commit to user 82
diiksanakan. Hasil observasi dan analisis data tersebut dapat digunakan sebagai tolok ukur pelaksanaan siklus II.
Peneliti sebagai guru pengampu mata pelajaran SBK melakukan langkah untuk merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
CTL siklus II, antara lain: 1.
Memilih pokok bahasan atau indikator yang sesuai dengan silabus. Alasan memilih pokok bahasan atau indikator tersebut karena pada siklus I
prestasi belajar siswa belum dapat memenuhi indikator ketercapaian, sehingga pada siklus II perlu dilakukan penelitian ulang.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP siklus II yang
disusun oleh peneliti yang memuat 3 kali pertemuan, dilaksanakan selama 2 minggu dimulai tanggal 21 September 2010 sampai dengan 2 Oktober
2010.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan berdurasi 2 jam x 35 menit yaitu 70 menit sesuai
skenario dan RPP mata pelajaran membatik dengan metode yang telah disusun oleh guru sebagi peneliti.
1. Pertemuan pertama
Siklus : II dua
Haritanggal : Selasa, 21 September 2010
a. Pendahuluan
Meliputi kegiatan: guru membuka dan mengawali pelajaran dengan
melakukan presensi, hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui siswa yang hadir dan siswa yang tidak hadir
. b.
Kegiatan inti Meliputi kegiatan guru menjelaskan tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan siswa dengan memberi penjelasan tentang model
pembelajaran Contextual
Teaching and Learning
CTL.
commit to user 83
Guru memulai pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ramah, terbuka, negosiasi yang terkait dengan dunia nyata
kehidupan siswa
daily life modelling,
dengan bertanya kepada siswa apakah siswa masih mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan
pada pertemuan sebelumnya. Agar siswa tidak lupa, guru mengajak siswa mengingat kembali materi apa saja yang telah disampaikan pada
pembelajaran sebelumnya mengenai batik. Guru menyampaikan materi ajar tentang pengertian batik. Karena
pembelajaran pada silkus II materniya sama dengan siklus I, maka guru hanya menyampaikan sebagian materi pelajaran yang penting saja dengan
melakukan tanya jawab dengan siswa. Hal demikian ditujukan supaya siswa mampu mengingat kembali materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya. Membatik adalah melukis pada kain dengan menggunakan
lilinmalam dan alat yang digunakan untuk menorehkan malam pada kain yaitu canting. Canting adalah alat untuk membatik yang terbuat dari
tembaga atau kuningan dengan
gagang
yang terbuat dari kayu. Agar malam dapat mencair diperlukan wajan dan kompor atau
anglokeren
untuk melelehkannya. Dalam membatik malam yang digunakan harus mendidih, jika tidak panas malam tidak dapat tembus pada kain dan
akibatnya pada saat pewarnaan warna akan tercampur dan hasilnya warna tidak rapi. Untuk membatik diperlukan
gawangan
yang terbuat dari kayu atau bambu.
Motif yang terdapat pada kain batik sebagian besar adalah tumbuhan, hewan, manusia, geometris, awan, gapura, rumah, dan lain
sebagainya digunakan dalam membuat batik. Daerah-daerah penghasil batik antara lain adalah Cirebon, Priangan, Banjarnegara, Yogyakarta,
Solo, Banyumas, Pekalongan, Lasem, dan Madura. Batik dibuat dengan berbagai macam jenis kain, seperti
birkolin, shantung, belacu,
sutera, katun, dan sebagainya. Kain mori dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
primisima, prima, dan biru.
commit to user 84
Menurut proses pembuatannya batik dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu batik tulis, batik
colet,
batik ikat celup, batik cap, dan batik
printing.
Batik tulis proses pembuatanya dengan cara tradisional dengan menggunakan canting. Batik
colet
proses pembuatannya menguaskan warna langsung diatas kain dengan menggunakan kuas. Batik
ikat celup atau jumputan yang proses pembuatannya dengan cara mengikat dan mencelupkan kain pada pewarna. Batik cap proses pembuatannya
dengan menggunakan capsetempel dari tembaga yang sudah dibentuk motif batik. Batik
printing
biasanya diproduksi pabrik dengan menggunakan
screen.
