Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah

86 dikumpulkan selama lebih kurang 2 bulan, tetapi terkadang dalam pengumpulan sampah warga belajar butuh waktu lama karena warga belajar juga agak sedikit malas dan kurang adanya kesadaran untuk mengelola sampah. 2 Tahap kedua yaitu pemilahan, kegiatan pemilahan dilakukan dengan memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik. Dalam pemilahan warga belajar menggunakan tempat sampah sedadanya yang dimiliki warga belajar. Dalam tahap pemilahan ini dilakukan di rumah warga belajar kemudian setelah sampah sudah cukup banyak maka di angkut ke tempat penampungan yang disediakan di Rumah Ibu “SK”. Tetapi di Rumah Pintar Nur Aini juga menyediakan 3 bak sampah sesuai dengan jenisnya. Namun karena terkadang warga belajar sibuk maka lebih baik memilah dan di masukkan dalam tempat sampah di rumah masing-masing. 3 Tahap ketiga yaitu pengangkutan, tahap ini dilakukan dengan memindahkan sampah yang sudah cukup banyak dari rumah warga belajar ke rumah Ibu “SK” yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu menggunakan penampung sampah yang sudah disediakan. Biasanya dalam pengangkutan sampah ke tempat penampungan, kekurangan tenaga. Sehingga akibatnya pengumpulan sampah memerlukan waktu yang lama. Untuk pengangkutan biasanya menggunakan gerobak dorong. 87 4 Tahap akhir yaitu pengolahan, dalam tahap ini sampah yang sudah dipilah dan masih layak untuk dimanfaatkan menjadi produk kerajinan maka dibawa ke Rumah Pintar untuk mengikuti pelatihan membuat produk hasil daur ulang limbah sampah. Hasil dari daur ulang sampah non organik seperti tas, tikar, keranjang buah, bunga, bros, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan pelatihan pengelolaan sampahj non organik dilakukan setiap hari Minggu jam 09.00-11.00 WIB. Sebelum program pelatihan pengelolaan sampah dimulai diadakan senam Minggu pagi terlebih dahulu di sekitar halaman Rumah Pintar Nur Aini. Dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah dipandu oleh seorang tutor yang mempunyai keahlian dalam bidang pelatihan pengelolaan sampah. Tetapi dalam menyampaikan materi tutor belum menggunakan kurikulum yang terstruktur dan belum menyusun RPP sebagai panduan dalam pembelajaran. Selain itu juga dalam pelaksanaan program tutor menggunakan metode praktek langsung yang diselingi dengan penyampain teori. Dengan demikian warga belajar tidak bosan dengan proses pelaksanaan programnya. Untuk pengolahan sampah organik seperti daun yang sudah kering yaitu dibuat kompos . Adapun cara membuat kompos yang disampaikan oleh turor program pelatihan pengelolaan sampah yang berasal dari daun kering sebagai berikut: a Sediakan tanah liat setinggi kurang lebih 5 cm dan dicampur dengan pupuk kandang di ember 88 b Sediakan dan letakkan daun yang sudah kering setinggi kurang lebih 15 cm di atas tanah c Kemudian siram dengan air sedikit d Selanjutnya tutup dengan tanah kembali dan tutup ember secara rapat. e Setelah itu, campuran yang sudah menjadi satu tadi di buka tiap lima hari sekali tujuannya agar terkena sinar matahari dan setiap dibuka di siram air sedikit agar tanah bisa meresap. f Tahap akhir tunggu kurang lebih satu bulan maka sudah akan jadi kompos. 4 Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian dan hasil observasi oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini masih mengalami beberapa hambatan diantaranya: kesibukan warga belajar. Sebagian warga belajar yang mengikuti program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga pada saat musim tanam maupun panen tiba sebagian warga belajar sibuk untuk mengurus tanamannya di sawah. Hal ini terkadang yang membuat pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini diliburkan. Hambatan lainnya yaitu Pemasaran hasil produk yang belum jelas. Sebagian warga belajar juga masih bingung dalam memasarkan hasil produk kerajinan tersebut dan pembuatan hasil produk kerajinan dari daur ulang sampah plastik masih 89 dalam skala kecil jadi belum bisa memberikan sumbangan atau masukan kas yang besar kepada warga belajar. Serta hambatan terakhir yaitu Pengumpulan sampah yang cukup lama. f. Penilaian Tahap selanjutnya setelah program dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah penilaian. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian sumatif yang berfungsi untuk mengetahui ketercapaian tujuan baik itu tujuan yang sifatnya pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian yang dilakukan dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar adalah penilaian yang ditujukan pada kualitas hasil produk yang sudah dibuat. Misalnya apabila dalam membuat produk kerajinan dari sampah non organik menjahitnya belum rapi maka nantinya warga belajar diberikan penjelasan dan diberikan kesempatan kembali untuk mencoba membuat produk kerajinan dari sampah non organik sampai hasilnya sesuai yang diharapkan oleh tutor. g. Umpan balik Umpan balik merupakan aktivitas pasca kegiatan penilaian. Umpan balik ini dilakukan untuk memberikan penguatan pada peserta program terkait hasil yang telah mereka peroleh. Dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini, biasanya sebelum dan sesudah program dimulai dan berakhir tutor menanyakan terkait materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan setelah program selesai. Kemudian menanyakan kepada warga belajar 90 apakah ada kesulitan, apabila terdapat kesulitan maka tutor akan mengulas kembali materi yang belum dikuasai oleh warga belajar. h. Evaluasi program Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian, dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah menggunakan evaluasi proses dan hasil. Artinya evaluasi yang dilakukan hanya melihat hal-hal apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program, seperti warga belajar yang tidak bisa hadir rutin dalam setiap pelaksanaan program, warga belajar tidak mengumpulkan sampah anorganik yang digunakan untuk pelatihan pembuatan produk kerajinan dari limbah sampah anorganik sehingga mengakibatkan bahan yang digunakan kurang. Selain itu, juga pihak Rumah Pintar Nur Aini juga mengevaluasi dengan melihat proses pembelajaran. Evaluasi proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana warga belajar dapat menerima materi yang sudah disampaikan. Bentuk evaluasi proses yang dilakukan oleh pihak tutor yaitu dengan melakukan pengamatan warga belajar dalam setiap mengikuti pelaksanaan program, apakah warga belajar sudah ada kemajuan belum dalam mengikuti pembelajaran yang sudah diikuti. Selain evaluasi proses, pihak tutor program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini juga melakukan evaluasi hasil. Evaluasi hasil yang dilakukan yaitu dengan melihat hasil dari produk yang sudah jadi. Penilaiannya apabila produk yang dihasilkan sudah sesuai tujuan maka bisa untuk dilanjutkan tetapi apabila produk yang dihasilkan belum sesuai 91 dengan yang diharapkan maka tutor memberikan penjelasan lagi terkait bagian materi yang belum sesuai harapan. i. Tindak lanjut Tindak lanjut dalam hal ini adalah kegiatan lanjutan pasca program dilaksanakan. Baik itu berupa program pendampingan maupun pengembangan program yang telah dilakukan. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan subjek penelitian, maka dapat dijelaskan bahwa setelah pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah belum ada tindak lanjutnya. Pihak pengelola Rumah Pintar juga menjelaskan bahwa sebetulnya banyak produk kerajinan kriya dari limbah sampah non organik yang belum dibuat, hal tersebut dikarenakan warga belajar yang masih sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga program belum bisa untuk dilanjutkan kembali. Menurut Sugiharto 2006: 34, beberapa unsur pokok yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sampah antara lain: a. Penimbulan sampah waste generation Aktivitas-aktivitas pembuangan barang-barang lama yang tidak berguna baik yang dilempar begitu saja oleh pemiliknya maupun yang dikumpulkan lebih dahulu. b. Penyimpanan setempat on site storage Elemen ini sangat penting sebab melibatkan nilai-nilai keindahan, kesehatan masyarakat dan ekonomi, penyimpanan yang memenuhi syarat adalah: a Kedap air, b Mempunyai tutup yang sesuai dengan bagian 92 badannya, c Mempunyai alat pegangan jika tempat sampah itu berupa tong. Warga belajar dalam mengumpulkan sampah menggunakan tempat sampah seadanya yang ada di rumah masing-masing. Apabila sampah sudah cukup penuh maka langsung di bawa ke tempat penampungan sampah yang lebih besar yaitu di rumah salah satu warga belajar program pengelolaan pelatihan sampah yang lain. c. Pengumpulan dan Pemilahan Elemen ini menyangkut tidak hanya pengumpulan sampah gathering saja tetapi juga termasuk pemilahannya antara sampah organik dengan sampah non organik. Pengumpulan sampah yang dilakukan warga belajar program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini masih sederhana yaitu warga belajar mengumpulkan sampah sesuai dengan tempat sampah yang telah tersedia di rumah kemudian setelah sampah terkumpul selanjutnya sampah dipilah langsung sesuai dengan jenisnya menggunakan bak sampah yang ada di masing-masing rumah warga belajar. Setelah sampah dikumpulkan kemudian sampah dibawa ke tempat penampungan akhir yaitu di rumah salah satu warga belajar. Pada tempat penampungan akhir sampah di masukkan ke dalam drum-drum besar untuk sampah non organik dan bak plastik untuk sampah organik. Pengumpulan sampah dilakukan selama kurang lebih dua bulan untuk sampah non organik. d. Pengangkutan 93 Kegiatan elemen ini terdiri dari dua langkah: a Pemindahan alat angkut yang lebih kecil ke alat angkut yang lebih besar dan b Tahap berikutnya, biasanya pada jarak yang jauh ketempat pembuangan akhir. Pemindahan ini dilaksanakan ditempat pemindahan transfer station. Dalam tahap pengangkutan sampah dari rumah warga belajar ke tempat penampungan akhir masih sering terjadi kendala. Menurut penuturan dari beberapa warga belajar kurang adanya tenaga yang melakukan pengangkutan sampah dari rumah warga belajar ke tempat penampungan sampah. Sehingga berakibat sampah banyak yang menumpuk di rumah warga belajar. Biasanya warga belajar sendiri yang melakukan pengangkutan sampah ke tempat penampungan akhir. e. Pengolahan kembali Elemen ini termasuk penggunaan semua teknik alat-alat dan fasilitas untuk mendapatkan material-material yang masih berguna, pengubahan produk atau energi yang berasal dari sampah. Pengolahan sampah yang dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini terdiri dari dua pengolahan jenis sampah yaitu pengolahan sampah organik dengan cara membuat kompos yang berasal dari daun-daun kering dan pengolahan sampah non organik dengan cara membuat produk kerajinan yang berasal dari daur ulang sampah kemasan plastik. Adapun cara membuat kompos yang berasal dari daun yang sudah kering sebagai berikut: 1 Sediakan tanah liat setinggi kurang lebih 5 cm dan dicampur dengan pupuk kandang di ember 94 2 Sediakan dan letakkan daun yang sudah kering setinggi kurang lebih 15 cm di atas tanah 3 Kemudian siram dengan air sedikit 4 Selanjutnya tutup dengan tanah kembali dan tutup ember secara rapat. 5 Setelah itu, campuran yang sudah menjadi satu tadi di buka tiap lima hari sekali tujuannya agar terkena sinar matahari dan setiap dibuka di siram air sedikit agar tanah bisa meresap. 6 Tahap akhir tunggu kurang lebih satu bulan maka sudah akan jadi kompos. f. Pembuangan Disposal adalah tumpukan akhir dari semua proses pengelolaan sampah, apakah sampah dari tempat-tempat pemukiman, dari tempat- tempat umum dan komersial, institusi, industri maupun sampah hasil penyapuan jalan yang dikumpulkan dan diangkut langsung ketempat Sanitary landfill. Dalam pembuangan sampah yang sudah tidak terpakai lagi atau sampah yang sudah tidak bisa di daur ulang, warga belajar program pengelolaan pelatihan sampah hanya langsung buang sampah ke menyiapkan sampah di depan rumah yang kemudian sampah tersebut diambil oleh Dinas Kebersihan setempat untuk di bawa ke TPA setempat. Berdasarkan teori mengenai pengelolaan sampah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini tidak semua tahapan dalam teori pengelolaan sampah diatas dilakukan. Dalam pelaksanaan program 95 pelatihan pengelolaan sampah yang pokok terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, dan pengolahan sampah. Menurut Bambang Suwerda 2012:13 Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat saat ini antara lain: 1 Pengelolaan sampah rumah tangga dengan sistem tradisional Pengelolaan sampah dengan sistem ini adalah sistem pengolahan sampah yang banyak dilakukan oleh warga terutama di pedesaan, dimana sampah dikumpulkan, kemudian dilakukan pembuangan atau pemusnahan. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dikumpulkan tanpa melakukan pemilahan kemudian dibuang di jugangan pawuhan, setelah itu sampah dibakar atau ditimbun. Sampah selain dibuang ke jugangan juga dibuang ke sungai, selokan, parit atau saluran irigasi. 2 Pengelolaan sampah rumah tangga dengan sistem kumpul- angkut-buang Pengelolaan sampah dengan sistem ini adalah sistem pengolahan sampah dimana sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, dikumpulkan di TPS kemudian diangkut diambil petugas untuk selanjutnya dilakukan pembuangan di TPA sampah. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, tanpa dilakukan pemilahan sampah tercampur, dimasukan dalam tempat sampah di depan rumah, kemudian petugas mengambil sampah tersebut di bawa ke tempat pengumpulan sampah TPS, setelah sampah terkumpul di TPS secara berkala sampah diangkut ke TPA untuk dilakukan pembuangan. 3 Pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif Pengelolaan sampah dengan sistem ini adalah sistem pengelolaan sampah yang melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengelola sampah. Bambang Suwerda, 2012: 19 Sistem ini menekankan kemandirian masyarakat dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan dan tidak harus tergantung pada pemerintah. Pokok kegiatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah dengan sistem ini adalah adanya perubahan perilaku dalam menangani sampah, penyediaan teknologi tepat guna, dan menjaga keberlanjutan program pengelolaan sampah. 4 Pengelolaan sampah dengan tabungan sampah di Bank Sampah Bank sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah. Pengelolaan sampah dengan sistem 96 tabungan sampah di bank sampah menekankan pentingnya warga memilah sampah seperti yang dikembangkan dalam pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif. Hal ini sesuai dengan UU no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dimana setiap warga harus memilah sampah yang dihasilkan dari sumbernya. Sampah-sampah yang selama ini dibuang disembarangan tempat atau dibakar karena dianggap tidak punya nilai, setelah dipilah kemudian ditabung ke bank sampah. Pengelolaan sampah dengan bank sampah selain menabung sampah, di dalamnya juga ada upaya memberdayakan masyarakat untuk mengurangi sampah yang mereka hasilkan, memanfaatkan sampah, dan melakukan daur ulang sampah seperti kerajinan plastik menjadi aneka produk rumah tangga. Berdasarkan teori tentang pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat pada saat ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini termasuk dalam kategori Pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif karena warga belajar dalam program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini sudah diajarkan untuk mengelola sampah mulai dari pemilahan sampai dengan mendaur ulang sampah menjadi berbagai macam kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini dilakukan beberapa tahap, yaitu: a. Tahap pertama assessment atau identifikasi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan identifikasi maka dapat ditemukan masalah yaitu banyak sampah. Selain itu, warga sekitar Rumah Pintar masih sering membakar sampah menjadi satu, sehingga akibat dari pembakaran tersebut 97 menimbulkan asap yang dapat mengganggu pernapasan dan aktivitas warga sekitar. Setelah melihat kondisi tersebut, maka kami memberikan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah yang benar kepada warga sekitar Rumah Pintar Nur Aini. b. Tahap kedua pengembangan desain program. Pengembangan desain program yang lebih ditekankan yaitu pada proses pelaksanaan programnya, karena pada tahap perencanaan sudah baik persiapannya. c. Tahap ketiga yaitu penyempurnaan program. Hal yang dilakukan yaitu dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga belajar mengenai pengelolaan pelatihan sampah, selanjutnya melakukan kesepakatan jadwal pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah, membentuk kepengurusan dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah. d. Tahap keempat yaitu penyiapan perangkat. Semua perangkat seperti LCD,screen,laptop dan peralatan serta bahan yang digunakan untuk pelatihan sudah kami sediakan dari Rumah Pintar. e. Tahap kelima yaitu pelaksanaan kegiatan. Dalam pelaksanaan kegiatan program pelatihan pengelolaan sampah terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: 1 Tahap pertama yaitu pengumpulan dalam hal ini sampah dikumpulkan di masing-masing rumah warga belajar dengan menggunkan tempat penampungan sampah seadanya. Terkadang dalam pengumpulan sampah butuh waktu lama karena warga 98 belajar juga agak sedikit malas dan kurang adanya kesadaran untuk mengelola sampah. 2 Tahap kedua yaitu pemilahan, kegiatan pemilahan dilakukan dengan memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik. Dalam tahap pemilahan ini dilakukan di rumah warga belajar kemudian setelah sampah sudah cukup banyak maka di angkut ke tempat penampungan yang disediakan di Rumah Ibu “SK”. 