saat untuk mengukur perkembangan penalaran siswa, ranah afektif tidak diketahui setiap saat karena pengukuran ini berdasarkan perilaku siswa,
dan ranah psikomotorik yang dilakukan terhadap hasil belajar. Sehingga dari ketiga ranah tersebut Prestasi Belajar Akuntansi dapat diketahui
dengan baik. Selain itu, Prestasi Belajar Akuntansi dapat dinilai dengan menggunakan Penilaian Acuan Kriteria.
d. Mengukur Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi Belajar Akuntansi perlu diketahui baik oleh guru maupun oleh siswa untuk melihat kemajuan yang telah dicapai. Untuk
mengetahui seberapa besar tingkatan pencapaian Prestasi Belajar siswa, maka diadakan suatu pengukuran terhadap hasil belajar atau Prestasi
Belajar Akuntansi pada siswa. Dalam proses pembelajaran guru membuat tes yang berfungsi untuk menilai kemajuan siswa dalam hal pencapaian
hal yang dipelajari yang disebut tes buatan guru teacher made test. Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 177 terdapat dua bentuk tes
yaitu sebagai berikut. 1
Tes Subjektif Tes Subjektif yang pada umumnya berbentuk esai uraian. Tes bentuk
esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang
bersifat pembahasan
atau uraian
kata-kata. Ciri-ciri
pertanyaannya didahului dengan kata-kata sebagai berikut: uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan
sebagainya. Soal-soal bentuk esai ini menuntut kemampuan siswa
untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa tes esai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya
kreativitas yang tinggi. 2
Tes Objektif Tes adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan- kelemahan dari tes bentuk esai. Dalam penggunaan tes objektif ini
jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes esai. Kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat
diberikan 30-40 buah soal. Macam-macam tes objektif antara lain tes benar salah true-false, tes pilihan ganda multiple choice test,
menjodohkan matching test, dan test isian completion test. Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 192, selain kedua bentuk tes
di atas, untuk mengukur Prestasi Belajar Akuntansi dapat dilakukan beberapa pengukuran sebagai berikut.
1 Pengukuran Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat
dalam arti pengukuran formal karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Perubahan sikap seseorang
memerlukan waktu yang relatif lama. Demikian juga pengembangan minat dan penghargaan serta nilai-nilai.
2 Pengukuran Ranah Psikomotor
Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya
pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Instrumen yang digunakan mengukur
keterampilan biasanya berupa matriks. Ke bawah menyatakan perperincian aspek bagian keterampilan yang akan diukur, ke kanan
menunjukkan besarnya skor yang dapat dicapai. Kegiatan pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi dilaksanakan
oleh guru khususnya mata pelajaran Akuntansi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran Akuntansi yang telah
dilakukan dengan melihat dari prestasi belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur Prestasi Belajar Akuntansi dapat
dilakukan dengan tes tertulis serta dengan pengukuran ranah afektif meskipun tidak dapat dilakukan setiap saat dan pengukuran ranah
psikomotorik.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi