3.1.2 Teori Biaya
Biaya dalam usahatani merupakan suatu pengorbanan yang dilakukan oleh tiap pelaku usaha tersebut yang terdiri dari petani, nelayan, dan peternak, dengan
tujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal dari usaha yang dikelolanya. Sedangkan menurut Soekartawi et al., 1986 biaya adalah semua nilai faktor
produksi dalam periode produksi tertentu yang dinyatakan dengan nilai uang tertentu. Menurut Doll dan Orazem 1987 diacu dalam Alpian 2010 biaya
produksi adalah pengeluaran yang terjadi dalam pengorganisasian dan melaksanakan proses produksi.
Biaya usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap merupakan biaya
yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi, namun peternak akan tetap mengeluarkan besarnya biaya tersebut untuk komoditi yang dihasilkan
pada aktivitas usahatani tersebut. Biaya tidak tetap adalah biaya yang akan berubah apabila luas usahanya berubah, biaya ini ada apabila terdapat suatu
barang yang diproduksi. Hampir sama dengan teori biaya yang dinyatakan oleh Soekartawi et.al
1986, Lipsey 1995 memaparkan bahwa biaya total dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya tetap total dan biaya variabel total. Berikut dapat dilihat pada Gambar
2 mengenai kurva yang dapat menjelaskan dari teori yang diutarakan oleh Lipsey 1995 tersebut.
Keterangan : TC
: Biaya Total Fixed Cost TVC : Biaya Variable Total Total Variable Cost
TFC : Biaya Tetap Total Total Fixed Cost Gambar 2.
Kurva Biaya Total Dalam Jangka Pendek
Sumber : Lipsey, 1995
Biaya tetap total TFC adalah biaya yang yang tidak pernah berubah meskipun produksi berubah, sedangkan biaya variabel total TVC adalah biaya
yang berkaitan langsung dengan output, yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi. Biaya total TC mewakili penjumlahan dari biaya
variabel dan biaya tetap.
3.1.3 Teori Pendapatan
Menurut Soekartawi et al., 1986 pendapatan usahatani dibagi menjadi dua macam yaitu pendapatan biaya atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya
total. Pendapatan atas biaya tunai usahatani merupakan selisih antara penerimaan tunai usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani.
Penilaian besarnya penerimaan yang dihasilkan dari setiap uang yang dikeluarkan dalam suatu kegiatan usahatani dapat digunakan perhitungan rasio
penerimaan atas biaya RC rasio. Menurut Soekartawi 2002 analisis RC rasio terbagi menjadi dua yaitu RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total.
Hasil perhitungan RC 1 mempunyai arti bahwa usahatani tersebut menguntungkan, sedangkan nilai RC 1 maka usahatani tersebut tidak
menguntungkan, dan apabila nilai RC = 1 maka usahatani tersebut berada pada keuntungan normal.
Pendapatan kotor disebut juga penerimaan, pada Gambar 3 dapat dicermati hubungan antara pendapatan kotor TR dan biaya total TC seperti yang
dipaparkan oleh Nicholson, 1999 adalah sebagai berikut
Gambar 3. Kurva Pendapatan TR dan Kurva Biaya Total TC jangka Pendek
Sumber : Nicholson, 1999
Kurva pendapatan TR jangka pendek seperti dalam Gambar 3 menjelaskan bahwa ketika output 0, biaya total sama dengan biaya tetap TFC.
Karena input tetap, biaya tersebut tidak berubah sementara output berubah. Untuk output yang rendah, maka Total Coast TC melebihi penerimaan TR dan
mengakibatkan kerugian. Sedangkan penerimaan TR melebihi biaya total TC, maka hal ini menguntungkan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional