Pendekatan PAIKEM Hakikat Pembelajaran a. Metode Pembelajaran Fisika

22 1 menyediakan pengalaman belajar, yang memungkinkan siswa ikut bertanggung jawab dalam membuat desain, proses, dan penelitian. 2 Memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa, membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan mereka dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya, Watt Pope 1989. Guru perlu menyediakan pengalaman konflik. Pengalaman konflik dapat berwujud pengalaman anomali yang bertentangan dengan pemikiran atau pengalaman awal siswa. Pengalaman seperti menantang siswa untuk berpikir mendalam, menurut Tobin, Tippins Gallard 1994. 3 Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan , apakah pemikiran siswa itu jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu dalam mengevaluasi hipotesa dan kesimpulan siswa. Pembelajaran yang bernaung dalam konstruktivisme adalah kooperatif. Salah satu aktivitas yang terdapat dalam kooperatif adalah Belajar Bersama learning together, yaitu; melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok beranggotakan empat atau lima siswa untuk menangani tugas tertentu. Selanjutnya, mereka melaporkan tugas itu. Aktivitas belajar bersama ini lebih mengarah pada pembinaan kerjasama dan keberhasilannya.

b. Pendekatan PAIKEM

Menjadi guru kreatif, professional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode 23 pembelajaran yang efektif. Menciptakan iklim pembelajaran yang interaktif dan kondusif serta menyenangkan itu merupakan hal-hal yang penting agar siswa termotivasi untuk bersikap kreatif dan inovatif. Sebagai seorang pendidik, profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih menekankan pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa, sudah jelas target pencapaian kurikulum tak akan tercapai. Kalaupun toh semua fakta dan konsep itu dijejalkan kepada siswa dan guru merupakan satu-satunya sumber informasi, akan berakibat siswa tidak dilatih menemukan konsep sehingga yang terjadi tidak lebih hanyalah transfer of knowledge, bukan transfer of learning. Menurut Degeng dalam Sugiyanto 2007, daya tarik suatu mata pelajaran pembelajaran ditentukan oleh dua hal: 1. oleh mata pelajaran itu sendiri, dan 2. oleh cara mengajar guru. Oleh karena itu tugas profesional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadikannya menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya tak berarti menjadi bermakna. Para psikolog berpendapat bahwa para siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, misalnya perputaran jarum jam, hubungan roda dan gir pada sepeda dan sebagainya. Tugas guru bukan men”transfer” pengetahuan, 24 melainkan menyiapkan situasi yang menggiring siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Semua konsep yang telah ditemukan melalui penyelidikan ilmiah masih tetap terbuka untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan direvisi. Siswa perlu dilatih dan dibina untuk berfikir dan bertindak secara kreatif. Pengembangan konsep hendaknya selalu dikaitkan dengan pengembangan sikap dan nilai. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan memproseskan perolehan akan berperan sebagai wahana penyatukait antara pengembangan konsep dan pengembangan sikap dan nilai. Menurut Mulyasa 2005, sedikitnya terdapat lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk dapat mengajar dengan baik, yaitu:1.Pendekatan Kompetensi., 2.Pendekatan Keterampilan Proses, 3.Pendekatan Lingkungan, 4. Pendekatan Kontekstual, 5. Pendekatan Tematik. Pendekatan yang penulis pilih adalah Pendekatan Kompetensi karena seorang guru yang profesional diharapkan menguasai empat kompetensi, yaitu: 1. Kompetensi profesional, 2. Kompetensi paedogogi, 3. Kompetensi kepribadian, 4, Kompetensi sosial. Menurut Sugiyanto 2007, kompetensi profesional dan paedogogi adalah kompetensi yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan dan pembelajaran. Beberapa kemampuan tersebut adalah kemampuan dalam penguasaan landasan kependidikan, psikologi pengajaran, penguasaan materi pelajaran, penerapan berbagai metode dan strategi pembelajaran, kemampuan dalam merancang dan