1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sangatlah dibutuhkan seseorang dalam rangka aktualisasi diri. Pembelajaran  yang  bermakna    diharapkan  dapat  mengembangkan  berbagai  aspek,
antara  lain;  kognitif,  afektif,  psikomotorik,  spiritual  dan  sosial.  Agar  tujuan pembelajaran  dapat  terlaksana  dengan  baik,  maka  diperlukan  adanya  sinergisitas
antara  komponen-komponen  yang  terkait,  antara  lain;  kurikulum,  metode  mengajar, sistem  belajar,  iklim  belajar  yang  sejuk  dan  menyenangkan,  kondusif,  serta  alat
peraga dan media pembelajaran yang representative dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan  ilmu  pengetahuan dan teknologi, dewasa ini
diperoleh  temuan-temuan  baru  di  berbagai  bidang.  Dalam  proses  belajar mengajarpun,  sistem  pendidikan  nasional  juga  mengalami  perubahan  kurikulum
pendidikan  yang  bertujuan  mewujudkan  masyarakat  Indonesia  yang  mampu menyesuaikan  diri  terhadap  perubahan  global  dan  mampu  menjawab  tantangan
zaman  serta  kebutuhan  masyarakat.  Sejak  Kurikulum  2004 Sekolah  Menengah Atas SMA  atau  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi  KBK,  hingga pada  tahun  pelajaran
20062007  mulai  diterapkan  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  KTSP, pengajaran  Fisika  di  sekolah  masih  dianggap  belum  memenuhi  harapan.
Ketidakpuasan terhadap  hasil pengajaran Fisika itu  masih dirasakan dan masih terus dibicarakan..
2
Adalah suatu kenyataan bahwa  mata pelajaran Fisika merupakan suatu mata pelajaran yang sulit dipelajari dan dipahami bagi siswa. Hal ini antara lain disebabkan
oleh karena mata pelajaran Fisika tersebut sarat dengan konsep-konsep abstrak  yang tidak  setiap  siswa  mudah  menangkap  dan  memahaminya. Realita  ini  terlihat  pada
hasil  belajar  siswa  kelas  X  semester  1  SMA  Negeri  7  Surakarta  tahun  pelajaran 20052006
Tabel.1: Daftar Nilai Murni Fisika Klas X Semester.1 20052006.
No Kelas
Jumlah Siswa Nilai Tertinggi
Nilai Terendah Nilai rerata
1 A
42 82
40 59
2 B
42 88
44 63
3 C
41 84
40 61
4 D
42 72
61 62
5 E
42 75
61 61
6 F
42 85
30 57
7 G
40 78
36 51
8 H
40 78
40 56
331 59
Keterangan: SKBM  Standard  Ketuntasan  Belajar  Minimal  atau  KKM  Kriteria  Ketuntasan
Minimal untuk Fisika Klas X Semester.1 20052006 adalah: 61
Berdasarkan  Tabel.1  tersebut  di  atas,  kemungkinan  salah  satu  penyebab kegagalan  pengajaran  Fisika  tersebut  disebabkan  oleh  ketidaktepatan  guru  dalam
memilih  pendekatan  pembelajaran  sehingga  membuat  para  siswa  merasa  tidak memahami konsep-konsep Fisika.
