Pengurus Harian Rumah Pintar Nur Aini Sarana dan Prasarana

61 menghabiskan banyak biaya untuk mengimpor mesin dan tenaga ahli dari luar negeri guna menangani sampah, akan lebih baik bila dalam melakukan pengelolaan sampah dilakukan dari lingkup yang kecil terlebih dahulu seperti yang dilakukan oleh kelompok warga belajar yang tergabung dalam program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini. Dalam pelaksanaan program pengelolaan sampah ini sasaran programnya adalah kaum perempuan. Warga belajar perempuan tersebut cukup mendukung sekali dengan adanya program pengelolaan pelatihan sampah yang dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Ibu “TN” selaku warga belajar program pengelolaan pelatihan sampah Rumah Pintar Nur Aini, yaitu: “Sangat bagus mas terutama mengenai pengelolaan sampah. Dengan adanya program pengelolaan sampah setidaknya warga sekitar sini bisa tahu cara mengelola sampah yang baik dan benar. Selain itu, juga memberikan contoh yang baik kepada anak-anak kecil untuk bisa membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenisnya” CW:4. Sementara itu Ibu “AD” juga sependapat dengan pernyataan diatas yaitu: “Respon dari masyarakat cukup positif dan masyarakat sekitar Rumah Pintar Nur Aini aktif mengikuti program pengelolaan sampah. Mereka juga menjadi lebih tahu bahwa sampah tidak harus selalu dibuang melainkan sampah yang masih layak dapat dibuat berbagai macam kerajianan yang dapat mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, sehingga dapat memberikan penghasilan tambahan dan bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat”CW:1. Berdasarkan beberapa penjelasan yang disebutkan oleh beberapa subjek penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat atau warga belajar program pengelolaan pelatihan sampah cukup mendukung 62 kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Pintar Nur Aini. Dengan demikian mereka bisa mengelola sampah secara bijak tanpa harus selalu membuang sampah yang dianggap sudah tidak terpakai lagi. Untuk mengatasi sampah rumah tangga yang semakin banyak, warga belajar program pengelolaan pelatihan sampah dapat mengelola sampah yang dihasilkan dengan cara memilah sampah secara mandiri. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh Ibu “NP” yang merupakan salah satu warga belajar program pengelolaan pelatihan sampah Rumah Pintar Nur Aini yaitu: “Awalnya warga memilah sampah sesuai dengan jenisnya masing- masing di rumah dengan tempat sampah seadanya yang penting tempatnya sendiri-sendiri. Kemudian setelah sampah sudah terlihat banyak maka sampah tersebut dikumpulkan menjadi satu di Rumah Ibu “SK” menggunakan 3 ember besar dan bak sampah karet. Setelah itu, sampah yang sudah terkumpul dibawa pada saat pelatihan pengelolaan sampah yang dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini. Sedangkan untuk sampah yang sudah tidak layak digunakan tetap ditinggal di ember bak tersebut untuk dikumpulkan menjadi satu kemudian di berikan ke pemulung atau diangkut oleh truk kebersihan dari DPU mas” CW:6. Sementara itu Ibu “SK” selaku warga belajar yang mengungkapkan sebagai berikut: “Ya itu tadi mas, sampah yang dikumpulkan dari masing-masing warga belajar. Apabila sampah sudah terlihat banyak maka sampah tersebut langsung disetor atau dikumpulkan menjadi satu di tempat penampungan yang ada di rumah saya ini mas. Setelah dikumpulkan maka sampah tersebut diuraikan berdasarkan jenisnya. Apabila sampah sudah diuraikan berdasarkan jenisnya selanjutnya untuk sampah organik untuk pembuatan komposnya dilakukan di jugangan tanah yang sudah digali. Sedangkan untuk sampah non organik seperti sampah plastik yang masih layak dibawa pada saat pelaksanaan pelatihan pembuatan kriya yang dilaksanakan di Rumah Pintar Nur Aini” CW:8.