3 Tahap ketiga yaitu pengangkutan, tahap ini dilakukan dengan memindahkan sampah yang sudah cukup banyak dari rumah warga belajar ke rumah Ibu “SK” yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu menggunakan penampung sampah yang sudah disediakan. Biasanya dalam pengangkutan sampah ke tempat penampungan, kekurangan tenaga. Sehingga akibatnya pengumpulan sampah agar menjadi satu memerlukan waktu yang lama. 4 Tahap akhir yaitu pengolahan, dalam tahap ini sampah yang sudah dipilah dan masih layak untuk dimanfaatkan menjadi produk kerajinan maka dibawa ke Rumah Pintar untuk mengikuti pelatihan membuat produk hasil daur ulang limbah sampah. Sedangkan untuk sampah organik seperti daun yang sudah kering dibuat kompos . Berdasarkan pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar belum bisa terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dari warga belajar 99 belum bisa mengikuti program secara rutin, produk hasil kerajinan yang dibuat masih sedikit, tempat penampungan sampah yang masih terbatas yang disediakan oleh Rumah Pintar Nur Aini terutama tempat penampungan sampah organik sehingga sampah ditempatkan di tempat penampungan sementara. f. Tahap berikutnya yaitu penilaian. Penilaian yang dilakukan dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar adalah penilaian yang ditujukan pada kualitas hasil produk yang sudah dibuat. g. Tahap selanjutnya yaitu umpan balik. Dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini, biasanya sebelum program dimulai tutor menanyakan terkait materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. h. Tahap berikutnya evaluasi program. Evaluasi program yang dilakukan dalam program ini masih sederhana pengelolaan pelatihan sampah masih sederhana. Artinya evaluasi yang dilakukan hanya melihat hal- hal apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program. Selain itu, pihak Rumah Pintar Nur Aini juga mengevaluasi dengan melihat proses pembelajaran. i. Tahap akhirnya yaitu tindak lanjut dari program. Sebetulnya setelah pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah belum ada tindak lanjutnya. Banyak produk kerajinan kriya dari limbah sampah non organik yang belum dibuat, hal tersebut dikarenakan warga belajar yang 100 masih sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga program belum bisa untuk dilanjutkan kembali”.

2. Hasil Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah

Pintar Nur Aini Tahapan pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah biasanya dapat dilihat hasilnya ketika tahapan demi tahapan sudah berjalan. Sehingga ketika sudah dijalankan tahapan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan apakah program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak didalamnya. Mulai dari pengelola, tutor, warga belajar, maupun tokoh masyarakat sekitar. Sebagai pengelol a Ibu “AD” dibantu oleh pengurus Rumah Pintar berperan sebagai fasilitator. Mulai menyiapkan sarana prasarana, media pembelajaran, pembiayaan program, melakukan sosialisasi kepada warga belajar, mencari tutor, dan lain sebagainya. Adapun berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan subyek penelitian, dapat dijelaskan bahwa dalam tahapan pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini mulai dari analisis kebutuhan masyarakat sampai tindak lanjut yang masih menjadi kendala adalah dalam tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah belum sesuai dengan harapan dan tujuan. dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah warga belajar sebetulnya cukup partisipatif dan 101 semangat mengikuti program tersebut, tetapi program yang sudah terlaksana dalam kurun waktu lama, warga belajar terkadang tidak bisa mengikuti program secara rutin karena kesibukan. Sehingga mengakibatkan, terkadang dalam mengikuti pelatihan lanjutan warga belajar harus bertanya kepada tutor terlebih dahulu mengenai materi yang disampaikan sebelumnya. Meskipun demikian, warga belajar program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini sudah dapat membuat berbagai jenis produk kerajinan dari sampah plastik yang masih layak untuk digunakan. Seperti kresek plastik yang dapat dibuat bunga, kerangka minuman gelas yang dapat dibuat keranjang buah, plastik minyak goreng yang dapat dibuat tikar, dan lain sebagainya. Sebetulnya masih banyak rencana membuat inovasi-inovasi hasil produk kerajinan dari limbah sampah plastik non organik, tetapi untuk sementara waktu ini program belum bisa dimulai