Teknik mencanting yang benar adalah dengan cara memegang
gagang
canting menggunakan jari tangan kanan hampir sama dengan menulis, sedangkan tangan kiri memegang kain yang telah diberi motif
batik. Beda antara memegang canting dan memegang pensil hanya pada posisi canting yang digunakan harus tidurdatar, sedangkan posisi pensil
jika digunakan untuk menulis harus berdiri atau miring. Jika posisi canting terlalu tegak atau terlalu miring, malamlilin yang ada di dalamnya akan
tumpah. Posisi tangan pada waktu memegang canting adalah miring, kemiringannya disesuaikan dengan kemiringan kain pada tangan kiri. Agar
tangan terhindar dari malam panas, maka tangan harus memegang
gagang
canting bagian tengah. Agar malamlilin yang digunakan dapat tembus pada kain, maka malamlilin harus benar-benar dalam keadaan yang panas.
Jika malam tidak tembus dapat mengakibatkan motif batik tidak kelihatantidak jelas, sehingga berdampak pada pewarnaan dan hasil akhir.
Langkah-langkah pembuatan batik tulis: 1 buatlah motif batik pada kain dengan menggunakan pensil, 2 lilinmalam direbus di atas
wajan dengan menggunakan anglokompor, 3 kemudian motif batik dengan menggunakan canting yang berisi lilinmalam sehingga cairan lilin
meresap ke dalam serat kain, 4 motif yang sudah selesai dibatik kemudian diberi pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan dengan teknik
colet
menggunakan pewarna
remazol,
5 setelah proses pewarnaan selesai,
commit to user 85
kemudian kain batik direndam kedalam ember yang berisi
waterglass
selama ± 15 menit untuk memperkuat warna. Proses ini dinamakan
nguncingancing
warna agar warna tidak mudah luntur, 6 batik yang sudah selesai di
waterglass
diangin-anginkan selama 15 menit, 7 cucilah kain batik yang sudah selesai
dikuncidikancing
tersebut dengan menggunakan air bersih supaya waterglas luntur, 8 rebuslah air hingga
mendidih dengan menggunakan kompor dan panci, 9 masukkan kain batik ke dalam panci yang berisi air mendidih untuk melunturkan lilin dari
kain. Proses ini dinamakan
melorot
kain, 10 pada waktu
melorot
kain batik diaduk dengan menggunakan kayu, dan sering diangkat keatas
permukaan air. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses pelunturan lilinmalam, 11 setelah lilinmalam luntur, kemudian kain
batik dapat dikeringkan. Siswa melakukan observasi, dan mengamati hasil karya batik
tulisyang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Siswa dapat mengkonstruksi
pengetahuan mereka
sendiri
konstruktivism
. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi
hasil dari menemukan sendiri setelah melakukan observasi dan
pengamatan, guru membimbing siswa untuk menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan
inquiry.
Dengan demikian siswa dapat menumbuhkan ide kreatif tentang batik. Siswa dibagi dalam
kelompok kecil dan masing-masing kelompok terdiri dari empat orang siswa. Pada siklus II siswa dibagi dalam kelompok dan melakukan
kerjasama untuk membuat batik yang digunakan sebagai taplak meja kecil. Aktivitas belajar secara kelompok dapat memperluas perspektif serta
membangun kecakapan interpersonal untuk berhubungan dengan orang lain
Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan; yang cepat belajar didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang
memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya pada yang lain
learning community.
Guru mendemontrasikan cara membuat motif
commit to user 86
batik agar siswa dapat mencontoh cara membatik yang benar memegang canting, mennorehkan malam, dan mewarnai motif batik dengan teknik
colet.
