Materi Ajar Pertemuan Pertama Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama

4. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional siswa memiliki hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar dengan menyelesaikan semua permasalahan yang diberikan sampai tuntas. 5. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang dibuat sendiri dengan memberikan beragam solusi yang bernilai benar terhadap masalah tersebut Pertemuan Keempat 2 x 45 menit 1. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional siswa mampu menganalisis sifat-sifat komposisi fungsi

2. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

konvensional siswa mampu mengerjakan soal menggunakan sifat-sifat komposisi fungsi

3. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

konvensional siswa memiliki hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar dengan melengkapi analisis sifat-sifat komposisi hingga tuntas

4. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

konvensional siswa dapat menyelesaikan permasalahan sifat-sifat komposisi fungsi dengan menggunakan cara yang berbeda dengan siswa yang lain. Pertemuan Kelima 3 x 45 menit 1. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional siswa mampu menentukan fungsi jika fungsi komposisi dan fungsi yang lain diketahui

2. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

konvensional siswa mampu menentukan fungsi jika fungsi komposisi dan fungsi yang lain diketahui dengan beberapa cara yang berbeda.

3. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

konvensional siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar dengan membuat fungsi untuk dicari solusinya.

B. Materi Ajar Pertemuan Pertama

189 Fungsi injektif, surjektif dan bijektif Pertemuan Kedua Operasi aljabar pada fungsi dan domain fungsi Pertemuan Ketiga Komposisi fungsi Pertemuan Keempat Sifat-sifat komposisi fungsi Pertemuan Kelima Menentukan fungsi jika komposisi dan fungsi yang lainnya di ketahui