memanfaatkan berbagai mediasumber belajar, kemampuan dalam menyusun program pembelajaran, kemampuan dalam mengevaluasi pembelajaran, kemampuan dalam mengembangkan 25 kinerja pembelajaran. Jika ke empat kompetensi tersebut dikuasai para guru, maka berbagai peran guru dalam pembelajaran diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal, yaitu sebagai:1. Sumber belajar agen pembelajaran, 2 Fasilitator, 3. Pengelola, 4 Demonstator, 5. Pembimbing, 6. Motivator, 7. Inovator, 8. Evaluator, 9. Kreator. Adapun metode pembelajaran Fisika yang tepat untuk menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran adalah penekanannya pada interaksi siswa, rasa ingin tahu, kreativitas dan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya sebagai roda penggerak untuk memproseskan perolehan agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Penerapan metode pembelajaran yang relevan dan bervariasi tersebut akan sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah Pendekatan PAIKEM. Seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses belajar- mengajar dengan pendekatan PAIKEM ini akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif dan mandiri. Pendekatan PAIKEM Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan merupakan pendekatan yang mengupayakan memberikan layanan pembelajaran yang optimal pada proses belajar transfer of learning, aktivitas dan kreativitas siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan , nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat bahwa setiap siswa memiliki potensi yang berbeda, maka salah satu tugas guru sebagai fasilitator 26 adalah memberikan kemudahan kepada siswa untuk menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua siswa dapat berkembang secara optimal. 1 Aktif Dalam pelaksanaaan PAIKEM, pembelajaran dilaksanakan dengan mengaktifkan siswa dan guru hanyalah sebagai fasilitator, pelatih, motivator, dan evaluator. Keaktifan siswa didorong oleh kemauan untuk belajar karena adanya tujuan yang ingin dicapai azas motivasi dan akan berkembang jika dilandasi dengan pendayagunaan potensi yang dimilikinya. Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas siswa. Oleh karena itu suasana kelas harus dikelola agar dapat merangsang aktivitas dan kreativitas belajar siswa. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas dan kreativitas dalam pembelajaran tersebut, antara lain: diskusi kelompok, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab, studi kasus, bermain peran dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran tersebut. Tugas guru dalam mengaktifkan siswa antara lain sebagai: a Fasilitator, yaitu menyediakan tugas untuk siswa , LKS Lembar Kerja Siswa, Modul, Materi Presentasi Power Point, Flash, Transparansi, soal-soal untuk menguji kemampuan siswa, carta, dan fasilitas lain yang diperlukan siswa. b Pelatih, yaitu melatih siswa dalam belajar cara berpikir dan bekerja dalam IPA Fisika, berdialog dengan siswa untuk memperbaki miskonsepsi pemahaman yang keliru dan cara-cara berpikir yang kurang logis dan sistimatis ilmiah. 27 c Motivator, yaitu memotivasi siswa dan membentuk aturan belajar yang memotivasi siwa dalam belajar dan bersikap. Penguasaan kompetensi diharapkan dapat menumbuhkan rasa puas terhadap hasil belajar, sehingga motivasi belajar semakin berkembang. d Evaluator, guru mengevaluasi pembelajarannya dan mengevaluasi kompetensi siswa dalam pembelajaran. Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pembelajaran untuk mengaktifkan siswa sebagai berikut: a Ada kegiatan yang dapat dilakukan siswa. Dalam pembelajaran Fisika, siswa diminta untuk melakukan suatu kegiatan. Siswa memerlukan sumber belajar berupa buku, , LKS Lembar Kerja Siswa, Modul, Materi Presentasi Power Point, Flash, Transparansi, soal-soal untuk menguji kemampuan siswa, carta, peristiwa alam sehari-hari dalam percobaan, lingkungan, produk teknologi, dan fasilitas lain yang diperlukan siswa. b Siswa mengetahui apa yang harus dipikirkan dan dilakukannya Dengan cara berpikir dan bekerja yang dilatihkan gurunya siswa akan mengetahui apa yang harus dipikirkan dan dilakukan dalam mempelajari Fisika. c Menarik perhatian siswa Guru membuat kegiatan-kegiatan yang secara umum menarik perhatian siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang menantang dan menyentuh keperluan siswa sehari- hari dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. 