Kegiatan di Rumah Pintar

32 berkaitan erat dengan perusahaan dan bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses pertukaran. Menurut Gugup Kismono, 2011:313 pemasaran adalah sekelompok aktivitas yang saling berkaitan dan dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengembangkan distribusi, promosi, dan penetapan harga serta pelayanan untuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu. Menurut American Marketing Marketing Association AMA dalam Kotler dan Kelller 2008:5 Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses yang menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungn pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Berdasarakan pemaparan diatas dapat diambil beberapa konsep penting yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan produk barang, jasa, dan ide, nilai, biaya, dan kepuasan, pertukaran, dan transaksi, hubungan relasi dan jaringan kerja, serta pemasar dan prosek. Tanpa adanya kegiatan pemasaran, konsumen akan tetap berada dalam kondisi subsistem, yaitu suatu kondisi dimana segala kebutuhannya dicukupi sendiri. Sistem pemasaran yang dilakukan Rumah Pintar Nur Aini untuk hasil produk kerajinan-kerajianan dari limbah sampah yaitu dengan cara ikut serta dalam pameran, bazar, dan menyampaikan informasi produk secara mulut ke mulut. Dalam kegiatan pemasaran tersebut biasanya warga 33 belajar pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini ikut serta bersama pengelola Rumah Pintar Nur Aini. Penetapan harga jual hasil produk kerajianan ditentukan oleh pengelola Rumah Pintar Nur Aini dengan mempertimbangkan harga barang serupa di luar. Harga berkisar mulai dari 20 ribu untuk bunga dari bahan sedotan dan 75 ribu untuk tas, dan lain- lain.

4. Kajian Tentang Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah proses sistematis pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasi Ambar Teguh dan Rosidah 2003: 175. Sikula dalam Sumantri mengartikan pelatihan sebagai: “proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu”. Dengan banyaknya pendapat mengenai definisi pelatihan ada beberapa ahli memiliki pendapat yang sedikit berbeda tentang pengertian pelatihan sebagaimana berikut : 1 Menurut Susilo, “Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek bagi karyawan opersional untuk memperoleh keterampilan teknis operasional dan sistematik”. 2 Menurut Alex Soemaji Nitisemito,”Pelatihan adalah suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, 34 tingkah laku, ketermapilan dan pengetahuan karyawan sesuai dengan keinginan perusaha an”. 3 Menurut Meldona, “Pelatihan adalah proses sistematis pengubahan tingkah laku para karyawan dalam suatu arah untuk meningkatkan pencapaian tujuan organisasi”. Dari beberapa definisi pelatihan diatas peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan tentang definisi pelatihan yaitu suatu proses pengubahan dan pengembangan kemampuan sesorang dengan cara yang ditentukan. Adapun hal ini berjangka pendek dan pertujuan untuk membangun dan meningkatkan kemampuan peserta pelatihan.

b. Komponen-komponen Pelatihan

Pelatihan adalah proses sistematis pengubahan tingkah laku dalam suatu arah untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan organisasi. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2006: 51 komponen-komponen yang diperlukan dalam pelatihan adalah : 1. Tujuan dan sasaran pelatihan serta pengembangan harus jelas dan dapat diukur. Para pelatih harus ahlinya yang berkualifikasi memadai profesionalitas 2. Materi pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan tujuan. 3. Metode pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tingkatan kemampuan peserta. 4. Peserta pelatihan dan pengembangan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.