Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah
86
dikumpulkan selama lebih kurang 2 bulan, tetapi terkadang dalam pengumpulan sampah warga belajar butuh waktu lama karena warga
belajar juga agak sedikit malas dan kurang adanya kesadaran untuk mengelola sampah.
2 Tahap kedua yaitu pemilahan, kegiatan pemilahan dilakukan dengan
memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik. Dalam pemilahan warga belajar menggunakan tempat sampah sedadanya yang
dimiliki warga belajar. Dalam tahap pemilahan ini dilakukan di rumah warga belajar kemudian setelah sampah sudah cukup banyak maka di
angkut ke tempat penampungan yang disediakan di Rumah Ibu “SK”. Tetapi di Rumah Pintar Nur Aini juga menyediakan 3 bak sampah
sesuai dengan jenisnya. Namun karena terkadang warga belajar sibuk maka lebih baik memilah dan di masukkan dalam tempat sampah di
rumah masing-masing. 3
Tahap ketiga yaitu pengangkutan, tahap ini dilakukan dengan memindahkan sampah yang sudah cukup banyak dari rumah warga
belajar ke rumah Ibu “SK” yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu menggunakan penampung sampah yang sudah disediakan. Biasanya
dalam pengangkutan sampah ke tempat penampungan, kekurangan tenaga. Sehingga akibatnya pengumpulan sampah memerlukan waktu
yang lama. Untuk pengangkutan biasanya menggunakan gerobak dorong.
87
4 Tahap akhir yaitu pengolahan, dalam tahap ini sampah yang sudah
dipilah dan masih layak untuk dimanfaatkan menjadi produk kerajinan maka dibawa ke Rumah Pintar untuk mengikuti pelatihan membuat
produk hasil daur ulang limbah sampah. Hasil dari daur ulang sampah non organik seperti tas, tikar, keranjang buah, bunga, bros, dan lain
sebagainya. Dalam pelaksanaan pelatihan pengelolaan sampahj non organik dilakukan setiap hari Minggu jam 09.00-11.00 WIB. Sebelum
program pelatihan pengelolaan sampah dimulai diadakan senam Minggu pagi terlebih dahulu di sekitar halaman Rumah Pintar Nur Aini.
Dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah dipandu oleh seorang tutor yang mempunyai keahlian dalam bidang pelatihan
pengelolaan sampah. Tetapi dalam menyampaikan materi tutor belum menggunakan kurikulum yang terstruktur dan belum menyusun RPP
sebagai panduan dalam pembelajaran. Selain itu juga dalam pelaksanaan program tutor menggunakan metode praktek langsung
yang diselingi dengan penyampain teori. Dengan demikian warga belajar tidak bosan dengan proses pelaksanaan programnya. Untuk
pengolahan sampah organik seperti daun yang sudah kering yaitu dibuat kompos
. Adapun cara membuat kompos yang disampaikan oleh
turor program pelatihan pengelolaan sampah yang berasal dari daun kering sebagai berikut:
a Sediakan tanah liat setinggi kurang lebih 5 cm dan dicampur dengan
pupuk kandang di ember
88
b Sediakan dan letakkan daun yang sudah kering setinggi kurang lebih
15 cm di atas tanah c
Kemudian siram dengan air sedikit d
Selanjutnya tutup dengan tanah kembali dan tutup ember secara rapat.
e Setelah itu, campuran yang sudah menjadi satu tadi di buka tiap lima
hari sekali tujuannya agar terkena sinar matahari dan setiap dibuka di siram air sedikit agar tanah bisa meresap.
f Tahap akhir tunggu kurang lebih satu bulan maka sudah akan jadi
kompos. 4
Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian dan hasil observasi oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program
pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini masih mengalami beberapa hambatan diantaranya: kesibukan warga belajar.
Sebagian warga belajar yang mengikuti program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini bermata pencaharian sebagai petani.
