Pembahasan ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 4.26. dapat diketahui bahwa hasil analisiskorelasi antara aspek penghargaan organisasidan kondisi pekerjaan berhubungannegatifdengan kecemasan menghadapi assessment centre.Hasil uji korelasi pada aspek penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan terhadap kecemasan menghadapi assessment centre adalah r = -.327, p0.01, yang berarti penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan berhubungan negatif secara signifikan dengan kecemasan menghadapi assessment centre. Hasil analisis korelasi antaraaspekdukungan atasan berhubungannegatifdengankecemasan menghadapi assessment centre.Hasil analisis uji korelasi dukungan organisasi pada aspek dukungan atasan terhadap kecemasan menghadapi assessment centre adalah r = -.415, p0.01 yang berarti dukungan atasan berhubungan negatif signifikan dengan kecemasan menghadapi assessment centre. Hasil analisis korelasi antara aspek keadilan prosedural berhubungannegatifdengankecemasanmenghadapi assessment centre.Hasil analisis uji korelasi aspek keadilan prosedural terhadap kecemasan menghadapi assessment centre adalah r = -.280, p0.01 yang berarti keadilan prosedural berhubungan negatif signifikan dengan kecemasan menghadapi assessment centre.

J. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat dua trait kepribadian big five yang berhubungan negatif secara signifikan dengan Universitas Sumatera Utara kecemasan menghadapi assessment centre, yaitu trait extraversion, dan openness to experience, selanjutnya terdapat dua trait kepribadianyang berhubungan secara positif signifikan dengan kecemasan menghadapi assessment centre yaitu trait neuroticism dan conscientiousness serta satu trait kepribadian yang tidak berhubungan dengan kecemasan menghadapi assessment centre yaitu agreeableness. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pervin, Cervone dan Jhon 2005 bahwa kepribadian menentukan bagaimana seseorang bertingkah laku. Pada penelitian ini, hubungan antara individu yang memiliki traitextraversion berhubungan negatif dengan kecemasan menghadapi assessment centre, dengan nilai korelasi r = -.291, dan p0.01. Seperti diketahui bahwa trait extraversion yang tinggi cenderung mampu bersosialisasi, aktif, suka berbicara, berorientasi pada hubungan dengan manusia, optimis, menyukai kegembiraan, dan setia Costa McCrae, 1998 ; Pervin, Cervone John, 2005. Individu dengan ciri ini akan lebih mudah untuk saling bekerjasama, saling mendukung dengan memberikan perhatian, kepedulian dan rasa dicintai dari lingkungannya. Dalam penelitian ini bahwa adanya hubungan negatif pada individu trait extraversion dengan kecemasan didukung oleh pendapat Thoits 1986 bahwa interaksi antara individu dengan orang lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar individu yang meliputi kebutuhan untuk dicintai, dihargai, serta adanya kebutuhan akan rasa aman sehingga memperoleh kebahagiaan. Perasaan sosial dasar yang dibutuhkan individu secara terus menerus yang dipuaskan melalui interaksi dengan orang lain. Sejalan dengan Thoits 1986, Cohen, Universitas Sumatera Utara Underwood, dan Gottlieb 1996, juga mengungkapkan bahwa dukungan sosial dari lingkungan sangat membantu untuk mengatasi situasi stres atau kecemasan. Dapat dipahami apabila individu dengan trait extraversion tidak mudah merasa cemas dalam menghadapi assessment centre. Hasil dari penelitian ini juga mendapatkan bahwa traitopenness to experienceberhubungannegatifdengankecemasan menghadapi assessment centredengan nilai korelasi r = -.210, p0.01.Trait Opennessto experience dicirikan sebagai kemampuan individu melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru, mudah bertoleransi, memiliki kapasitas untuk menyerap informasi, fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, dan pemikir Costa McCrae 1998; Pervin, Cervone John, 2005. Selanjutnya traitOpenness menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri Pervin, Cervone John, 2005. Hal tersebut membuatnya menghargai keberhasilan yang diraihnya, serta mampu menerima kegagalan yang terjadi sebagai pengalaman. Dari hasil penelitian yang dilakukan, individu dengan trait openness, tidak menganggap assessment centre sebagai hal yang mencemaskan. Unsur ketidakpastian sebagai pencetus kecemasan, dijadikannya sebagai tantangan oleh trait openness. Sejalan dengan pendapat Kalnbach dan Griffin 2002 bahwa individu yang memiliki skor tinggi dalam openness to experience akan mudah meninggalkan organisasi dan tanpa mencari alternatif pekerjaan lain terlebih dahulu. Artinya ia mudah mengambil keputusan walaupun kurang didukung dengan informasi yang cukup, dan tidak merasa cemas dalam ketidakpastian situasi yang akan dihadapi. Universitas Sumatera Utara Traitneuroticismberhubunganpositifdengankecemasan menghadapi assessment centredengan nilai korelasi r = .131, p0.05. Kepribadian neuroticism memiliki ciri-ciri sebagai pribadi yang memiliki emosi yang negatif seperti rasa khawatir, cemas, gugup dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil Pervin, Cervone John, 2005. Adanya kecemasan yang berlebihan, sikap emosional dan merasa tidak amanakan berpengaruh dalam menghadapi assessment centre sebagai salah satu metode seleksi dan evaluasi kinerja karyawan. Costa McCrae 1998; Hutapea 2012 menjelaskan bahwa individu yang memiliki skor tinggi dalam traitneuroticismmerasa inferior, takut dicemooh orang lain, dan merasa kurang nyaman di antara orang lain. Seseorang yang memiliki traitneuroticism menghindari situasi ketidakpastian dalam dirinya . Ketidakmampuan mereka mengendalikankekhawatiran dan kecemasan membuatnya tidak mudah menerima situasi yang dirasa menekan seperti situasi penilaian ataupun evaluasi pada assessment centre. Beberapa penelitian yang mendukung bahwa trait neuroticism berkaitan dengan ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi. Seperti yang dikemukakan oleh Judge, Heller dan Mount 2002 Neuroticism menyebabkan individu kurangmampu menyesuaikan diri secara positif dan kurangstabil dalam emosionalitassertakurang mampu belajar hidup dalam stress. Sifat kepribadian neuroticism umumnyarentan mengalami emosi negatifTeng 2008; Hutapea 2012.Karyawan yangmemiliki dimensi kepribadian semacam ini selalu kurangpercaya diri sehingga cenderung kurang mampu menyelesaikan situasi yang dirasa menekan. Ciri trait neuroticism yang mudah Universitas Sumatera Utara cemas, khawatir dan kurang dapat mengendalikan emosi, dapat dipahami apabila berhubungan positif terhadap kecemasan menghadapi assessment centre. Penelitian ini menghasilkan bahwa traitconscientiousnessberhubunganpositifdengankecemasan menghadapi assessment centredengan nilai r = .220, p0.01. Dari penelitian,trait conscientiousness berpengaruh positif terhadap kinerja individu Barick Mount, 2008; Spielberger, 2002. Sikap ambisius, pekerja keras, cermat dalam bekerja dan berorientasi pada keberhasilan kerja Pervin, Cervone John 2005. Disisi lain, Einat 2000; Adeleyna 2008 berpendapat bahwa inidividu yang memiliki kecemasan yang tinggi dalam menghadapi evaluasi, disebabkan karena individu tersebut memiliki standar diri untuk memperoleh hasil evaluasi yang optimal dan merasa takut tidak memenuhi standar tersebut. Adanya ketidakpastian keberhasilan dalam proses seleksi dan evaluasi pada assessment centre menimbulkan kecemasan bagi mereka yang memiliki standar keberhasilan tinggi. Selain itu dimensi conscientiousness dideskripsikan sebagai individu berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, memiliki kontrol diri terhadap lingkungan sosial, dan teliti Costa McCrae, 1997; Pervin John, 2005. Memiliki kontrol diri terhadap lingkungannya, membuat mereka berhati-hati dalam bertindak serta membutuhkan informasi akurat sebelum menentukan sikapnya. Assessment centre salah satu metode evaluasi dan seleksi terhadap karyawan, dapat dirasakan sebagai ketidakpastian keberhasilan bagi invidu yang mengikutinya. Dalam situasi tersebut conscientiousness memiliki kebutuhan mendapatkan informasi-informasi akurat guna meyakinkan Universitas Sumatera Utara tindakannya dalam situasi ketidakpastian keberhasilan dalam assessment centre. Dapat dipahami apabila trait conscientiousness berhubungan positif dengan kecemasan menghadapi assessment centre. Pada penelitian ini, traitagreeableness tidak berhubungan dengan kecemasan menghadapi assessment centre dengan nilai korelasi r = .081, p0.05. Kepribadian agreeableness menggambarkan kualitas orientasi interpersonal seseorang, dari mulai perasaan belas kasih sampai pada sikap permusuhan dalam hal pikiran, perasaan dan tindakan. Individu dengan nilai agreeableness tinggi, dicirikan seorang yang lembut hati, ramah, dapat dipercaya, mudah dibujuk, mudah memaafkan Pervin, Cervone John 2005. Dengan kepribadian yang mudah bersepakat dengan lingkungan, mereka terbuka dengan kebijakan yang ditetapkan perusahaan, termasuk melakukan assessment centre untuk evaluasi dan seleksi kinerja terhadap karyawan guna pengembangan karir. Seperti yang disampaikan oleh McShane dan Glinow2000 bahwa Individu yang memiliki ciri ini, dapat mengatasi konflik situasi lebih efektif yang mungkin terjadi pada pekerjaannya. Dengan kondisi kerja yang relatif tanpa konflik membuat mereka lebih nyaman bekerja. Didukung pula dengan pendapat dari Erdheim, Wang dan Zickar 2006; Hutapea 2012bahwa agreeableness berkaitandengan keramahtamahan secara emosional emotionalhospitality dan emosi yang dimiliki trait agreeableness ini akan memperkokohidentitas karyawan di lingkup kerjanyasehingga berupaya membalas kebaikanorganisasi yang telah menyediakan lingkungan kerjayang mendukung kinerja.Dengan rasa aman dan nyaman yang dimiliki pada situasi kerja, mereka dapat menerima kebijakan Universitas Sumatera Utara ataupun aturan yang ditetapkan perusahaan terhadap karyawannya. Assessment centre bukan merupakan hal yang berarti bagi individu dengan traitagreeablenessdi lingkup kerja. Karenanya dapat dipahami apabila agreeableness tidak ada hubungannya dengan kecemasan dalam menghadapi assessment centre. Selain itu hasil dari penelitian ini juga memperlihatkan adanya hubungan yang negatif antara persepsi dukungan organisasiterhadap kecemasan menghadapi assessment centre. Persepsi dukungan organisasi berhubungan negatif dengan kecemasan menghadapi assessment centredengan nilai r = -.367, p0.01.Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Shore Tetrick 1991 yang mana karyawan memiliki kepercayaan secara umum kepada organisasi bahwa mereka akan terus didukung oleh organisasinya dan harapan bahwa kebutuhannya dapat dipenuhi oleh organisasi. Karyawan memiliki kepercayaan terhadap organisasi tempat kerjanya bahwa organisasi memiliki kesediaan membantu permasalahan yang dihadapi termasuk ketika merasakan kecemasan menghadapi assessment centre. Dukungan organisasi yang dirasakan karyawan akan mendorong respon positif karyawan, karena mampu memberdayakan secara psikologis yaitu keyakinan dan kepercayaan diri sehingga karyawan dapat mengerjakan tugas-tuagsnya dengan baik Ali, Rehman, Ul Haq, Ghafoor Azeem, 2010. Selanjutnya pada aspek persepsi dukungan organisasi yaitu penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan berhubungan negatif dengan kecemasan karyawan dalam menghadapi assessment centre dengan nilai r = -.327,p0,000. Universitas Sumatera Utara Aspek ini mengacu pada keyakinan luas yang dimiliki karyawan mengenai sejauh mana organisasi menghargai kontribusi dan peduli terhadap kesejahteraan terhadap karyawannya baik kesejahteraan bersifat fisik maupun psikis. Assesment centredapat dianggap sebagai kondisi yang menekan bagi karyawan dalam mencapai kesempatan pengembangan karir dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang bagi karyawan. Ketidakpastian keberhasilan dan ketidakberdayaan dalam assessment centre menimbulkan kecemasan bagi karyawan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dukungan penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan menjadi hal yang cukup penting untuk menumbuhkan tingkat kepercayaan karyawan terhadap organisasinya, termasuk kepercayaan karyawan bahwa mereka mendapat dukungan dari organisasi kerjanya dalam menghadapi assessment centre. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang menghasilkan bahwa persepsi dukungan organisasi berhubungan dengan kepuasan kerja, suasana hatipositif Allen, Shore Griffeth, 2003; Eisenberger, Armeli, Lynch, Rhoades, 2001. Dengan dukungan yang diberikan organisasi, maka karyawan memiliki rasa percaya diri dan suasana hati yang positif ketika menghadapi assessment centre. Selanjutnya pada aspek dukungan atasan berhubungan negatif dengan kecemasan assessment centredengan nilai r = -.415, p0,001. Persepsi dukungan atasanmerupakankepercayaan yang dimiliki karyawan tentang sejauh mana atasan menghargai kontribusi mereka dan peduli tentang kesejahteraannya. Atasan sebagai perwakilan dari organisasi dipersepsikanoleh para bawahan dapat memberikan dukungan paling berarti dalam menghadapi permasalahan di Universitas Sumatera Utara lingkungan kerja. Atasan dapat meningkatkan efisiensi dalam cara-cara praktis melalui penetapan tujuan, memberikan bantuan, pembinaan, evaluasi dan manfaat Luthans, Hodgetts, Rosenkranz, 1988.Termasuk ketika karyawan merasa cemas dalam menghadapi assessment centre sebagai metode dalam pengembangan karir. Sebagai alasan logis dari keterkaitan dukungan atasan dengan kecemasan menghadapi assessment centre, adalahkaryawan mendapatkan informasi, pembinaan, penetapan tujuan dari atasan mengenai assessment centre yang dianggap sebagai penghalang dalam pengembangan karirnya. Dapat dismpulkan bahwa persepsi dukungan organisasi pada dimensi dukungan dari atasan merupakan hal yang sangat penting dalam menurunkan kecemasan karyawan di lingkungan kerja. Pada aspek keadilan prosedural berhubungan negatif terhadap kecemasan menghadapi assessment centredengan nilai r = -.280, p0,000. Menurut Rhoades dan Eisenberger 2002 keadilan prosedural merupakan penilaian karyawan bahwa organisasi menerapkan aturan-aturan formal dan kebijakan bagi karyawan, serta penilaian karyawan bahwa organisasi memperlakukan karyawan dengan hormat dan bermartabat. Keadilan prosedural berkembang melaluipengaruh selama proses pengambilan keputusan atau pengaruh diluar hasilatau dengan mengikuti kriteria proses yang adilyaitu meliputi: konsistensi, tidak memihak, informasi yangakurat, keterwakilan, dapat diperbaiki, dan etika Leventhal Cleary 1980; Colquitt, 2001. Jika kriteriatersebut ditegakkan, maka prosedur akan berjalan dengan adil.Persepsi para karyawan terhadap adanya keadilan proseduralmempengaruhi persepsi mereka bahwa organisasi menghargai mereka. Universitas Sumatera Utara Karyawan akan memandangpertukaran dalam organisasi sebagai ketidakadilan jika organisasi tidakmemberikan dukungan Williams, Pitre, Zainuba, 2002. Pelaksanaan assessment centre merupakan salah satu proses penilaian, evaluasi untuk meminimalkan kemungkinan timbulnya bias sehingga peserta mendapatkan kesempatan yang sama dalam menampilkan kemampuannya. Oleh karena itu, dapat dipahami apabila dukungan prosedural memiliki hubungan negatif dengan kecemasan menghadapi assessment centre. Sebagai hasil tambahan dari penelitian ini yaitu, berdasarkan kategorisasi kecemasan menghadapi assessment centreterdapat 132 orang atau berkisar 54.8 subyek penelitian memiliki kecemasan yang tergolong rendah, kemudian terdapat 109 orang atau berkisar 45.2 yang memiliki kecemasan tergolong sedang dan tidak ada subyek penelitian memiliki kecemasan menghadapi assessment centre yang tergolong tinggi. Hasil kategorisasi kecemasan menghadapi assessment centre tersebut sejalan dengan kepribadian big five yang dimiliki oleh subyek dalam penelitian ini. Berdasarkan kategorisasi kepribadian big five, terdapat 71 orang atau berkisar 29.46 memiliki trait kepribadian agreeableness. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa trait agreeableness tidak ada hubungan dengan kecemasan menghadapi assessment centre. Selain itu, terdapat 75 orang yang memiliki trait kepribadian openness to experience atau berkisar 31.12. Trait openness to experience memiliki hubungan terbalik dengan kecemasan. Artinya semakin tinggi nilai korelasi trait openness to experience, maka semakin rendah kecemasannya dalam menghadapi assessment centre. Berikutnya terdapat 53 orang yang memiliki trait extraversion atau berkisar 21.99. Trait extraversion Universitas Sumatera Utara memiliki hubungan terbalik dengan kecemasan. Artinya semakin tinggi nilai korelasi trait extraversion, maka semakin rendah kecemasannya dalam menghadapi assessment centre. Disisi lain, terdapat 70 orang yang memiliki traitconscientiousness atau berkisar 29.04. Trait conscientiousness memiliki hubungan positif dengan kecemasan. Artinya semakin tinggi nilai korelasi trait conscientiousness, maka semakin tinggipula kecemasannya dalam menghadapi assessment centre. Demikian pula dengan trait neuroticism yang dimiliki 52 orang subyek penelitian atau berkisar 21.57. Trait neuroticism memiliki hubungan positif dengan kecemasan. Artinya semakin tinggi nilai korelasi trait neuroticism, maka semakin tinggipula kecemasannya dalam menghadapi assessment centre. Berdasarkan data kategorisasi kecemasan menghadapi assessment centre dan data kategorisasi kepribadian big five, dapat dipahami apabila rata-rata empirik kecemasan menghadapi assessment centre tergolong lebih kecil dari rata-rata hipotetiknya. Ini berarti subyek penelitian memiliki kecemasan yang tergolong rendah dalam menghadapi assessment centre. Hasil tambahan berikutnya dari penelitian ini adalah dari ketiga aspek persepsi dukungan organisasi yaitu dimensi penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan, aspek dukungan atasan dan aspek prosedural, berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa dukungan atasan mempunyai nilai korelasi yang lebih tinggi dibandingkan kedua aspek lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan dukungan atasan merupakan hal yang berarti ketika karyawan menghadapi kecemasan menghadapi assessment centre. Dalam menghadapi situasi yang menekan di Universitas Sumatera Utara lingkungan kerja, dukungan dari atasan dapat menumbuhkan rasa aman dan percayaan diri bawahannya sehingga bawahan memiliki emosi positif, bersemangat dan menghadapi situasi secara efisien. Peran atasan masih tampak dominan bagi karyawan menyebabkan dukungan yang diberikan oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya merupakan hal yang sangat berharga terutama dalam menghadapi situasi yang menekan seperti halnya dalam menghadapi assessment centre yang dapat menimbulkan kecemasan bagi karyawan. Universitas Sumatera Utara 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jawaban dari masalah penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian. Kemudian pada bab ini juga akan diberikan saran-saran yang dapat digunakan dalam penelitian berikutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hubungan kepribadian big five dengan kecemasan menghadapi assessment centre adalah: a. Ada hubungan negatif antara trait extraversion dengan kecemasan menghadapi assessment centre. Traitextraversion memiliki hubungan terbalik dengan kecemasan menghadapi assessment centre. Artinya semakin tinggi nilai korelasi trait extraversion, maka semakin rendah kecemasannya dalam menghadapi assessment centre. b. Tidak ada hubungan antara trait agreeableness dengan kecemasan menghadapiassessment centre.Artinya trait agreeableness dan kecemasan menghadapi assessment centre bersifat independent. Masing-masing variabel berdiri sendiri dan tidak tergantung satu dengan lainnya. Universitas Sumatera Utara