28 2 Inovatif Dalam PAIKEM, guru harus berupaya menghapus kebiasaan kurang baik pada diri siswa yang cenderung merespon pembelajaran hanya “tell me what to do”, menerima apa adanya atau hanya patuh melakukan perintah guru semata, sehingga tidak nampak aktivitas belajar proaktif dari dalam diri siswa sendiri. Kecenderungan demikian dapat ditafsirkan seolah-olah guru adalah segala-galanya dan terkesan mendominasi siswa, padahal penyebabnya bisa muncul dari diri siswa sendiri sebagai akibat kebiasaan selalu “nrimo” atau takut berbeda pendapat dengan gurunya. Untuk mengantisipasi hal ini guru perlu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang ber- inovasi. Inovasi ini bertujuan untuk: 1. Merespon pengembangan pembelajaran agar dapat mencapai sasaran, 2. Mencari solusi atas persoalan aktual yang dihadapi siswa agar dapat dicari penyelesaiannya dalam pembelajaran. Dengan demikian jelaslah bahwa inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru akan menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 3 Kreatif Dalam PAIKEM, pembelajaran Fisika diupayakan meningkatkan kreativitas siswa, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk gagasan-gagasan baru atau mengembangkan gagasan yang sudah ada, misalnya dengan cara membelajarkan siswa untuk berpikir dan bekerja dengan objek atau fenomena. Hal ini tidak berarti pembelajaran dilaksanakan di laboratorium dengan 29 peralatan lengkap,di kelas pun, dan hanya dengan kapur, spidol, papan tulis, atau bahkan bekas ballpoint dan batupun dapat dibelajarkan untuk menghadapi objek dan fenomena, yaitu dengan cara siswa memikirkan objek dan fenomena alam yang dipelajarinya, serta membuat model, misalnya alat peraga, gambar, diagram, grafik, desain animasi, dan sebagainya, yang menggambarkan objek dan fenomena tersebut. Pembelajaran kreatif ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam menggunakan rumus-rumus. Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pembelajaran untuk mengkreatifkan siswa sebagai berikut: a. Siswa memiliki keinginan untuk mencoba tugasnya Suatu kegiatan yang menantang siswa dan belum pernah ditemukan siswa sebelumnya serta bersifat kompetisi seringkali dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk mencoba melakukan kegiatan tersebut. Keinginan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri dapat digunakan sebagai peluang bagi guru untuk menumbuhkan keinginan siswa. Pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan cara berpikir dan bekerja yang telah dimilikinya dapat membuat siswa ingin mencoba kemampuannya dalam menyelesaikan masalah yang menjadi tugasnya. b. Siswa memiliki kesempatan dan keleluasaan bebas,tetapi mengikuti aturan main menentukan apa yang akan dipikir dan dilakukannya Walaupun cara berpikir dan bekerja dalam Fisika mengikuti aturan-aturan tertentu, tetapi dapat bervariasi sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa dan 30 sudut pandang siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Bervariasinya sudut pandang akan menumbuhkan cara berpikir dan bekerja yang bervariasi yang akan menumbuhkan kreativitas siswa. c. Siswa memiliki kompetensi untuk melakukannya Pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa merupakan kompetensi siswa untuk melakukan kegiatan kreatifnya. Jika siswa kandas dalam berkreasi, guru dapat membantu siswa menunjukkan langkah-langkah berpikir dan bekerja melalui dialog interaktif dengan siswa. Urutan kegiatan yang tepat pada setiap langkah pembelajaran memungkinkan siswa memiliki kompetensi yang diperlukan untuk berkreasi dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah Fisika. 4 Efektif Waktu pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan di lingkungan sudah seharusnya digunakan seefektif dan seefisien mungkin untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam Fisika. Cara untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pembelajaran adalah dengan melatih siswa dalam belajar cara belajar Fisika, yaitu dengan meningkatkan kompetensi siswa dalam menganalisis konsep, menganalisis objek dan fenomena, dan membuat model. Ketiga kompetensi ini merupakan kompetensi yang umum yang dapat digunakan untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep Fisika. Dengan cara ini waktu pembelajaran dapat dibuat relatif singkat, karena cara ini membuat siswa dapat belajar Fisika sendiri atau berkelompok 31 dengan lancar dan benar;sedangkan kompetensi siswa dalam belajar Fisika dapat ditingkatkan dengan baik dan benar, karena siswa tidak hanya mempelajari konsep- konsep Fisika, tetapi juga cara berpikir dalam Fisika yang mengikuti pola pikir konsep-konsep Fisika tersebut. Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pembelajaran untuk mengkreatifkan siswa sebagai berikut: a. Siswa mengetahui cara berpikir dan berbuat dalam melaksanakan tugas yang harus dikerjakannya. Dalam PAIKEM guru melatihkan cara berpikir dan bekerja dalam mempelajari Fisika dan menyelesaikan masalah;sedangkan siswa menggunakan cara yang dilatihkan gurunya untuk mempelajari Fisika dari suatu sumber belajar. Setiap siswa dapat belajar sendiri mempelajari Fisika dari sumber belajarnya, tetapi kefektifan hasil belajar siswa kurang terjamin, jika siswa tidak mengetahui bagaimana cara mempelajari Fisika. b. Siswa berpikir dan berbuat mengikuti suatu metode yang dapat membuatnya berhasil. Untuk keefektifan pembelajaran, guru hanya mengajarkan cara berpikir dan bekerja dalam Fisika. Siswa menggunakan cara-cara yang diajarkan gurunya itu untuk mempelajari Fisika dan menyelesaikan masalah. 32 5 Menyenangkan Pembelajaran Fisika tidak akan berhasil dengan baik, bila siswa bersikap pasif. Perbaikan sikap siswa pada saat-saat mereka belajar sangat diperlukan untuk keberhasilan pembelajaran. Hal-hal yang sulit dan membingungkan siswa dan pembelajaran Fisika yang monoton, misalnya terus-menerus diceramahi dan diberi latihan soal, seringkali membuat siswa malas belajar. Oleh karena itu, PAIKEM membantu guru dalam pembelajaran Fisika dengan cara yang dapat membuat siswa menyadari bahwa Fisika bukan mata pelajaran yang sulit, bervariasi dalam penggunaan alat bantu pembelajaran, dan kegiatan yang membuat siswa termotivasi untuk mempelajari Fisika. Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pembelajaran untuk menyenangkan siswa adalah sebagai berikut: a. Guru memperlakukan siswa dengan perkataan dan perbuatan yang menyenangkan siswa Menyenangkan atau tidaknya siswa belajar banyak bergantung pada bagaimana guru memperlakukan siswanya. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan perkataan dan perbuatannya dalam memperlakukan siswanya. Hendaklah guru di depan kelas dijadikan ”panutan”,dalam pepatah Jawa:”ing ngarso sung tulodo”. b. Aturan belajar yang dapat membuat siswa saling menyenangkan. Ketidaksenangan siswa dalam belajar dapat datang dari temannya sendiri. Teman yang suka mengganggu atau mengolok-olok dapat membuat siswa tidak betah dalam belajarnya. Untuk mengatasi gangguan dari teman-temannya guru perlu 33 membuat aturan main untuk membiasakan siswa saling menghargai dan saling membantu dalam melaksanakan tugas belajarnya. Permainan dalam pembelajaran seperti yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif, misalnya:Jigsaw, STAD, TGT dan tulisan-tulisan yang dipampang di dinding untuk saling menghargai, tidak saling mencemoohkan, dan kata-kata lain yang dapat membuat siswa saling menyenangkan dapat digunakan di kelas. Hendaklah guru memberi motivasi belajar dan menganjurkan pada siswanya untuk menjadi ”tutor sebaya” satu dengan yang lain dengan ”saling asah, asuh, dan asih”. Hal ini berarti di dalam mengelola kelas guru merupakan motivator atau di dalam pepatah Jawa ”ing madyo mangun karso”. c. Menarik minat siswa Hal-hal yang sulit dan membingungkan siswa, dan pembelajaran siswa yang monoton, misalnya terus-menerus diceramahi dan diberi latihan soal, seringkali membuat siswa malas mempelajari Fisika. Oleh karena itu, pembelajaran Fisika seharusnya dapat dilakukan dengan cara yang dapat membuat siswa menganggap bahwa Fisika itu adalah mata pelajaran yang tidak sulit. Di samping penggunaan alat bantu mengajar media pembelajaran yang bervariasi, baik media yang mutakhir maupun alat peraga yang sederhana namun representatif, mengajarkan konsep dengan pemanfaatan Fisika dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia teknologi dapat membantu menarik minat siswa dan mendorong untuk lebih giat belajar. Hal ini berarti guru hendaklah di belakang sebagai pendorong, dalam pepatah Jawa dikatakan sebagai “tut wuri handayani”. 