masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau
disertai perubahan fisiologis dan psikologis. Berdasarkan beberapa pendapat yang disampaikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan ketakutan atau kehawatiran yang bersifat subyektif dari seseorang akibat situasi yang
dirasakan mengancam, karena ketidakpastian dimasa mendatang serta akan terjadi sesuatu yang buruk yang dapat menimpa dirinya. Kecemasan sendiri
merupakan hal yang normal, akibat dari perubahan, perkembangan, pengalaman baru serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan dianggap abnormal jika kecemasan itu terjadi dalam situasi yang dapat diatasi dengan sedikit kesulitan oleh kebanyakan orang.
2. Konsepsi Kecemasan
Bentuk kecemasan sebagai suatu respon dapat dibagi menjadi 2 bentuk yaitu kecemasan sebagai state anxiety dan trait anxiety Spielberger, 1983;
Zulkarnain Novliady, 2009. State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi dan waktu tertentu, yang dirasakan sebagai suatu
ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjektif. State anxiety ini berubah-ubah intensitasnya dan berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Menurut Haris dan Haris 1984 kecemasan sesaat dalam situasi dan waktu tertentu terbagi lagi ke dalam dua dimensi yaitu somatic anxiety dan
cognitive anxiety.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, Jarvis 2006 ; Videman 2007 mengungkapkan, ketika seseorang merasa cemas, maka akan mengalami perubahan fisiologis
berhubungan dengan stimulasi yang tinggi, termasuk peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, sakit perut, bernafas dengan cepat dan muka
memerah. Perubahan fisiologis tersebut berhubungan dengan somatic anxiety. Ketika seseorang mengalami somatic anxiety, maka ia juga dapat mengalami
cognitive anxiety. Cognitive anxiety berhubungan dengan pikiran-pikiran yang menemanisomaticanxiety. Pemikiran tersebut meliputi kekuatiran, meragukan
diri sendiri dan gambaran akan kekalahan dan dipermalukan Videman, 2007. Sedangkan trait anxiety adalah ciri atau karakteristik seseorang yang
cukup stabil yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman. Semakin kuat trait anxiety, semakin mungkin
seseorang akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi pada state anxiety dalam situasi yang mengancam Videman, 2007. Dalam hal ini, seseorang
yang cemas karena faktor state anxiety dapat dikatakan berhubungan dengan kepribadiannya yang cemas. Begitu juga dengan seseorang yang cemas karena
faktor trait anxiety akan memiliki kecemasan yang berhubungan dengan kepribadiannya. Setiadarma 2000 mengatakan bahwa kecemasan bawaan
adalah faktor kepribadian yang mempengaruhi seseorang untuk mempersepsi sesuatu keadaan sebagai situasi yang mengandung ancaman atau situasi yang
mengancam. Kecemasan pada taraf tertentu dapat mendorong meningkatnya
performa, yang disebut sebagai facilitating anxiety, yaitu seseorang yang
Universitas Sumatera Utara
cemas mendapat hasil ujian yang buruk membuat ia belajar dan mempersiapkan diri menghadapi ujian. Dalam hal ini kecemasan yang dimiliki
memberikan efek positif yaitu menjadi pendorong untuk belajar dengan rajin. Sedangkan bila kecemasan sangat besar, justru akan mengganggu, dalam hal
ini disebut debilitating anxiety Fauziah Widury, 2006. Pada debilitating anxiety ini terjadi dalam bentuk tidak dapat tidur, gelisah, sering pergi ke toilet
pada saat menjelang dilaksanakan ujian atau ketika sedang mengerjakan ujian.
3. Dimensi Kecemasan