e. Conscientiousness C
Dimensi conscientiousness menilai kemampuan individu di dalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam
mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Sebagai lawannya menilai apakah individu tersebut tergantung, malas dan tidak rapi
Costa McCrae, 1992; Pervin, Cervone John, 2001. Conscientiousness memiliki rasa ketergantungan, kontrol diri
dan mau mendengarkan saran dari orang lain, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan disiplin diri seseorang. Seseorang yang
conscientiousness memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai
seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius.
Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap
lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan
memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan. Tingkat
conscientiousness yang rendah menunjukan sikap ceroboh, tidak terarah serta mudah teralih perhatiannya.
C. Dukungan Organisasi
1. Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi
Universitas Sumatera Utara
Persepsi dukungan organisasi didefinisikan sebagai persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi memberi dukungan pada
karyawan dan sejauh mana kesiapan organisasi dalam memberikan bantuan pada saat dibutuhkan Rhoades Eisenberger, 2002.
Selanjutnya, persepsi dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi menilai kontribusi mereka dan
peduli terhadap kesejahteraan mereka. Dengan demikian, karyawan memiliki harapan akan adanya dukungan organisasi terhadap kebutuhan
mereka Eisenberger, et. al., 1986; Rhoades Eisenberger, 2002; Shannock 2006.
Rhoades dan Eisenberger 2002 juga menyatakan bahwa persepsi terhadap dukungan organisasi juga dianggap sebagai sebuah keyakinan
global yang dibentuk oleh tiap karyawan mengenai penilaian mereka terhadap kebijakan dan prosedur organisasi. Keyakinan ini dibentuk
berdasarkan pada pengalaman mereka terhadap kebijakan dan prosedur organisasi, penerimaan sumber daya, interaksi dengan agen organisasinya
misalnya supervisor, dan persepsi mereka mengenai kepedulian organisasi terhadap kesejahteraan mereka. Tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh agen organisasi dipandang sebagai tindakan dari organisasi Levinson; Justin, 2003. Perilaku manajemen dan kebijakan-kebijakan
organisasi merupakan dasar bagi pegawai untuk menginterpretasikan mengenai dukungan organisasi. Persepsi dukungan organisasi akan
Universitas Sumatera Utara
meningkat jika organisasi terlihat menerapkan reward yang baik, peluang peningkatan karir, dan kebijakan-kebijakan positif di tempat kerja.
Selanjutnya Eisenberger Rhoades 2002 menambahkan bahwa bagi karyawan, organisasi merupakan sumber penting bagi kebutuhan
sosioemosional mereka seperti respect penghargaan,
caring kepedulian, dan tangible benefit seperti gaji dan tunjangan kesehatan.
Perasaan dihargai oleh organisasi membantu mempertemukan kebutuhan karyawan terhadap approval persetujuan, esteem penghargaan dan
affiliation keanggotaan. Berdasarkan beberapa uraian, disimpulkan bahwa persepsi
dukungan organisasi adalah persepsi karyawan mengenai sejauhmana kesiapan organisasi dalam memberikan dukungan terhadap karyawan
melalui kebijakan dan prosedur yang diterapkan, penerimaan sumber daya, interaksi dengan agen organisasi, guna memenuhi kebutuhan
sosioemosinal karyawan seperti respect, caring, tangible benefit, tunjangan kesehatan.
3. Aspek - Aspek Persepsi Dukungan Organisasi