Pada tahap ini siswa dapat diikutsertakan untuk mencoba memegang canting yang benar, menorehkan malam, dan mewarnai, hal ini
bertujuan agar siswa tidak takut memegang alat-alat yang mungkin masih baru bagi mereka
modeling
. Guru memberikan penugasan: buatlah batik dengan motif bebas
pada kain dengan finishing pewarnaan dengan teknik
colet,
dengan langkah pengerjaan sebagai berikut: 1 buatlah motif batik pada kain
dengan menggunakan pensil, 2 lilinmalam di rebus diatas wajan dengan menggunakan anglokompor, 3 kemudian motif batik dengan
menggunakan canting yang berisi lilinmalam sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain, 4 motif yang sudah selesai dibatik kemudian
diberi pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan dengan teknik
colet
menggunakan pewarna
remazol,
5 setelah proses pewarnaan selesai, kemudian kain batik direndam kedalam ember yang berisi
waterglass
selama ± 15 menit untuk memperkuat warna. Proses ini dinamakan
nguncingancing
warna agar warna tidak mudah luntur, 6 batik yang sudah selesai di
waterglass
diangin-anginkan selama 15 menit, 7 cucilah kain batik yang sudah selesai
dikuncidikancing
tersebut dengan menggunakan air bersih supaya waterglas luntur, 8 rebuslah air hingga
mendidih dengan menggunakan kompor dan panci, 9 masukkan kain batik ke dalam panci yang berisi air mendidih untuk melunturkan lilin dari
kain. Proses ini dinamakan
melorot
kain, 10 pada waktu
melorot
kain batik diaduk dengan menggunakan kayu, dan sering diangkat keatas
permukaan air. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses pelunturan lilinmalam, 11 setelah lilinmalam luntur, kemudian kain
batik dapat dikeringkan. Guru memberitahukan aspek apa saja yang digunakan dalam
penilaian: a mempersiapkan bahan dan untuk membatik, berdasarkan indikator:
mempersiapkan alat
untuk membuat
motif batik,
commit to user 87
mempersiapkan bahan dan alat untuk membatik dengan teknik mencanting, dan mempersiapkan bahan dan alat untuk mewarnai motif
batik dengan teknik
colet.
b merancang motif batik, berdasarkan indikator kreativitas kelancaran dalam membuat motif batik. c membatik dengan
teknik mencanting,
berdasarkan indikator:
penggunaan canting,
kematangan malam, dan kerapian dan kebersihan dalam mencanting. d mewarnai motif batik dengan teknik
colet,
berdasarkan indikator teknik
mencolet,
teknik
mengunci mengancing
warna
remazol,
perpaduan warna. Guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa mengenai
batik, peralatan dan bahan yang digunakan untuk membatik. Melalui pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk
menemukan setiap materi yang telah dipelajarinya
questioning,
jika tidak ada yang berani mengajukan pertanyaan maka guru menunjuk salah satu
siswanya, jika tidak dapat menjawab maka dilemparkan kepada siswa yang lainnya agar siswa aktif dalam pembelajaran terdapat pada
lampiran.
Gambar 21. Guru Menjelaskan dan Memberikan Contoh Taplak Meja yang
Terbuat dari Batik
modeling.
Dokumentasi: Agustina Sulistyowati, 2010 Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa guru sedang memberikan
penjelasan mengenai karya yang akan dibuat pada siklus II, dan memberikan contoh hasil karya batik yang berupa taplak meja. Sebagian
commit to user 88
besar siswa memperhatikan penjelasan dari guru, akan tetapi masih terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Guru
melakukan penilaian dengan mengukur pengetahuan dan aktivitas siswa pada waktu mengikuti pelajaran yaitu mempersiapkan peralatan membatik
dengan indikator: memperhatikan penjelasan guru tentang batik, alat dan bahan untuk membatik, menjawab pertanyaan guru tentang batik, alat dan
bahan untuk membatik
authentic assessment.
Gambar 22. Siswa Membuat Rancangan Motif Batik pada Kertas Gambar.
Dokumentasi: Sunarmi, 2010 Pada gambar di atas dapat dilihat aktivitas siswa pada waktu
mengerjakan tugas dari guru, mereka secara individu membuat rancangan motif batik yang nantinya akan dipilih salah satu hasil karya siswa yang
terbaik dalam satu kelompok, akan digunakan untuk membuat taplak meja kecil. Guru melakukan penilaian mempersiapkan bahan dan untuk
membatik
authentic assessment.
c. Kegiatan penutup
Guru memberikan penjelasan kembali mengenai cara menggambar motif batik yang mudah, dengan melihat dan mengamati berbagai macam
benda hidup maupun benda mati yang ada dilingkungan sekitar siswa, siswa akan lebih mudah untuk menggambarkan apa yang mereka lihat.