34 Adapun kendala-kendala yang mungkin dihadapi guru dalam PAIKEM, antara lain: a. Ada istilah yang kurang dikenal siswa Dalam suatu pernyataan lisan maupun tertulis setiap istilah yang digunakan untuk menjelaskanmenginformasikan sesuatu harus sudah dikenal dan dipahami siswa pengertiannya. Bila satu istilah saja yang digunakan dalam berkomunikasi tidak dikenal siswa dapat dipastikan penjelasaninformasi itu tidak akan dipahami oleh siswa. Istilah tidak akan dapat diperoleh siswa dari hasil pengamatan atau percobaan. Oleh karena itu, istilah harus dijelaskan langsung kepada siswa atau melalui buku teks. b. Ada pengetahuan yang terlewat Seperti yang dikemukakan di dalam teori-teori belajar, pemahaman siswa terhadap pelajaran yang baru dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah dimilikinya yang menunjang siswa dalam memahami pelajaran baru. Oleh karena itu, pembelajaran harus mengikuti urutan konsep-konsep yang teratur sesuai dengan urutan untuk memahami memahami konsep-konsep itu. c. Tidak tahu apa yang harus dipikirkan, dari mana mulai memikirkannya, dan bagaimana memikirkannya Memahami suatu penjelasaninformasi tidak hanya memerlukan pengetahuan, , tetapi juga memerlukan pemikiran untuk menghubungkan konsep yang sudah dimiliki siswa dengan fakta dan masalah, sehingga siswa dapat membentuk konsep baru atau memecahkan masalah. Oleh karena itu, pembelajaran harus 35 disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa memikirkan hubungan antara konsep yang sudah dimiliki siswa dengan konsep yang baru dipelajari. d. Tidak ada gambaran mental Penjelasaninformasi lisan atau tertulis tidak memberikan gambaran yang utuh terhadap isi penjelasaninformasi tersebut. Hal itu dapat membuat siswa kurang paham, salah paham, atau tidak paham dengan penjelasaninformasi dari gurunya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran diperlukan benda-benda nyata, percobaan, model, atau gambar yang dapat membantu siswa memahami konsep-konsep Fisika yang dipelajarinya. e. Emosi siswa terganggu Gangguan emosi pada siswa dapat menyebabkan siswa kurang perhatian, kurang mau berpikir untuk memahami konsep-konsep yang dipelajarinya. Oleh karena itu, guru harus berusaha menenangkan emosi siswa dengan cara memberikan perhatian atau penghargaan kepada siswa dan membuat aturan yang dapat membuat siswa-siswa saling menghargai satu sama lain.

3. Pemanfaatan Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN OHP DAN KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KLAS XII

0 3 102

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN MODUL BERGAMBAR DISERTAI LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 28 344

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CTL MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

4 28 229

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA PETA KONSEP DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 1 126

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 10 134

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVAS

0 0 19

PENGARUH PEMANFAATAN ALAT PERAGA DAN POWER POINT PADA MATERI PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMK DI KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA SATKET DAN MEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 1 9

Pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif ditinjau dari motivasi belajar dan gaya belajar siswa saiful

0 9 137

PEMANFAATAN MEDIA POWER POINT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

0 0 9