C. Model Pembelajaran

Konvensional

D. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan 15 menit a. Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan memberi salam dan mengajak siswa berdoa b. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh siswa yaitu siswa dapat membedakan sifat fungsi injektif, surjektif dan bijektif. c. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan materi pembelajaran agar dapat menjawab pertanyaan yang menantang. Siswa diminta menjawab pertanyaan bagaimana memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi? d. Guru memberi apersepsi dengan cara tanya jawab tentang definisi suatu fungsi dan sifat sifat fungsi yang sudah diketahui pada jenjang SMP. Diberikan beberapa daerah asal 5’ 5’ 5’ 190 dan daerah hasil fungsi dalam diagram panah, siswa dapat menunjukan fungsi tersebut memiliki sifat injektif, surjektif atau bijektif. Kegiatan Inti 105 menit EKSPLORASI 1. Guru memberikan penjelasan terhadap siswa tentang sifat fungsi injektif, surjektif dan bijektif. Fungsi Surjektif Suatu fungsi f : A  B disebut fungsi surjektif atau fungsi onto atau fungsi kepada jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f sama dengan himpunan B atau R f = B. Fungsi Injektif Fungsi f : a  B disebut fungsi injektif fungsi satu-satu jika dan hanya jika untuk tiap a 1 , a 2 ∈ A dan a 1 ≠ a 2 berlaku f a 1 ≠ f a 2 . Fungsi Bijektif Fungsi f : A  B disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika fungsi f sekaligus merupakan fungsi surjektif dan fungsi injektif. 2. Guru memberikan contoh soal tentang sifat fungsi injektif, surjektif dan bijektif. Fungsi Surjektif A : {1,2,3,4}, B : {a,b,c}. Fungsi f : A  B dinyatakan dalam pasangan terurut : f = {1,a, 2,c, 3,b, 4,c}. Tampak bahwa daerah hasil fungsi f adalah R f : {a,b,c} dan R f = B maka fungsi f adalah fungsi surjektif. Fungsi Injektif A : {1,2,3}, B : {a,b,c}. f : A  B dinyatakan dalam pasangan terurut f : {1,a, 2,b, 3,c}. Tampak bahwa tiap anggota A yang berbeda mempunyai peta yang berbeda di B Fungsi f adalah fungsi injektif atau satu-satu. Fungsi Bijektif A : {1,2,3}, B : {a,b,c}. f : A  B, dinyatakan dalam pasangan terurut f : {1,a, 2,c, 3,b}. Tampak bahwa fungsi f adalah fungsi surjektif sekaligus fungsi 25’ 191 injektif. fungsi f adalah fungsi bijektif atau korespondensi satu- satu. ELABORASI 3. Guru memberikan beberapa latihan soal halaman 67 buku ESIS dan soal open-ended tentang sifat khusus fungsi untuk dikerjakan siswa dibuku tulis masing-masing. 4. Siswa dengan teman sebangkunya mendiskusikan latihan soal yang diberikan oleh guru. 5. Guru meminta perwakilan siswa untuk menulis hasil kerjaannya di papan tulis. 6. Guru bersama-sama siswa mengoreksi hasil presentasi perwakilan kelas. KONFIRMASI 7. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kesimpulan: Fungsi Surjektif Suatu fungsi f : A  B disebut fungsi surjektif atau fungsi onto atau fungsi kepada jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f sama dengan himpunan B atau R f = B. Fungsi Injektif Fungsi f : a  B disebut fungsi injektif fungsi satu-satu jika dan hanya jika untuk tiap a 1 , a 2 ∈ A dan a 1 ≠ a 2 berlaku f a 1 ≠ f a 2 . Fungsi Bijektif Fungsi f : A  B disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika fungsi f sekaligus merupakan fungsi surjektif dan fungsi injektif. 60’ 20’ Kegiatan Penutup 15 menit 1. Guru memberikan kuis untuk mengecek pemahaman siswa. 2. Siswa diminta untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu operasi-operasi aljabar yang diterapkan pada fungsi dan domain fungsi 10’ 5’ 192 3. Guru memberi salam. Pertemuan Kedua Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan 15 menit a. Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan memberi salam dan mengajak siswa berdoa b. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh siswa yaitu siswa dapat melakukan operasi-operasi aljabar yang diterapkan pada fungsi dan menentukan domain suatu fungsi yang telah dioperasikan c. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan materi pembelajaran agar dapat menjawab pertanyaan yang menantang. Siswa diminta menjawab apakah ada fungsi yang tidak bisa di operasikan. d. Guru memberi apersepsi dengan cara tanya jawab tentang operasi aljabar 5’ 5’ 5’ Kegiatan Inti 60 menit EKSPLORASI 1. Guru memberikan penjelasan terhadap siswa tentang Operasi-operasi aljabar yang diterapkan pada fungsi. Jenis operasi aljabar sering dijumpai dalam himpunan bilangan real, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan perpangkatan. Operasi aljabar pada bilangan real dapat diterapkan pada aljabar fungsi, yaitu jika diketahui fungsi f x dan g x, dan n bilangan rasional. Operasi aljabar pada fungsi ditetapkan sebagai berikut : • Jumlah fungsi f x dan g x ditulis f + g x = f x + g x • Selisih fungsi f x dan g x ditulis f – g x = f x – g x 15’ 193 • Perkalian fungsi f x dan g x ditulis f x g x = f x x g x • Pembagian fungsi f x dan g x ditulis       g f x = x g x f • Perpangkatan fungsi f x dengan bilangan n ditulis f n x = {f x} n D f adalah domain alami fungsi f, dan D g adalah domain alami fungsi g maka domain alami dari fungsi-fungsi f + g, f – g, f . g, f g adalah irisan dari D f dan D g ditulis D f ∩ D g . 2. Guru memberikan contoh soal tentang operasi aljabar yang diterapkan pada fungsi. Contoh: Diketahui fungsi-fungsi f dan g ditentukan dengan rumus f x = 2x – 10 dan g x = 1 x 2 − . Jawab : Domain alami fungsi f adalah Df : {x | x ∈ R} Domain alami fungsi g adalah Dg : {x | x ≥ ½ , x ∈ R} a. f + g x = f x + g x = 2x – 10 + 1 x 2 − D f + g = {x | x ≥ ½ , x ∈ R}