Guru mengajak siswa melihat kembali atau merespon materi batik yang telah disampaikan, setiap berakhir proses pembelajaran, guru
commit to user 89
memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah di pelajarinya. Guru menanyakan kendala-kendala
apa saja yang dihadapi siswa selama mengikuti pembelajaran. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan hal-hal yang belum dimengerti, selanjutnya guru memberikan solusi
reflection.
Pada siklus II sebagian besar siswa sudah mampu membuat gambar motif batik dengan baik, menjawab pertanyaan dan mengajukan
pertanyaan kepada guru tentang bahan dan alat untuk membatik. Masih terdapat beberapa orang siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
menggambar motif, sehingga mereka hanya mencontoh teman yang lainnya.
Guru memberitahukan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya yaitu, memindahkan rancangan dari kertas gambar
ke atas kain, membatik dengan teknik mencanting, mewarnai motif batik dengan teknik
colet
2. Pertemuan kedua
Siklus : II dua
Haritanggal : Selasa, 28 September 2010
a. Pendahuluan
Meliputi guru membuka dan mengawali pelajaran dengan
melakukan presensi, hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui siswa yang hadir dan siswa yang tidak hadir
. b.
Kegiatan inti Meliputi kegiatan
guru menjelaskan kegiatan yang yang akan dilaksanaka pada pertemuan kedua dengan memberi penjelasan tentang
model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning
CTL, Langkah- langkah model pembelajaran CTL
adalah sebagai berikut: Guru memulai pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya
jawab lisan ramah, terbuka, negosiasi yang terkait dengan dunia nyata
commit to user 90
kehidupan siswa
daily life modeling.
Agar siswa tidak lupa, guru mengajak siswa mengingat kembali materi apa saja yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya tentang asal mula batik, jenis- jenis batik, teknik pembuatan batik tulis, bahan dan alat untuk membuat
batik tulis, dan langkah-langkah pembuatan batik tulis. Guru menjelaskan lagi mengenai materi yang telah disampaikan
pada pertemuan sebelumnya yaitu motif. Motif dalam membuat batik bervariasi, ada yang mengambil gambar benda hidup seperti ayam,
burung, ikan, kupu-kupu, dan ada pula yang menggambarkan benda mati seperti misalnya kapal, rumah, batu, dan lain-lain. Guru menjelaskan cara
memindahkan motif batik dari kertas gambar ke atas kain dengan menggunakan pensil. Setelah selesai memindahkan motif batik pada kain,
siswa melanjutkan kegiatan selanjutnya yaitu membatik dengan teknik mencanting. Dalam teknik mencanting peralatan yang digunakan adalah:
canting, lilinmalam, wajan, kompor, minyak tanah, dan korek api. Teknik mencanting yang benar adalah dengan cara memegang
gagang
canting menggunakan jari tangan kanan hampir sama dengan menulis, sedangkan tangan kiri memegang kain yang telah diberi motif
batik. Beda antara memegang canting dan memegang pensil hanya pada posisi canting yang digunakan harus tidurdatar, sedangkan posisi pensil
jika digunakan untuk menulis harus berdiri atau miring. Jika posisi canting terlalu tegak atau terlalu miring, malamlilin yang ada di dalamnya akan
tumpah. Posisi tangan pada waktu memegang canting adalah miring, kemiringannya disesuaikan dengan kemiringan kain pada tangan kiri. Agar
tangan terhindar dari malam panas, maka tangan harus memegang
gagang
canting bagian tengah. Agar malamlilin yang digunakan dapat tembus pada kain, maka malamlilin harus benar-benar dalam keadaan yang panas.
Jika malam tidak tembus dapat mengakibatkan motif batik tidak kelihatantidak jelas, sehingga berdampak pada pewarnaan dan hasil akhir.
Agar malamlilin yang digunakan dapat tembus pada kain, maka malamlilin harus benar-benar dalam keadaan yang panas atau mendidih.
commit to user 91
Jika malam tidak tembus dapat mengakibatkan motif batik tidak kelihatantidak jelas, dan berdampak pada pewarnaan dan hasil batik.
