Penilaian Hasil Belajar Tes Tertulis

19 Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas jika dalam pelaksanaan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Jika dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekanakan pada ketetapan pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas pada hasil tes. Terdapat dua faktor yang mempengauhi subjektivitas dari suatu tes, yaitu: bentuk tes dan penilaian. Bentuk tes uraian akan memberikan banyak kemungkinan kepada penilai untuk memberikan penilaian menurut carannya sendiri. Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. Ciri tes praktis, yaitu: 1 mudah dilaksanakan, 2 mudah pemeriksaannya, dan 3 dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diawali oleh orang lain. Ekonomis yang dimaksudkan adalah pelaksanaan tes tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

b. Penilaian Hasil Belajar

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang bertujuan untuk mengatur penilaian yang dilakukan oleh guru dalam kurikulum 2006 dan 2013. Fungsi dari penilaian hasil belajar, yaitu: untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar dan mendeteksi kebutuhan siswa. Prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa sebagai berikut: 1 sahih, 2 objektif, 3 adil, 4 terpadu, 5 terbuka, 6 menyeluruh, 7 20 sistematis, 8 beracuan kriteria, 9 akuntabel yang akan dijelaskan sebagai berikut: Penilaian haruslah sahih, yang diartikan penilaian didasarkan dengan data yang mencerminkan pengukuran kemampuan siswa. Penilaian akan menunjukkan nilai yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur kemampuan siswa. Penilaian yang baik adalah penilaian yang objektif. Penilaian harus didasarkan pada prosedur dan keriteria yang jelas. Penilaian tidak boleh terpengaruh oleh subjektifitas penilai. Penilai harus adil dalam melakukan penilaian. Adil yang berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa karena kebutuhan khusus serta perbedaan suku, agama adat istiadat, budaya, status ekomoni dan gender. Adil dalam penialian akan memberikan kepercayaan terhadap siswa saat melakukan ujian selanjutnya. Selanjutnya penilaian haruslah terpadu yang berarti penilaian harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Terdapat singkronisasi antar komponen yang terdapat pada penilaian. Penilaian dan proses pembelajaran saling berhubungan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian haruslah terbuka dan transparan terhadap pihak-pihak terkait. Transparansi kriteria, prosedur penilaian dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Transparansi akan membuat siswa mengetahui kemampuan mereka ketika mengukuti suatu tes. Penilai dalam menyusun rancangan penilaian harus menyeluruh dan berkesinambungan. Penilaian harus mencakup seluruh aspek kompetensi yang menggunakan teknik penilaian yang sesuai untuk mengetahui kemampuan perkembangan siswa. 21 Akhirnya perencanaan yang matang dalam penyusunan penilaian dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Penilaian harus dilakukan sesuai perencanan dan bertahap sesuai dengan langkah-langkah yang telah baku. Penilaian yang sistematis akamn memudahkan guru dalam melakukan penilaian, karena semua komponen tes sudah tertata dengan baik. Penilai harus mendasarkan pada kriteria penilaian yang jelas. Penilaian dilakukan didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Penilaian tidak dapat lepas dari kriteria, hal ini digunakan untuk mendapatkan instrumen penilaian yang sesuai dengan standar yang ada. Unsur terpenting dalam penilaian adalah penilaian harus akuntabel yang berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan. Penilaian dapat dipertanggungajawabkan dari segala aspek seperti segi teknik, prosedur ataupun hasil penilaian. Hasil yang dipercaya akan memberikan kepercayaan kepada siswa tentang hasil penilaian dapat mengukur kemampuan siswa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 81A tahun 2013 penilaian diatur dalam kategori skala 1-4 kelipatan 0.33 kemudian dikonversikan dalam huruf A-D. Nilai dinyatakan tuntas apabila memperoleh nilai sebesar lebih dari sama dengan 2,66 dari hasil tes formatif. Berikut merupakan Tabel 1 konversi nilai kompetensi. 22 Tabel 1. Konversi Kompetensi Pengetahuan Predikat Nilai Kompetensi Pengetahuan Keterampilan Sikap A 4.00 4.00 Sangat Baik A- 3.66 3.66 B+ 3.33 3.33 Baik B 3.00 3.00 B- 2.66 2.66 C+ 2.33 2.33 Cukup C 2.00 2.00 C- 1.66 1.66 D+ 1.33 1.33 Kurang D 1.00 1.00 Sumber: Permendikbud 81A lampiran IV halaman 27

3. Media Pembelajaran a. Fungsi media pembelajaran