Sehingga pada saat musim tanam maupun panen tiba sebagian warga belajar sibuk untuk mengurus tanamannya di sawah. Hal ini terkadang
yang membuat pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini diliburkan. Hambatan lainnya yaitu Pemasaran
hasil produk yang belum jelas. Sebagian warga belajar juga masih bingung dalam memasarkan hasil produk kerajinan tersebut dan
pembuatan hasil produk kerajinan dari daur ulang sampah plastik masih
89
dalam skala kecil jadi belum bisa memberikan sumbangan atau masukan kas yang besar kepada warga belajar. Serta hambatan terakhir
yaitu Pengumpulan sampah yang cukup lama. f.
Penilaian Tahap selanjutnya setelah program dilaksanakan maka tahap
selanjutnya adalah penilaian. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian sumatif yang berfungsi untuk mengetahui ketercapaian tujuan baik itu
tujuan yang sifatnya pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian yang dilakukan dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di
Rumah Pintar adalah penilaian yang ditujukan pada kualitas hasil produk yang sudah dibuat. Misalnya apabila dalam membuat produk kerajinan
dari sampah non organik menjahitnya belum rapi maka nantinya warga belajar diberikan penjelasan dan diberikan kesempatan kembali untuk
mencoba membuat produk kerajinan dari sampah non organik sampai hasilnya sesuai yang diharapkan oleh tutor.
g. Umpan balik
Umpan balik merupakan aktivitas pasca kegiatan penilaian. Umpan balik ini dilakukan untuk memberikan penguatan pada peserta program
terkait hasil yang telah mereka peroleh. Dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini, biasanya
sebelum dan sesudah program dimulai dan berakhir tutor menanyakan terkait materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan
setelah program selesai. Kemudian menanyakan kepada warga belajar
90
apakah ada kesulitan, apabila terdapat kesulitan maka tutor akan mengulas kembali materi yang belum dikuasai oleh warga belajar.
h. Evaluasi program
Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian, dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah menggunakan
evaluasi proses dan hasil. Artinya evaluasi yang dilakukan hanya melihat hal-hal apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program,
seperti warga belajar yang tidak bisa hadir rutin dalam setiap pelaksanaan program, warga belajar tidak mengumpulkan sampah anorganik yang
digunakan untuk pelatihan pembuatan produk kerajinan dari limbah sampah anorganik sehingga mengakibatkan bahan yang digunakan kurang.
Selain itu, juga pihak Rumah Pintar Nur Aini juga mengevaluasi dengan melihat proses pembelajaran. Evaluasi proses dimaksudkan untuk
mengetahui sampai sejauh mana warga belajar dapat menerima materi yang sudah disampaikan. Bentuk evaluasi proses yang dilakukan oleh
pihak tutor yaitu dengan melakukan pengamatan warga belajar dalam setiap mengikuti pelaksanaan program, apakah warga belajar sudah ada
kemajuan belum dalam mengikuti pembelajaran yang sudah diikuti. Selain evaluasi proses, pihak tutor program pengelolaan pelatihan sampah di
Rumah Pintar Nur Aini juga melakukan evaluasi hasil. Evaluasi hasil yang dilakukan yaitu dengan melihat hasil dari produk yang sudah jadi.
Penilaiannya apabila produk yang dihasilkan sudah sesuai tujuan maka bisa untuk dilanjutkan tetapi apabila produk yang dihasilkan belum sesuai
91
dengan yang diharapkan maka tutor memberikan penjelasan lagi terkait bagian materi yang belum sesuai harapan.
i. Tindak lanjut
Tindak lanjut dalam hal ini adalah kegiatan lanjutan pasca program dilaksanakan. Baik itu berupa program pendampingan maupun
pengembangan program yang telah dilakukan. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan subjek penelitian, maka dapat dijelaskan bahwa setelah
pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah belum ada tindak lanjutnya. Pihak pengelola Rumah Pintar juga menjelaskan bahwa
sebetulnya banyak produk kerajinan kriya dari limbah sampah non organik yang belum dibuat, hal tersebut dikarenakan warga belajar yang masih
sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga program belum bisa untuk dilanjutkan kembali.
Menurut Sugiharto 2006: 34, beberapa unsur pokok yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sampah antara lain:
a. Penimbulan sampah waste generation
Aktivitas-aktivitas pembuangan barang-barang lama yang tidak berguna baik yang dilempar begitu saja oleh pemiliknya maupun yang
dikumpulkan lebih dahulu. b.