3
Menurut  Mirza  Setiawan  2003,  dalam  perkembangannya  Fisika  menjadi sekumpulan  konsep  tentang  alam  fisis  yang  merupakan  satu  kesatuan  pemahaman
terjalin  secara  rapi  dan  logis  dan  tidak  terpisah-pisahkan,  sehingga  pemahaman terhadap  suatu  konsep  Fisika  tidak  bisa  diperoleh  tanpa  memahami  konsep-konsep
yang terkait dengannya. Ini menyebabkan pemahaman terhadap konsep-konsep Fisika harus  dibangun  secara  sistematis  dan  terstruktur  agar  memudahkan  seseorang
memahaminya secara lengkap. Gerak  melingkar  merupakan  salah  satu  konsep  Fisika  tentang  dinamika
gerak yang penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari sangat luas, baik itu dalam ruang  lingkup  mikro  maupun  makro.  Berdasarkan  pengalaman  peneliti  dan  rekan
guru  sesama  bidang  studi  Fisika  yang  mengajarkan  konsep  gerak  melingkar    pada siswa  kelas  X  semester  1  di  SMA  Negeri 7  Surakarta dua  tahun  terakhir  ini,  belum
memuaskan karena sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan memahami dan mempelajari penerapan konsep gerak melingkar.  Para siswa biasanya terbentur pada
beberapa  kendala  sehubungan  dengan  gerak  melingkar,  antara  lain  tentang: bagaimana  memahami  gerak  jarum  jam,  gerak  roda,  gerak  gir  sepeda,  gerak
pembalap  ketika  di  tikungan  sirkuit,  gerak  penumpang  drum  mollen,  gerak  satelit, gerak  bumi  mengitari  matahari,  dan  sebagainya.  Oleh  karena  itu,  para  guru  Fisika
seyogyanya  memilih  pendekatan  yang  lebih  tepat  untuk  mengajarkan  Fisika, khususnya Gerak Melingkar.
Salah  satu  pendekatan  pembelajaran  Fisika  yang  dapat  digunakan  adalah Pendekatan  PAIKEM  Pembelajaran  yang  Aktif,  Inovatif,  Kreatif,  Efektif,  dan
4
Menyenangkan. Pendekatan PAIKEM tepat  digunakan  karena  Pendekatan  PAIKEM tersebut  dapat  mengembangkan  kreativitas  siswa.  Hal  ini  sesuai  dengan  apa  yang
dikemukakan oleh Conny Setiawan 1985, bahwa Cara Belajar Siswa Aktif CBSA yang dipraktikkan adalah cara belajar siswa aktif yang mengembangkan keterampilan
memproseskan  perolehan.  Karena  itu,  pengembangan  keterampilan  memproseskan akan berperan sebagai wahana penyatukait antara pengembangan konsep, sikap, dan
nilai. Proses  belajar  mengajar  yang  dilakukan  guru  selama  ini  hanya    berorientasi pada  penguasaan  materi  pelajaran,  namun  tidak  memperhatikan  pada  substansi,
makna  atau  nilai  serta  arti  fisis  yang  terkandung  pada  materi  pelajaran  tersebut. Demikian juga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru Fisika SMA lebih
menekankan  pada  pencapaian  target  Kurikulum  dan  kurang  menekankan  pada pemahaman  konsep  Fisika.  Guru  hanya  memindahkan  muatan-muatan  informasi
pengetahuan  dan  siswa  juga  cenderung  menghafalkan  materi  konsep-konsep  Fisika dan bukan pada subtansi ,makna dan arti fisisnya. Sebagian guru menganggap bahwa
pengetahuan  dapat  dipindahkan  dari  guru  kepada  siswa  dalam  bentuk  yang  serba sempurna.  Hal  ini  berakibat  pelajaran  Fisika  diajarkan  kepada  siswa  dalam  bentuk
suatu  himpunan  prosedur  yang  statis,  seperti  dalam  menyelesaikan  soal-soal  Fisika diajarkan  dengan  langkah-langkah  yang  kaku  dan  apabila  siswa  menggunakan
langkah  atau  cara  penyelesaian  lain  yang  berbeda  dari  guru,  dianggap  langkah penyelesaian tersebut kurang benar.
Oleh  karena  itu,  sebagai  akibat  dari  kurangnya  pemahaman  materi  yang dapat  ditangkap  oleh  siswa,  maka  secara  umum    dianggap  bahwa  materi  itu  sukar
5
dipahami  dan  motivasi  belajarnya  menurun  serta  faktor  kreativitasnya  kurang berkembang,  lebih-lebih  materi  tersebut  merupakan  konsep-konsep  yang  abstrak.