b. f – g x = f x – g x = 2x – 10 -

1 x 2 − D f – g = {x | x ≥ ½ , x ∈ R} c. f x g x = f x x g x = 2x – 10 1 x 2 − = 2x 1 x 2 − - 10 1 x 2 − D f x g = {x | x ≥ ½ , x ∈ R} d.       g f x = x g x f = 1 x 2 10 x 2 − − Karena bagian penyebut tidak boleh nol, maka 194 g f D = {x | x ½ , x ∈ R} e. Perpangkatan fungsi f x f 3 x = {f x} 3 = 2x – 10 3 = 8x 3 – 160x 2 + 800x – 1000 D f = {x | x ∈ R} ELABORASI 3. Guru memberikan beberapa latihan soal halaman 69 buku ESIS dan soal open-ended tentang operasi aljabar yang diterapkan pada fungsi untuk dikerjakan siswa dibuku tulis masing-masing. 4. Siswa dengan teman sebangkunya mendiskusikan latihan soal yang diberikan oleh guru. 5. Guru meminta perwakilan siswa untuk menulis hasil kerjaannya di papan tulis. 6. Guru bersama-sama siswa mengoreksi hasil presentasi perwakilan kelas. KONFIRMASI 7. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kesimpulan: Operasi aljabar pada fungsi ditetapkan sebagai berikut : a. Jumlah fungsi f x dan g x ditulis f + g x = f x + g x b. Selisih fungsi f x dan g x ditulis f – g x = f x – g x c. Perkalian fungsi f x dan g x ditulis f x g x = f x x g x d. Pembagian fungsi f x dan g x ditulis       g f x = x g x f e. Perpangkatan fungsi f x dengan bilangan n ditulis f n x = {f x} n 30’ 15’ Kegiatan Penutup 15 menit 195 1. Siswa diberikan kuis untuk mengecek pemahaman siswa. 2. Siswa diminta untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu komposisi dua fungsi atau lebih. 3. Guru memberi salam. 5’ 10’ Pertemuan Ketiga Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan 15 menit 1. Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan memberi salam dan mengajak siswa berdoa 2. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh siswa yaitu siswa dapat menentukan komposisi dua fungsi atau lebih. 3. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan materi pembelajaran agar dapat menjawab pertanyaan yang menantang. Siswa diminta menjawab berapa banyaknya bahan baku mentah untuk membuat roti jika melalui mesin pertama, kedua, dan ketiga. 4. Guru memberi apersepsi dengan cara tanya jawab tentang domain fungsi. 5’ 5’ 5’ Kegiatan Inti 105 menit EKSPLORASI 1. Guru memberikan penjelasan terhadap siswa tentang komposisi dua fungsi atau lebih. Dari dua buah fungsi f x dan g x dapat dibentuk fungsi baru dengan menggunakan operasi komposisi. Operasi komposisi dilambangkan dengan o dibaca : komposisi atau bundaran. Fungsi baru yang dapat dibentuk dengan operasi komposisi itu adalah : a. f o g x dibaca : f komposisi gx atau fgx b. g o f x dibaca : g komposisi fx atau gfx 1 Misal g : A  B ditentukan dengan y = g x f : B  C ditentukan dengan y = f x 196 Fungsi komposisi f dan g ditentukan dengan : h x = f o g x = f gx 2 Misal f : A  B ditentukan dengan y = f x g : B  C ditentukan dengan y = g x Fungsi komposisi g dan f ditentukan dengan : h x = g o f x = g f x Syarat fungsi komposisi f o g adalah : • Hasil irisan antara daerah hasil fungsi g dengan daerah asal fungsi f bukan himpunan kosong. R g ∩ D f ≠ φ • Daerah asal fungsi komposisi f o g adalah himpunan bagian dari daerah asal fungsi g. D f o g ⊆ D g • Daerah hasil fungsi komposisi f o g adalah himpunan bagian dari daerah hasil fungsi f. R f o g ⊆ R f 2. Guru memberikan contoh soal tentang operasi aljabar yang diterapkan pada fungsi. Contoh: Diketahui fungsi f : R  R dan g : R  R ditentukan dengan rumus : f x = 2x + 1 dan g x = x Tentukan : a. f o g x b. g o f x c. Daerah asal f o g x dan daerah hasil f o g x d. Daerah asal g o f x dan daerah hasil g o f x Jawab : • f x = 2x + 1 Daerah asal D f : {x | x ∈ R}, daerah hasil R f : {y | y ∈ R} 25’ 197 • g x = x Daerah asal D g : {x | x ≥ 0, x ∈ R}, daerah hasil R g : {y | y ≥ 0, y ∈ R} a. f o g x = f g x = f x = 2 x + 1 b. g o f x = g f x = g 2x + 1 = 1 x 2 + c. Daerah asal f o g x = D f o g = {x | x ≥ 0, x ∈ R} Daerah hasil f o g x = R f o g = {y | y ≥ 1, y ∈ R} Tampak bahwa D f o g = D g dan R f o g ⊂ R f d. Daerah asal g o f x = D g o f = {x | x ≥ ½ , x ∈ R} Daerah hasil g o f x = R g o f = {y | y ≥ o, y ∈ R} Tampak bahwa D g of ⊂ D f dan R g o f = R g ELABORASI 3. Guru memberikan beberapa latihan soal halaman 71 buku ESIS dan soal open-ended tentang komposisi fungsi untuk dikerjakan siswa dibuku tulis masing-masing. 