lagi dikarenakan warga belajar yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Sementara itu, untuk pengolahan sampah organik seperti daun-daun yang sudah kering, sisa-sisa sayuran warga belajar program pelatihan pengelolaan sampah dapat membuat kompos. Dalam pembuatan kompos, warga belajar diberikan contoh untuk membuat kompos di ember dan tong drum yang di sediakan di Rumah Pintar Nur Aini. Hasilnya warga belajar cukup tertarik dengan pembuatan kompos, karena cukup bermanfaat untuk pupuk tanaman di sekitar rumah dan bisa juga menjadi campuran pupuk untuk tanaman yang ada di sawahnya. Dari hasil praktek yang diadakan di Rumah Pintar mengenai 102 pembuatan kompos warga belajar juga mempraktekkan membuat kompos di galian tanah di sekitar rumahnya. Berdasarkan penjelasan dari subyek penelitian bahwa pada awalnya warga belajar mencoba membuat kompos selalu gagal. Kemudian dari kegagalan tersebut, warga belajar selalu menjalin komunikasi dengan tutor program dan menanyakan terkait hal apa yang menyebabkan pembuatan kompos tidak berhasil. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya juga berhasil.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Program

Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini a. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini Faktor pendukung dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini sangat penting, karena dengan faktor pendukung tersebut program pelatihan pengelolaan sampah dapat berjalan secara optimal. Berdasarkan penelitian di Rumah Pintar Nur Aini, terdapat beberapa faktor pendukung yang secara nyata dapat menunjang lancarnya program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini, antara lain: 1 Semangat Sebagian warga belajar program pelatihan pengelolaan sampah Rumah Pintar Nur Aini mempunyai semangat yang tinggi dalam mengikuti program tersebut. Hal ini dikarenakan sebagian dari warga belajar menginginkan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka yang 103 bersih dan rapi. Selain itu, mereka juga ingin mengelola sampah secara benar dengan tidak melakukan pembakaran dan memanfaatkan sampah non organik menjadi produk kerajinan daur ulang serta membuat kompos dari daun-daun yang sudah kering. Semangat yang tinggi tersebut dapat memberikan dampak positif kepada seluruh warga masyarakat sekitar Rumah Pintar Nur Aini pada khususnya dan warga masyarakat luas pada umumnya. 2 Sarana dan prasarana Keberhasilan pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana dalam program pelatihan pengelolaan sampah sudah disediakan dari pihak Rumah Pintar Nur Aini. Selain itu, bahan dan peralatan yang digunakan dalam pengelolaan pelatihan sampah mudah dicari dan harganya terjangkau. Adapun peralatan yang digunakan dalam pelatihan pengelolaan sampah yaitu ember bak sampah, gunting, jarum, benang jahit, tali rafia, dll. Serta untuk bahannya seperti: daun-daun yang sudah kering, bungkus plastik kemasan, kardus. 3 SDM Tutor Tutor dalam hal ini juga memegang peranan yang penting. Dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini tutor menggunakan metode penyampaian materi yang tepat. Tutor menggunakan metode praktek yang diselingi dengan 104 penyampaian teori tentang pengelolaan sampah. Hal tersebut membuat suasana pembelajaran menjadi hidup dan tidak kaku karena sebagian besar warga belajarnya sudah dewasa jadi cukup tepat apabila penyampaian metode melalui praktek langsung.

b. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Program Pelatihan

Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini Selain memiliki faktor pendukung, pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini juga memiliki faktor penghambat. Berdasarkan penelitian di Rumah Pintar Nur Aini, bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah, antara lain: 1 Kesibukan Warga Belajar Sebagian warga belajar yang mengikuti program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga pada saat musim tanam maupun panen tiba sebagian warga belajar sibuk untuk mengurus tanamannya di sawah. Hal ini terkadang yang membuat pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini diliburkan. Akibatnya ketika memasuki pelaksanaan program terkadang warga belajar sudah lupa terkait materi yang sudah disampaikan. 2 Pemasaran hasil produk yang belum jelas Pemasaran hasil produk kerajianan dari daur ulang sampah plastik yang belum jelas. Sebagian warga belajar juga masih bingung dalam