Siswa melakukan observasi, dan mengamati hasil karya batik tulis yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan
konstruktivism
. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri
setelah melakukan observasi dan pengamatan, guru membimbing siswa untuk menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan
inquiry.
Dengan demikian siswa dapat menumbuhkan ide kreatif tentang batik, dapat menemukan masalah seperti misalnya warna motif batik
tercampur dengan warna motif yang lain. Guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa mengenai motif batik, yaitu bermacam-macam motif
batik yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya, kendala-kendala yang dihadapi selama proses pembuatan motif batik
questioning.
Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
kesulitan-kesulitan atau hambatan yang dihadapi pada waktu membuat motif batik. Siswa dibagi dalam kelompok kecil dan masing-masing
kelompok terdiri dari empat orang siswa dan melakukan kerjasama untuk membuat batik yang digunakan sebagai taplak meja kecil
learning community.
Guru mendemontrasikan cara memindah motif batik dari kertas gambar ke atas kain, supaya siswa dapat mengikuti dengan baik
modeling.
Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk memindahkan motif batik ke atas kain mori, membatik dengan teknik mencanting, dan
mewarnai motif batik dengan teknik
colet.
Siswa melakukan pekerjaan tersebut dengan bekerjasama dalam kelompok. Sehingga penilaian yang
dilakukan oleh guru dengan menilai kerja individu dan kebersamaan dalam kelompok. Siswa menunjukkan kepada guru hasil rancangan motif
batik yang dibuat siswa pada pertemuan pertama. kemudian guru memilih
commit to user 92
salah satu motif batik yang akan digunakan untuk membuat motif batik taplak meja kecil, setelah itu guru membagikan kain mori kepada masing-
masing kelompok.
Gambar 23. Guru Menjelaskan Cara Membuat Batik yang Digunakan Untuk
Taplak Meja
modeling.
Dokumentasi: Agustina Sulistyowati, 2010 Pada gambar di atas dapat dilihat guru sedang menjelaskan cara
membuat batik yang digunakan untuk taplak meja kecil. Terlihat antusiasme sebagian besar siswa pada waktu mendengarkan penjelasan
dari guru, dan masih terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal demikian sangat wajar terjadi dalam proses
pembelajaran. Setelah kain dibagikan kepada masing-masing kelompok, kemudian siswa bekerjasama memindah motif batik yang dipilih oleh guru
dari kertas gambar ke atas kain. Dalam memindah motif batik dari kertas gambar ke atas kain
peralatan yang digunakan adalah pensil. Apabila siswa mengalami kesulitan pada waktu memindahkan motif geomertis, siswa dapat
mempergunakan alat bantu lain yang berupa penggaris, busur, dan jangka supaya pengerjaannya lebih mudah. Guru juga dapat berperan aktif
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memindahkan motif batik.
commit to user 93
Gambar 24. Guru Memberi Contoh Siswa yang Kesulitan dalam Memindah
Motif Batik
Modeling.
Dokumentasi: Agustina Sulistyowati, 2010 Pada gambar di atas dapat dilihat salah satu kelompok siswa yang
mengalami kesulitan sedang memperhatikan guru pada waktu memberi contoh memindahkan motif batik dari kertas gambar ke atas kain mori.
Sedangkan kelompok siswa yang lain mengerjakan tugas mereka masing- masing. Sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-
sungguh, dan masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Setelah selesai menggambar motif batik pada
kain, kemudian siswa dalam kelompok secara bergantian membatik dengan teknik mencanting menggunakan malamlilin yang dilelehkan
hingga mendidih.
commit to user 94
Gambar 25. Secara Bergantian Siswa Membatik dengan Teknik Mencanting.
Dokumentasi: Sunarmi, 2010 Pada gambar di atas dapat dilihat aktivitas siswa pada waktu
membatik dengan teknik mencanting dalam kelompok secara bergantian, sebagian besar siswa serius dengan pekerjaannya akan tetapi masih
terdapat beberapa orang siswa yang kurang serius pada waktu membatik. Hal itu dikarenakan minimnya peralatan yang digunakan untuk membatik,
jumlah kompor dan wajan yang dapat digunakan hanya 4 buah, canting yang digunakan sebagian kecil juga tidak dapat berfungsi dengan baik,
sehingga siswa harus bergantian untuk membatik. Minimnya peralatan membatik tidak menghalangi semangat siswa untuk belajar kelompok.