4. Siswa dengan teman sebangkunya mendiskusikan latihan soal yang diberikan oleh guru. 5. Guru meminta perwakilan siswa untuk menulis hasil kerjaannya di papan tulis. 6. Guru bersama-sama siswa mengoreksi hasil presentasi perwakilan kelas. KONFIRMASI 7. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kesimpulan: Fungsi baru yang dapat dibentuk dengan operasi komposisi adalah a. f o g x dibaca : f komposisi gx atau fgx b. g o f x dibaca : g komposisi fx atau gfx 60’ 20’ Kegiatan Penutup 15 menit 1. Siswa diberikan kuis untuk mengecek pemahaman siswa. 5’ 198 2. Siswa diminta untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu sifat-sifat komposisi. 3. Guru memberi salam. 10’ Pertemuan Keempat Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan 15 menit 1. Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan memberi salam dan mengajak siswa berdoa 2. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh siswa yaitu siswa dapat menentukan komposisi dua fungsi atau lebih. 3. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan materi pembelajaran agar dapat menjawab pertanyaan yang menantang. 4. Guru memberi apersepsi dengan cara tanya jawab tentang komposisi fungsi. 5’ 5’ 5’ Kegiatan Inti 60 menit EKSPLORASI 1. Guru memberikan penjelasan terhadap siswa tentang sifat- sifat komposisi fungsi. Sifat operasi komposisi pada fungsi-fungsi. a. Operasi komposisi pada fungsi-fungsi pada umumnya tidak komutatif f o g x ≠ g o f x b. Operasi komposisi pada fungsi bersifat asosiatif f o g o h x = f o g o h x c. Dalam operasi komposisi pada fungsi-fungsi ada sebuah 199 unsur identitas yaitu fungsi identitas I x = x sehingga f o I x = I o f x = f x 2. Guru memberikan contoh soal tentang sifat-sifat komposisi fungsi Contoh 1: Fungsi f : R  R ditentukan oleh rumus f x = 3x – 5 dan g x = 2x 2 – 1 Tentukan : a. f o g x dan g o f x b. dari hasil di atas apakah f o g x = g o f x ? Jawab : a. f o g x = 6x 2 -11 g o f x = 27x 2 - 90x + 74 b. f o g x ≠ g o f x Kesimpulan : tidak KOMUTATIF Contoh 2 Fungsi f : R  R dan g : R  R, h : R  R ditentukan dengan rumus : f x = x + 1 , g x = 3x dan h x = x 2 Tentukan : a. fogohx dan fogohx b. Dari hasil di atas apakah fogohx = fogohx? Jawab : a. fogohx = 3x 2 + 1 b. fogohx = 3x 2 + 1 c. f o g oh x = f o g o h x Kesimpulan : ASOSIATIF Contoh 3 Fungsi f : R  R dan I : R  R ditentukan dengan rumus f x = x 2 – 2x + 1 dan I x = x Tentukan : a. f o I x dan I o f x 15’ 200 b. dari hasil di atas apakah foIx = Iofx = fx? Jawab : a. f o I x = x 2 – 2x + 1 I o f x = x 2 – 2x + 1 b. f o I x = I o f x = fx Kesimpulan : IDENTITAS ELABORASI 3. Guru memberikan beberapa latihan soal halaman 72 buku ESIS dan soal open-ended tentang sifat-sifat komposisi fungsi untuk dikerjakan siswa dibuku tulis masing-masing. 4. Siswa dengan teman sebangkunya mendiskusikan latihan soal yang diberikan oleh guru. 5. Guru meminta perwakilan siswa untuk menulis hasil kerjaannya di papan tulis. 6. Guru bersama-sama siswa mengoreksi hasil presentasi perwakilan kelas. KONFIRMASI 7. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Sifat operasi komposisi pada fungsi-fungsi. a. Tidak komutatif f o g x ≠ g o f x b. Asosiatif f o g o h x = f o g o h x c. Identitas Ix= x sehingga f o I x = I o f x = f x 30’ 15’ Kegiatan Penutup 15 menit 1. Siswa diberikan kuis untuk mengecek pemahaman siswa. 