Penyimpanan setempat on site storage Elemen ini sangat penting sebab melibatkan nilai-nilai keindahan,
kesehatan masyarakat dan ekonomi, penyimpanan yang memenuhi syarat adalah: a Kedap air, b Mempunyai tutup yang sesuai dengan bagian
92
badannya, c Mempunyai alat pegangan jika tempat sampah itu berupa tong. Warga belajar dalam mengumpulkan sampah menggunakan tempat
sampah seadanya yang ada di rumah masing-masing. Apabila sampah sudah cukup penuh maka langsung di bawa ke tempat penampungan
sampah yang lebih besar yaitu di rumah salah satu warga belajar program pengelolaan pelatihan sampah yang lain.
c. Pengumpulan dan Pemilahan
Elemen ini menyangkut tidak hanya pengumpulan sampah gathering saja tetapi juga termasuk pemilahannya antara sampah organik
dengan sampah non organik. Pengumpulan sampah yang dilakukan warga belajar program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini
masih sederhana yaitu warga belajar mengumpulkan sampah sesuai dengan tempat sampah yang telah tersedia di rumah kemudian setelah
sampah terkumpul selanjutnya sampah dipilah langsung sesuai dengan jenisnya menggunakan bak sampah yang ada di masing-masing rumah
warga belajar. Setelah sampah dikumpulkan kemudian sampah dibawa ke tempat penampungan akhir yaitu di rumah salah satu warga belajar. Pada
tempat penampungan akhir sampah di masukkan ke dalam drum-drum besar untuk sampah non organik dan bak plastik untuk sampah organik.
Pengumpulan sampah dilakukan selama kurang lebih dua bulan untuk sampah non organik.
d. Pengangkutan
93
Kegiatan elemen ini terdiri dari dua langkah: a Pemindahan alat angkut yang lebih kecil ke alat angkut yang lebih besar dan b Tahap
berikutnya, biasanya pada jarak yang jauh ketempat pembuangan akhir. Pemindahan ini dilaksanakan ditempat pemindahan transfer station.
Dalam tahap pengangkutan sampah dari rumah warga belajar ke tempat penampungan akhir masih sering terjadi kendala. Menurut penuturan dari
beberapa warga belajar kurang adanya tenaga yang melakukan pengangkutan sampah dari rumah warga belajar ke tempat penampungan
sampah. Sehingga berakibat sampah banyak yang menumpuk di rumah warga belajar. Biasanya warga belajar sendiri yang melakukan
pengangkutan sampah ke tempat penampungan akhir. e.
Pengolahan kembali Elemen ini termasuk penggunaan semua teknik alat-alat dan
fasilitas untuk mendapatkan material-material yang masih berguna, pengubahan produk atau energi yang berasal dari sampah. Pengolahan
sampah yang dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini terdiri dari dua pengolahan jenis sampah yaitu pengolahan sampah organik dengan cara
membuat kompos yang berasal dari daun-daun kering dan pengolahan sampah non organik dengan cara membuat produk kerajinan yang berasal
dari daur ulang sampah kemasan plastik. Adapun cara membuat kompos yang berasal dari daun yang sudah kering sebagai berikut:
1 Sediakan tanah liat setinggi kurang lebih 5 cm dan dicampur dengan
pupuk kandang di ember
94
2 Sediakan dan letakkan daun yang sudah kering setinggi kurang lebih 15
cm di atas tanah 3
Kemudian siram dengan air sedikit 4
Selanjutnya tutup dengan tanah kembali dan tutup ember secara rapat. 5
Setelah itu, campuran yang sudah menjadi satu tadi di buka tiap lima hari sekali tujuannya agar terkena sinar matahari dan setiap dibuka di
siram air sedikit agar tanah bisa meresap. 6
Tahap akhir tunggu kurang lebih satu bulan maka sudah akan jadi kompos.
f. Pembuangan
Disposal adalah tumpukan akhir dari semua proses pengelolaan sampah, apakah sampah dari tempat-tempat pemukiman, dari tempat-
tempat umum dan komersial, institusi, industri maupun sampah hasil penyapuan jalan yang dikumpulkan dan diangkut langsung ketempat
Sanitary landfill. Dalam pembuangan sampah yang sudah tidak terpakai lagi atau sampah yang sudah tidak bisa di daur ulang, warga belajar
program pengelolaan pelatihan sampah hanya langsung buang sampah ke menyiapkan sampah di depan rumah yang kemudian sampah tersebut
diambil oleh Dinas Kebersihan setempat untuk di bawa ke TPA setempat. Berdasarkan teori mengenai pengelolaan sampah di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini tidak semua tahapan dalam
teori pengelolaan sampah diatas dilakukan. Dalam pelaksanaan program
95
pelatihan pengelolaan sampah yang pokok terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, dan pengolahan sampah.