Setelah kain mori selesai dibatik kemudian secara kelompok siswa bekerjasama mewarnai motif gambar batik menggunakan
remazol
dengan teknik
colet.
commit to user 95
Gambar 26. Secara Kelompok Siswa Bekerjasama Mewarnai Motif Batik
dengan Teknik
Colet.
Dokumentasi: Sunarmi, 2010 Pada gambar di atas dapat dilihat aktivitas siswa secara kelompok
pada waktu mengerjakan tugas mewarnai motif batik menggunakan
remazol
dengan teknik
colet.
Sebagian besar siswa serius mengerjakan karya kelompok mereka, dan terdapat beberapa orang siswa masih tidak
serius mengerjakan karya dalam kelompok mereka. Hal demikian dapat terjadi dikarenakan saranafasilitas yang digunakan untuk mewarnai batik
sangat minim sekali, dengan peralatan seadanya mereka mengerjakan karya dengan cara bergantian. Setelah selesai diwarnai kemudian kain
batik dikeringkan.
Gambar 27. Secara Kelompok Siswa Bekerjasama Menjemur Kain Batik
yang Sudah Selesai Diwarnai Dokumentasi: Sunarmi, 2010
commit to user 96
Pada gambar di atas dapat dilihat secara kelompok siswa bekerjasama menjemur kain batik yang sudah selesai diwarnai. Apabila
warna belum benar-benar kering nanti bisa tercampur dengan warna yang lainnya, untuk itu kain batik harus
dikuncidikancing
dengan menggunakan
waterglass.
Setelah kain kering kemudian direndam menggunakan
waterglass
yang dimasukkan kedalam ember selama ± 15 menit, kemudian diangin-anginkan selama ± 15 menit.
Gambar 28. Siswa Mengangin-anginkan Kain Batik yang Sudah Direndam
dengan Menggunaka
Waterglass
Selama ± 15 Menit. Dokumentasi: Sunarmi, 2010
Pada gambar di atas dapat dilihat aktivitas siswa pada waktu mengangin-anginkan kain yang sudah direndam dengan menggunakan
waterglass.
Walaupun
waterglass
berbau tidak sedap dan pedih jika terkena tangan yang terluka, siswa tidak merasa takut ataupun jijik jika
tangan mereka terkena
waterglass.
Tujuannya supaya
waterglass
benar- benar dapat meresap ke dalam serat kain, setelah diangin-anginkan
kemudian kain batik di masukkan kedalam ember yang berisi air agar
waterglass
luntur.
commit to user 97
Gambar 29. Siswa Mencelupkan Kain Batik yang Sudah Diwarnai ke Dalam
Air Bersih Untuk Melunturkan
Waterglass
. Dokumentasi: Sunarmi, 2010
Pada gambar di atas dapat dilihat aktivitas siswa secara kelompok pada waktu memasukkan kain yang sudah selesai di
waterglass
dikasukkan kedalam air bersih dengan tujuan agar
waterglass
luntur. Tujuan
waterglass
dilunturkan supaya proses
melorot
lebih mudah. Setelah
waterglass
luntur kemudian kain batik
dilorot
menggunakan air panas.
Gambar 30. Siswa Melorot Kain Batik dengan Menggunakan Air Mendidih.
Dokumentasi: Sunarmi, 2010 Pada gambar di atas dapat dilihat aktivitas siswa secara kelompok
pada waktu
melorot
kain batik dengan menggunakan air panas yang mendidih untuk melunturkan malamlilin yang masih menempel pada
kain. Hal tersebut dilakukan secara bergantian agar tidak bercanda pada
commit to user 98
waktu
melorot
kain batik. Walaupun air yang digunakan untuk
melorot
kain sangat panas, namun antusias siswa pada waktu
melorot
kain batik sangat tinggi. Pada bagian
melorot
kain batik, siswa yang bekerja hanya sebagian saja, karena jika semua siswa
melorot
kain batik dengan menggunakan panci yang berisi air panas mereka pasti akan berebut
tempat. Hal demikian dilakukan untuk mengantisipasi agar siswa tidak terkena air panas, maka secara bergantian mereka
melorot
kain batik. Setelah kain batik
dilorot,
kemudian kain batik dicelupkan kedalam air dingin untuk melepaskan sisa malamlilin yang masih menempel pada
kain, kemudian kain batik dijemur sampai kering.