Selain  faktor  tersebut,  tanpa  peran  aktif  siswa,  yang  terjadi  hanyalah  transfer  of knowledge  bukan  transfer  of  learning. Transfer  of  learning  adalah  suatu  proses
pembelajaran  yang  lebih  menitikberatkan  pada  terjadinya  proses  belajar.  Pola  pikir pembelajaran  pada  siswa  perlu  diubah,  dari  hanya  sekedar  memahami  konsep  dan
prinsip  keilmuan  transfer  of  knowledge,  siswa  juga  harus  memiliki  kemampuan untuk  berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah
dikuasainya. Kiranya  sudah  menjadi  rahasia  umum  bahwa  Fisika  merupakan    mata pelajaran  yang  tidak  menyenangkan.  Hal  ini  antara  lain  disebabkan  karena  mata
pelajaran tersebut sarat dengan konsep-konsep abstrak yang tidak setiap siswa mudah menangkapnya.Untuk  membantu  kelompok  siswa  ini  perlu  dibuat  visualisasi  agar
konsep-konsep yang abstrak tersebut mudah dilihat dan dipahami. Sebenarnya  tugas  guru  dalam  pembelajaran  tidak  terbatas  pada
penyampaian  informasi  kepada  siswa  saja,  namun  sesuai  kemajuan  dan  tuntutan zaman,  guru  harus  peka  dan  memiliki  kemampuan  untuk  memahami  siswa  dengan
berbagai  keunikannya  agar  mampu  membantu  mereka  dalam  menghadapi  kesulitan belajar.Untuk itu guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran yang efektif
agar  dapat  membimbing  siswa  secara  optimal. Upaya  guru  berimprovisasi  dan berinovasi  dengan  variasi  berbagai  model  pembelajaran  serta  menciptakan  kondisi
belajar  yang  kondusif  dan  menyenangkan,  tentunya  akan  menjadikan  siswa termotivasi  untuk  aktif  belajar  dan  bersikap  ilmiah. Dalam  proses  belajar
6
mengajarpun guru
dan siswa
justru ditantang
untuk mendesain
media  pembelajaran,  baik  dalam  bentuk  riil  seperti    memodifikasi  alat  peraga sederhana  maupun  dalam  bentuk  visualisasi  seperti  animasi,  dan  berimprovisasi
menciptakan metode pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM Pembelajaran Aktif, Innovatif,  Kreatif,  Efektif  dan  Menyenangkan.  PAIKEM  adalah  metode  yang
mendukung  siswa  menjadi  aktif,  inovatif,  kreatif,  efektif  dan  menyenangkan  dalam pembelajaran. agar kondisi belajar kondusif dan menjadikan siswa termotivasi untuk
aktif belajar dan bersikap ilmiah untuk kreatif dan inovatif.
Menurut Pike  dalam Eko  Sulistyo  2003, dengan  menggunakan alat bantu visual, seperti gambar, poster dan skema dalam pengajaran akan meningkatkan daya
serap peserta didik sekitar 14 sampai dengan 38.  Penggunaan alat bantu  visual itu juga  akan  mengurangi  waktu  yang  diperlukan  untuk  memperjelas  presentasi  konsep
secara  verbal  hingga  40;sedangkan  menurut  Zaini  dalam  Eko  Sulistyo  2003, tentu  saja  sebuah  gambar  tidak  menjelaskan  segala-galanya,  tetapi  terbukti  bahwa
penggunaan  alat  visual  tiga  kali  lebih  efektif  dari  hanya  sekedar  kata-kata. Sebenarnya  ada  tiga  gaya  belajar  siswa  yang  efektif,  yaitu:  Visual  Learners
menggunakan  indra  penglihatan,  Auditory  Learners  mengandalkan  pendengaran dan  Tactual  Learners  menyentuh  sesuatu  untuk  mendapatkan  informasi,  misalnya
menyerap informasi terkini dalam bentuk gambar dan tulisan materi pelajaran dengan cara meng”akses” Website tertentu dari Internet untuk di” down load” lalu mengolah
informasi tersebut.
7
Suasana  kelas  diharapkan  akan  lebih  hidup    apabila  guru  menerapkan multi  metode  inovasi  dan  komunikasi  dua  arah  yang  harmonis,  yaitu  metode  yang
bervariasi  selain metode yang sudah ada secara kolaborasi positip. Upaya guru dalam hal ini adalah berimprovisasi  untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif agar
dapat menjadikan   peserta  didik  termotivasi untuk  aktif belajar dan  bersikap  ilmiah, dengan  cara  menerapkan  variasi  metode  pembelajaran  inovatif,  seperti;  metode
eksplorasi menggali  pengalaman  siswa  sehari-hari,  metode  sharing  berbagi pengalaman  yang   pernah  dialami  siswa  dan  guru  satu  dengan  yang  lain,  baik  antar
siswa  maupun  dengan  guru,  metode  resitasi  penugasan  pembuatan  alat  peraga sederhana  dan  pembuatan  desain  animasi,  metode  simulasi  memperagakan  alat
peraga sederhana  yang dibuatnya atau mempresentasikan animasi yang didesainnya dan  metode  to  take  the  latest  information  mengambil  informasi  terkini  melalui
pemberdayaan  Internet  pada  situs  atau  Website  tertentu,  seperti  :  www.e-dukasi.net atau  www.e-smartschool.com  dan  situs  yang  lain  yang  relevan  dengan  bahan  ajar
secara bertahap dan berkesinambungan. Menurut Theo Riyanto dalam Karni 2002 komunikasi adalah proses dua
arah  yang  menghasilkan  perolehan  informasi  dan  pengertian.  Proses  dua  arah  ini merupakan  dasar  hakiki  dari  suatu  komunikasi.  Komunikasi  akan  terjadi  secara
efektif jika terjadi  umpan  balik. Komunikasi  yang efektif minimal  meliputi  tiga hal, yaitu;  1  adanya  pengirim  pesan  yang  dapat  dipahami,  2  penerima  pesan,  yang
mampu  memahami  pesan  yang  diterima,  dan  3  pesan  yang  dimengerti  atau dipahami dengan tepat.
8
Untuk  membantu  siswa  perlu  kiranya  dirancang  suatu  bahan  ajar  yang benar-benar  memuat  penjelasan  konsep-konsep  yang  benar  dan  mudah  dipahami.
Bahan  ajar  yang  dimaksud  adalah  berupa  Power  Point  disertai  varisasi  visualisasi animasi  dan  Modul  dilengkapi  dengan  alat  peraga.. Penggunaan  komputer  mikro
yang  sudah  memasyarakat  dapatlah  dibuat  program-program  pembelajaran  yang sederhana  namun  representative  sebagai  wujud  nyata  visualisasi  ;  seperti  Power
Point, dan sebagainya atau memungut informasi terkini dari Internet; berupa animasi Flash, gambar, table, grafik dan sebagainya.Dengan pembuatan alat peraga sederhana
sebagai  pelengkap  Modul,  para  siswa  bisa  bereksperimen  mensimulasikan  dan mensinkronisasikan  antara  konsep  abstrak  yang  ada  pada  modul  dengan  alat  peraga
tersebut. Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, penulis ingin meneliti
dan  mengetahui  sejauh  mana  efektivitas  penerapan  pendekatan    PAIKEM melalui media pembelajaran Power Point  disertai animasi dan Modul  dilengkapi  alat peraga
terhadap  prestasi  belajar  Fisika dengan   kreativitas  siswa pada kelas X semester 1 di SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 20062007 pada konsep Gerak Melingkar
yang bertujuan  agar  dapat  menggali  semua  potensi  yang  ada  pada  diri  peserta didik secara maksimal dan optimal serta memberikan hasil pembelajaran yang berkualitas.
Dalam  penelitian  ini  akan  dibahas  mengenai  efektivitas  pengaruh pembelajaran  Fisika  dengan  media  pembelajaran  Power  Point  disertai  animasi  dan
Modul  dilengkapi alat  peraga  sehingga  diharapkan  akan  terjadi  transfer  of  learning, yaitu; proses pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada terjadinya proses belajar
9
melalui  Pembelajaran  yang  Aktif,  Inovatif,  Kreatif,  Efektif  dan  Menyenangkan PAIKEM agar siswa termotivasi menjadi kreatif dan inovatif.
B. Identifikasi Masalah