2. Siswa diminta untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu komposisi dua fungsi atau lebih. 3. Guru memberi salam. 5’ 10’ Pertemuan Kelima Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu 201 Kegiatan Pendahuluan 15 menit 1. Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan memberi salam dan mengajak siswa berdoa 2. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh siswa yaitu siswa dapat menentukan fungsi jika komposisi fungsi dan fungsi yang lainnya diketahui. 3. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan materi pembelajaran agar dapat menjawab pertanyaan yang menantang. Siswa diminta menjawab berapa banyaknya bahan baku mentah untuk membuat roti jika melalui beberapa proses pembuatan. 4. Guru memberi apersepsi dengan cara tanya jawab tentang sifat-sifat komposisi fungsi. 5’ 5’ 5’ Kegiatan Inti 105 menit EKSPLORASI 1. Guru memberikan penjelasan terhadap siswa tentang menentukan fungsi jika fungsi komposisi dan fungsi yang lain diketahui Misal fungsi f dan fungsi komposisi f o g atau g o f sudah diketahui maka fungsi g dapat ditentukan, demikian juga fungsi g dan fungsi komposisi f o g atau g o f diketahui maka fungsi f dapat ditentukan. 2. Guru memberikan contoh soal tentang menentukan fungsi jika fungsi komposisi dan fungsi yang lain diketahui. Contoh 1 Misal fungsi komposisi fogx = -2x+3 dan fx = 2x+1 Tentukan fungsi g x. Jawab : f o g x = -2x + 3 f g x = -2x + 3 2 g x + 1 = -2x + 3 2 g x = -2x + 2 25’ 202 g x = 2 2 x 2 + − g x = -x+1 Contoh 2 Diketahui fungsi komposisi f o g x = 4 – 2x dan fungsi g x = 2x + 2. Tentukan fungsi f x. Jawab : f o g x = 4 - 2x f g x = 4 – 2x f 2x + 2 = 4 – 2x f 2x + 2 = 4 – 2x + 2 –2 = 4 – 2x + 2 + 2 f 2x + 2 = 6 – 2x + 2 f x = 6 – x ELABORASI 3. Guru memberikan beberapa latihan soal halaman 73 buku ESIS dan soal open-ended tentang menentukan fungsi jika komposisi dan fungsi yang lain sudah diketahui untuk dikerjakan siswa dibuku tulis masing-masing. 4. Siswa dengan teman sebangkunya mendiskusikan latihan soal yang diberikan oleh guru. 5. Guru meminta perwakilan siswa untuk menulis hasil kerjaannya di papan tulis. 6. Guru bersama-sama siswa mengoreksi hasil presentasi perwakilan kelas. KONFIRMASI 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari tentang menentukan fungsi jika komposisi dan fungsi yang lain sudah diketahui. 60’ 20’ 203 Kegiatan Penutup 15 menit 1. Siswa diberikan kuis untuk mengecek pemahaman siswa. 2. Siswa diminta untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu komposisi dua fungsi atau lebih. 3. Guru memberi salam. 5’ 10’

E. Sumber Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas 8 di SMP Negeri 3 Tangerang (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas 8 SMP Negeri 3 Tangerang)

2 9 234

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TAI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN GAYA BERPIKIR SISWA

1 20 148

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Accelerated Instruction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 01 Sepanjang Kecama

0 1 16

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) PADA MATERI LINGKARAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 TIRTOMOYO TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 20

Pengaruh Pembelajaran Akuntansi dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 KARTASURA Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 10

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DALAM SETING TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 37

PENGARUH PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI SMA N 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012 2013 | Perwita | Jurnal Pendidikan I

0 0 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 1 17