Gambar 31. Siswa Menjemur Kain Batik yang Sudah Selesai
Dilorot.
Dokumentasi: Sunarmi, 2010 Pada gambar di atas dapat dilihat aktivitas siswa pada waktu
menjemur kain batik yang sudah selesai
dilorot.
Dengan demikian proses pembuatan batik yang digunakan untuk taplak meja sudah selesai
dilaksanakan. c.
Kegiatan penutup Guru mengajak siswa melihat kembali atau merespon kegiatan
mewarnai batik dengan teknik
colet, menguncimengancing
kain dengan menggunakan
waterglass,
dan
melorot
kain dengan menggunakan air panas yang telah dilaksanakan. Guru dapat mengetahui kendala-kendala
apa saja yang dihadapi oleh siswa ketika melaksanakan pembelajaran
commit to user 99
mewarnai batik dengan teknik
colet,
mengunci kain dengan menggunakan
waterglass,
dan
melorot
kain dengan menggunakan air panas yang nantinya akan dipergunakan untuk pertemuan berikutnya. Sebagian besar
siswa dalam membatik dengan teknik mencanting sudah mampu menggunakan canting dengan baik, dikarenakan siswa sudah mulai
terbiasa memegang canting yang berisi malamlilin panas. Pada waktu siswa melaksanakan praktek mewarnai batik dengan
teknik
colet,
sebagian besar siswa sudah mampu mewarnai dengan baik. Pada waktu siswa mengunci kain dengan menggunakan
waterglass,
dan
melorot
kain dengan menggunakan air panas yang mendidih, siswa sudah mulai
terbiasa mengerjakannya.
Kegiatan ini
bertujuan untuk
mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Guru menanyakan
kendala-kendala apa saja yang dihadapi siswa selama mengikuti pembelajaran.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan hal-hal yang belum dimengerti,
selanjutnya guru memberikan solusi
reflection.
Dengan adanya kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, siswa membangun rasa kebersamaan dan
tanggungjawab individu untuk dapat menyelesaikan tugas mereka. Dalam tugas kelompok ini masih terdapat beberapa orang siswa yang tidak mau
membantu dalam mengerjakan tugas, hal tersebut dapat merugikan teman yang lain dalam satu kelompok. Hal tersebut juga akan digunakan dalam
penilaian, sehingga akan ada perbedaan antara nilai kelompok dan nilai individu dalam proses pengerjaan tugas.
Hasil dari evaluasi dapat digunakan untuk pembelajaran berikutnya. Guru memberitahukan pembelajaran yang akan dilaksanakan
pada pertemuan berikutnya yaitu, bersama-sama dengan siswa mempresentasikan hasil karya batik yang telah dibuat. Guru melakukan
penilaian dengan mengukur kemampuan siswa dalam mewarnai motif batik dengan teknik
colet.
commit to user 100
3. Pertemuan ketiga
Siklus : II dua
Haritanggal : Sabtu, 2 Oktober 2010
a. Pendahuluan
Meliputi guru membuka dan mengawali pelajaran dengan
melakukan presensi, hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui siswa yang hadir dan siswa yang tidak hadir
. b.
Kegiatan inti Meliputi kegiatan
guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan siswa dengan memberi penjelasan tentang model
pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
CTL, Langkah-langkah model pembelajaran CTL
adalah sebagai berikut: Guru menjelaskan kegiatan yang yang akan dilaksanaka pada
pertemuan ke-tiga, yaitu: guru memulai pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ramah, terbuka, negosiasi yang
terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa
daily life modeling,
dengan bertanya kepada siswa apakah siswa masih mengingat materi pelajaran
yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Agar siswa tidak lupa, guru mengajak siswa mengingat kembali materi apa saja yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya yaitu, materi batik, membuat rancangan motif batik, membatik dengan teknik mencanting, dan
mewarnai motif batik dengan teknik
colet.