Menurut Bambang Suwerda 2012:13 Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat saat ini antara lain:
1 Pengelolaan sampah rumah tangga dengan sistem tradisional
Pengelolaan sampah dengan sistem ini adalah sistem pengolahan sampah yang banyak dilakukan oleh warga terutama di
pedesaan, dimana sampah dikumpulkan, kemudian dilakukan pembuangan atau pemusnahan. Sampah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah tangga dikumpulkan tanpa melakukan pemilahan kemudian dibuang di jugangan pawuhan, setelah itu
sampah dibakar atau ditimbun. Sampah selain dibuang ke jugangan juga dibuang ke sungai, selokan, parit atau saluran
irigasi.
2 Pengelolaan sampah rumah tangga dengan sistem kumpul-
angkut-buang Pengelolaan sampah dengan sistem ini adalah sistem pengolahan
sampah dimana sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, dikumpulkan di TPS kemudian diangkut diambil petugas untuk
selanjutnya dilakukan pembuangan di TPA sampah. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, tanpa dilakukan
pemilahan sampah tercampur, dimasukan dalam tempat sampah di depan rumah, kemudian petugas mengambil sampah
tersebut di bawa ke tempat pengumpulan sampah TPS, setelah sampah terkumpul di TPS secara berkala sampah diangkut ke
TPA untuk dilakukan pembuangan.
3 Pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif
Pengelolaan sampah dengan sistem ini adalah sistem pengelolaan sampah yang melibatkan peran serta masyarakat
untuk bersama-sama mengelola sampah. Bambang Suwerda, 2012: 19 Sistem ini menekankan kemandirian masyarakat
dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan dan tidak harus tergantung pada pemerintah. Pokok kegiatan dalam upaya
pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah dengan sistem ini adalah adanya perubahan perilaku dalam menangani
sampah, penyediaan teknologi tepat guna, dan menjaga keberlanjutan program pengelolaan sampah.
4 Pengelolaan sampah dengan tabungan sampah di Bank Sampah
Bank sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh
teller bank sampah. Pengelolaan sampah dengan sistem
96
tabungan sampah di bank sampah menekankan pentingnya warga memilah sampah seperti yang dikembangkan dalam
pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif. Hal ini sesuai dengan UU no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah, dimana setiap warga harus memilah sampah yang dihasilkan dari sumbernya. Sampah-sampah yang selama ini
dibuang disembarangan tempat atau dibakar karena dianggap tidak punya nilai, setelah dipilah kemudian ditabung ke bank
sampah. Pengelolaan sampah dengan bank sampah selain menabung
sampah, di
dalamnya juga
ada upaya
memberdayakan masyarakat untuk mengurangi sampah yang mereka hasilkan, memanfaatkan sampah, dan melakukan daur
ulang sampah seperti kerajinan plastik menjadi aneka produk rumah tangga.
Berdasarkan teori tentang pengelolaan sampah yang dilakukan
masyarakat pada saat ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur
Aini termasuk dalam kategori Pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif karena warga belajar dalam program pelatihan pengelolaan
sampah di Rumah Pintar Nur Aini sudah diajarkan untuk mengelola sampah mulai dari pemilahan sampai dengan mendaur ulang sampah
menjadi berbagai macam kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini dilakukan
beberapa tahap, yaitu: a.
