Instrumen Non Tes InstrumenBPengumpulanBData

yang Diamati 1. Fluency Siswa dapat menyelesaikan masalah komposisi fungsi dengan lancar 2. Flexibility Siswa dapat menyelesaikan masalah komposisi fungsi dengan sudut pandang yang berbeda 3. Originalit y Siswa dapat menyelesaikan masalah komposisi fungsi menggunakan cara yang bersifat baru atau berbeda dengan yang lain Penskoran untuk skala kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini memiliki rentang 0 sampai dengan 100. Untuk menentukan kriteria hasil pengukuran menggunakan klasifikasi berdasarkan rata-rata ideal Mi dan Standar deviasi ideal Si. Mi = 0+1002 = 50 dan Si =100-05 = 20. Kriteria dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini TabelB4.BKriteriaBKemampuanBBerpikirBKreatif Interval Nilai Kriteria Mi + 1,25 Si X ≤ Mi + 2,5 Si 75 X ≤ 100 Tinggi Mi – 0 Si X ≤ Mi + 1,25 Si 50 X ≤ 75 Sedang Mi – 1,25 Si X ≤ Mi – 0 Si 25 X ≤ 50 Rendah Mi – 2,5 Si ≤ X ≤ Mi – 1,25Si 0 ≤ X ≤ 25 Sangat Rendah Keterangan: Mi = skor maksimal + skor minimal2 Si = skor maksimal – skor minimal5 X = total skor aktual

b. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa adalah Angket. Angket motivasi belajar siswa dalam penelitian ini disusun dengan memuat 15 pertanyaan positif dan negatif dalam bentuk checklist yang mengungkap motivasi belajar. Angket motivasi belajar siswa digunakan untuk mengetahui 53 bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika sebelum dan sesudah perlakuan. Adapun kisi-kisi motivasi belajar siswa tercantum pada Tabel 5 dibawah ini. TabelB5.BKisi-KisiBMotivasiBBelajarBSiswa Dimensi Indikator No.BItem Jumlah Item Positif Negatif Motivasi Intrinsik Adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar matematika 1, 3 2 3 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar matematika 4, 5, 6 - 3 Adanya harapan dan cita- cita masa depan dalam belajar matematika 8 7 2 Motivasi Ekstrinsi k Adanya dorongan berkenaan dengan umpan balik dalam belajar matematika 10 9 2 Adanya hasrat berkenaan dengan kegiatan yang menarik dalam belajar matematika 11 12 2 Adanya keinginan berkenaan dengan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar matematika dengan baik 13, 15 14 3 Jumlah 10 5 15 Penskoran untuk skala motivasi belajar matematika pada penelitian ini memiliki rentang 15 sampai dengan 60. Untuk menentukan kriteria hasil pengukuran menggunakan klasifikasi berdasarkan rata-rata ideal Mi dan Standar deviasi ideal Si. Mi = 54 15+602 = 37,5 dan Si =60-156 = 7,5. Kriteria dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini TabelB6.BKriteriaBMotivasiBBelajarBMatematika Interval Nilai Kriteria Mi + 1,5Si X ≤ Mi + 3Si 60 X ≤ 75 Sangat Tinggi Mi + 0,5Si X ≤ Mi + 1,5Si 50 X ≤ 60 Tinggi Mi – 0,5Si X ≤ Mi + 0,5Si 40 X ≤ 50 Sedang Mi – 1,5Si X ≤ Mi – 0,5Si 30 X ≤ 40 Rendah Mi – 3Si ≤ X ≤ Mi – 1,5Si 15 ≤ X ≤ 30 Sangat Rendah Keterangan: Mi = skor maksimal + skor minimal2 Si = skor maksimal – skor minimal6 X = total skor aktual Skor yang diberikan terhadap pernyataan-pernyataan dalam angket motivasi belajar matematika diberi dengan ketentuan adalah 1 Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 =kadang-kadang, 4 = sering, 5 = selalu; 2 Untuk pernyataan dengan kriteria negatif: 5 = tidak pernah, 4 = jarang, 3 = kadang-kadang, 2 =sering, 1 = selalu.

G. DesainBPenelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas 8 di SMP Negeri 3 Tangerang (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas 8 SMP Negeri 3 Tangerang)

2 9 234

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TAI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN GAYA BERPIKIR SISWA

1 20 148

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Accelerated Instruction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 01 Sepanjang Kecama

0 1 16

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) PADA MATERI LINGKARAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 TIRTOMOYO TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 20

Pengaruh Pembelajaran Akuntansi dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 KARTASURA Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 10

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DALAM SETING TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 37

PENGARUH PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI SMA N 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012 2013 | Perwita | Jurnal Pendidikan I

0 0 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 1 17