang dan ekor sapi yang akan diperah. Tujuannya agar
sapi tidak berontak dan tidak mengibaskan ekornya karena dapat mengotori hasil air susu perahan di dalam ember.
4 Mencuci semua tangan petugas pemerah dengan menggunakan air hangat yang bersih, sabun dan desinfektan.
5 Melicinkan puting sapi yang akan diperah dengan cara mengolesi puting tersebut dengan minyak kelapa atau vasilin agar menjadi licin sehingga
memudahkan proses pemerahan dan sapi tidak merasa sakit. 6 Melakukan satu atau dua pancaran perahan awal stripping dari setiap puting
sapi. Tujuannya untuk memberikan hasil susu yang bersih, sehat dan berkualitas baik.
7 Merangsang keluarnya air susu melalui pemerahan bertahap, yakni dengan melakukan pemerahan awal dengan lembut dan perlahan kemudian
dilanjutkan dengan tempo yang sedikit lebih cepat sehingga sapi tidak terkejut.
8 Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan, seperti ember, tali pengikat, milkcan dan kain bersih.
5.3.4 Kandang dan Peralatan
Kandang adalah rumah bagi sapi dan tempat untuk berteduh, serta tempat untuk melakukan kegiatan pemeliharaan dan pemerahan. Sehingga kondisi
kandang yang baik dan terjaga dari penyakit merupakan hal yang mutlak harus dijaga oleh setiap peternak, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil susu yang
baik dan bagus secara mutu, kualitas dan kuantitas. Pada tempat penelitian, kandang-kandang yang terdapat di Desa Cibeureum merupakan jenis kandang
yang bertipe tie stall terbuka. Hal ini dikarenakan kandang sapi perah di wilayah tropis harus disesuaikan dengan iklimnya, sehingga rata-rata kandang di Indonesia
merupakan kandang terbuka. Dinding kandang dibuat dari kayu setinggi leher orang dewasa dengan tujuan untuk menjaga sirkulasi udara dalam kandang dan
pencahayaan yang cukup sehingga kandang tidak lembab. Selain itu atap pada kandang menggunakan asbes, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan suhu
dalam kandang, karena perubahan suhu yang mendadak akan mengakibatkan sapi stress dan berujung kepada penurunan produksi.
Kemudian Lantai kandang ini dibuat miring dengan kemiringan sekitar 10 dengan tujuan agar pada saat pembersihan kandang lebih mudah dibersihkan dan
kotoran yang bercampur feses, urin dan tumpahan pakan ini mengalir ke selokan sehingga lantai kandang tidak akan licin. Kemudian setiap ekor sapi mendapatkan
matras untuk tempat berpijak dengan tujuan agar kaki sapi tidak cepat bengkak, terslip, atau untuk tidur.
Gambar 5. Kandang Sapi Laktasi yang Baik
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dan JICA 2007
Kemudian jenis kandang bertipe tie stall terbuka banyak ditemui pada lokasi penelitian, karena tipe kandang seperti ini memang sangat dianjurkan di
negara – negara tropis seperti Indonesia, selain itu kandang jenis ini memiliki
keuntungan di dalam segi ekonomis, yaitu mudah di dalam pembuatan dan perawatannya.
Gambar 6. Letak Kandang dan Posisi Kandang Laktasi yang Baik
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dan JICA 2007
Selain itu ukuran kandang menentukan seberapa besar populasi dapat ditampung, karena bila populasi kandang terlalu banyak di dalam kandang yang
berukuran kecil maka akan berpengaruh terhadap tingkat stress dan kenyaman sapi itu sendiri dan akan berakibat penurunan produksi susu yang dihasilkan.
Gambar 7. Ukuran Kandang Sapi Laktasi yang Baik
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dan JICA 2007
5.3.5 Kesehatan Hewan dan Reproduksi 1 Kesehatan Hewan