Tahap pertama assessment atau identifikasi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan identifikasi maka dapat ditemukan masalah yaitu banyak
sampah. Selain itu, warga sekitar Rumah Pintar masih sering membakar sampah menjadi satu, sehingga akibat dari pembakaran tersebut
97
menimbulkan asap yang dapat mengganggu pernapasan dan aktivitas warga sekitar. Setelah melihat kondisi tersebut, maka kami memberikan
sosialisasi mengenai pengelolaan sampah yang benar kepada warga sekitar Rumah Pintar Nur Aini.
b. Tahap kedua pengembangan desain program. Pengembangan desain
program yang lebih ditekankan yaitu pada proses pelaksanaan programnya, karena pada tahap perencanaan sudah baik persiapannya.
c. Tahap ketiga yaitu penyempurnaan program. Hal yang dilakukan yaitu
dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga belajar mengenai pengelolaan pelatihan sampah, selanjutnya melakukan
kesepakatan jadwal pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah, membentuk kepengurusan dalam pelaksanaan program
pelatihan pengelolaan sampah. d.
Tahap keempat yaitu penyiapan perangkat. Semua perangkat seperti LCD,screen,laptop dan peralatan serta bahan yang digunakan untuk
pelatihan sudah kami sediakan dari Rumah Pintar. e.
Tahap kelima yaitu pelaksanaan kegiatan. Dalam pelaksanaan kegiatan program pelatihan pengelolaan sampah terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu: 1
Tahap pertama yaitu pengumpulan dalam hal ini sampah dikumpulkan di masing-masing rumah warga belajar dengan
menggunkan tempat penampungan sampah seadanya. Terkadang dalam pengumpulan sampah butuh waktu lama karena warga
98
belajar juga agak sedikit malas dan kurang adanya kesadaran untuk mengelola sampah.
2 Tahap kedua yaitu pemilahan, kegiatan pemilahan dilakukan
dengan memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik. Dalam tahap pemilahan ini dilakukan di rumah warga
belajar kemudian setelah sampah sudah cukup banyak maka di angkut ke tempat penampungan yang disediakan di Rumah Ibu
“SK”. 3
Tahap ketiga yaitu pengangkutan, tahap ini dilakukan dengan memindahkan sampah yang sudah cukup banyak dari rumah warga
belajar ke rumah Ibu “SK” yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu menggunakan penampung sampah yang sudah disediakan.
Biasanya dalam pengangkutan sampah ke tempat penampungan, kekurangan tenaga. Sehingga akibatnya pengumpulan sampah agar
menjadi satu memerlukan waktu yang lama. 4
Tahap akhir yaitu pengolahan, dalam tahap ini sampah yang sudah dipilah dan masih layak untuk dimanfaatkan menjadi produk
kerajinan maka dibawa ke Rumah Pintar untuk mengikuti pelatihan membuat produk hasil daur ulang limbah sampah. Sedangkan
untuk sampah organik seperti daun yang sudah kering dibuat kompos
. Berdasarkan pelaksanaan program pengelolaan pelatihan
sampah di Rumah Pintar belum bisa terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dari warga belajar
99
belum bisa mengikuti program secara rutin, produk hasil kerajinan yang dibuat masih sedikit, tempat penampungan sampah yang
masih terbatas yang disediakan oleh Rumah Pintar Nur Aini terutama tempat penampungan sampah organik sehingga sampah
ditempatkan di tempat penampungan sementara. f.
Tahap berikutnya yaitu penilaian. Penilaian yang dilakukan dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar
adalah penilaian yang ditujukan pada kualitas hasil produk yang sudah dibuat.
g. Tahap selanjutnya yaitu umpan balik. Dalam pelaksanaan program
pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini, biasanya sebelum program dimulai tutor menanyakan terkait materi yang sudah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. h.
Tahap berikutnya evaluasi program. Evaluasi program yang dilakukan dalam program ini masih sederhana pengelolaan pelatihan sampah
masih sederhana. Artinya evaluasi yang dilakukan hanya melihat hal- hal apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program. Selain
itu, pihak Rumah Pintar Nur Aini juga mengevaluasi dengan melihat proses pembelajaran.
i. Tahap akhirnya yaitu tindak lanjut dari program. Sebetulnya setelah
pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah belum ada tindak lanjutnya. Banyak produk kerajinan kriya dari limbah sampah non
organik yang belum dibuat, hal tersebut dikarenakan warga belajar yang
100
masih sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga program belum bisa untuk dilanjutkan kembali”.