20 Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran membaca di tingkat SMP pada dasarnya merupakan
program membaca lanjutan dari pembelajaran membaca di tingkat SD. Pembelajaran membaca tingkat SD mencakup pengenalan simbol huruf serta
pemahaman terhadap makna tersurat suatu bacaan. Setelah siswa duduk di bangku SMP, barulah dimulai kegiatan membaca mencakup proses mental yang lebih
tinggi. Pembelajaran membaca di SMP diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman dengan membaca dalam hati. Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca untuk memperoleh informasi dan
memahami makna yang terkandung dalam bacaan. Oleh karena itu, dibuatlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Pembelajaran membaca pemahaman di tingkat SMP dirumuskan
sebagai berikut.
Tabel 1: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Membaca Pemahaman
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca
intensif, dan membaca nyaring. 11.1 Menemukan masalah utama dari
beberapa berita yang bertopik sama melalui membaca ekstensif.
11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca
intensif.
21
7. Penilaian Pembelajaran Membaca Pemahaman
Pembelajaran membaca di tingkat SMP merupakan pembelajaran membaca tingkat lanjutan. Membaca tingkat lanjutan diarahkan untuk
menemukan makna dalam wacana, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit. Guru harus mampu menunjukkan keterampilan pemahaman yaitu menelaah isi
dengan teliti, menemukan pamahaman terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris, menarik kesimpulan dengan cara menggabungkan
kenyataan dengan hipotesis yang ada, dan membuat evaluasi Sukmawati, 2012: 27-28.
Tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan dapat diukur berdasarkan Taksonomi Barret. Suja’i dalam Sukmawati 2012: 21-23 menjelaskan bahwa
tingkat kemampuan membaca pemahaman dalam Taksonomi Barret memiliki lima prinsip dasar pelaksanaan mambaca pemahaman, yaitu pemahaman literal,
pemahaman reorganisasi, pemahaman inferensial, evaluasi, dan apresiasi. 1
Pemahaman Literal Pada pemahaman literal, guru membantu dan membimbing siswa agar
dapat memahami pokok-pokok pikiran dan informasi yang tersurat dalam wacana. Pembaca, yang dalam hal ini adalah siswa, hanya menangkap makna secara
eksplisit yang terdapat dalam teks bacaan. 2
Pemahaman Reorganisasi Mereorganisasi merupakan pemahaman yang menghendaki siswa untuk
menganalisis, menyintesis, dan menyusun informasi yang dinyatakan secara
22 tersurat dalam teks bacaan. Pada tahap ini siswa membuat parafrase atau
meringkas isi teks bacaan. 3
Pemahaman Inferensial Pemahaman inferensial mengharuskan pembaca untuk melakukan
penafsiran terhadap bacaan secara tersirat. Siswa memperoleh pemahaman makna eksplisit dengan proses berpikir, baik divergen dan konvergen yang menggunakan
intuisi dan imajinasi siswa. 4
Evaluasi Evaluasi merupakan tahap untuk membantu siswa agar mampu membuat
opini tentang isi teks bacaan terkait kualitas, ketelitian, dan kebermanfaatan ide dalam teks bacaan. Penilaian diberlakukan pada benar tidaknya bahasa yang
digunakan, kesimpulan penulis, dan informasi yang disampaikan sesuai dengan fakta. Selain itu, perlu diberlakukan juga pada lengkap tidaknya informasi yang
diberikan oleh penulis. 5
Apresiasi Apresiasi merupakan tahap untuk membantu siswa melakukan apresiasi
terhadap maksud penulis dengan melibatkan dimensi afektif. Apresiasi menghendaki pembaca untuk peka pada suatu karya secara emosional dan estetis,
serta memberikan reaksi terhadap nilai-nilai artistik yang ada dalam wacana. Penelitian ini menggunakan Taksonomi Barret dalam penilaian
kemampuan membaca pemahaman. Tingkatan pemahaman yang dijabarkan dalam taksonomi ini dinilai mampu merepresentasikan kemampuan membaca
pemahaman siswa terutama untuk teks nonsastra yang akan digunakan dalam