Pada tahap konstruksivisme
konstruktivism
yaitu, membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada
pengetahuan awal tentang membatik yang telah dilaksanakan selama 2 x pertemuan. Berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh siswa,
diharapkan siswa mampu menggabungkan antara pengalaman yang baru diperolehnya dengan melakukan observasi dan melakukan mengamati
hasil karya batik yang telah dibuat. Pada tahap menemukan
inquiry
yaitu, proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman yaitu membatik yang telah dilaksanakan
commit to user 101
selama tiga kali pertemuan. Dengan demikian siswa mampu memahami tentang materi batik, membuat motif batik, teknik mencanting, mewarnai
motif batik dengan teknik
colet.
Siswa mendiskusikan batik yang telah diamati, siswa menemukan masalah pada batik yang diamati, siswa
membuat pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, siswa menganaliasis, siswa memecahkan masalah, siswa
membuat kesimpulan
.
Pada tahap masyarakat belajar
learning community
yaitu, sekelompok orang yang terkait dalam kegiatan belajar. Tahap
learning community
pada pertemuan keempat siswa tidak dibentuk kelompok dikarenakan tidak ada penugasan dari guru, akan tetapi secara bersama-
sama siswa mendiskusikan hasil karya batik yang sudah dibuat. Pada tahap bertanya
questioning
yaitu, kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa, dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kegiatan membatik yang telah dilaksanakn. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang kegiatan membatik yang telah dilaksanakan. Dengan adanya kegiatan tanya jawab antara guru dengan
siswa, kegiatan tersebut dapat menimbulkan interaksi antar siswa, sehingga mampu menghidupkan susana kelas.
Pada tahap permodelan
modeling
yaitu, proses penampilan suatu contoh. Pada tahap ini guru menunjukkan semua hasil karya siswa satu-
persatu didepan kelas dengan memberikan kritik, saran, dan masukan- masukan yang membangun.
Sebenarnya pada pertemuan keempat guru meminta siswa maju satu
persatu untuk mempresentasikan hasil karya
mereka masing-masing, akan tetapi siswa belum berani maju kedepan, hal tersebut terjadi karena siswa belum terbiasa mempresentasikan karya
mereka didepan kelas.
commit to user 102
Gambar 32. Guru Mempresentasikan Karya Siswa di Depan Kelas.
Dokumentasi: Agustina Sulistyawati, 2010 Pada gambar di atas dapat dilihat aktivitas siswa pada waktu
mendengarkan presentasi dari guru. Bersama-sama dengan siswa guru mengevaluasi semua hasil karya batik yang telah dibuat oleh siswa.
Dengan demikian guru bersama dengan siswa dapat memberikan masukan, kritik, dan saran yang membangun supaya untuk tugas-tugas
selanjutnya siswa lebih maksimal dalam mengerjakan tugas. Sebelum dilaksanakan penelitian ini aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran
dikelas sebagian
besar siswa
tidak memperhatikan penjelasan guru, bercakap-cakap dengan temannya yang
lain, ramai, dan setelah dilaksanakan penelitian ini sebagian besar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru, dan mengajukan pertanyaan kepada guru tentang apa yang belum mereka ketahui. Hal tersebut dikarenakan materi
yang disampaikan oleh guru tentang batik merupakan hal yang baru bagi mereka, sehingga mampu memancing perhatian siswa untuk fokus dalam
mengikuti proses pembelajaran. Membatik yang biasanya dilaksanakan hanya dengan menggambar
motif pada kertas gambar, dalam penelitian ini siswa dapat menggambar motif batik pada kertas gambar kemudian dipindah keatas kain mori.
Dalam penelitian ini siswa menggambar motif batik sebanyak tiga kali,
commit to user 103
yaitu: 1 membuat motif batik pada kertas gambar, 2 memindah motif gambar batik dari kertas gambar keatas kain mori, dan 3 mengulang
motif batik pada kain mori dengan menggunakan malamlilin yang sudah dilelehkan. Dengan mengulang membuat motif batik diharapkan dapat
melatih keterampilan siswa dalam menggambar motif batik. Sebelum dilaksanakan penelitian ini pengetahuan siswa tentang
motif batik sangat kurang sekali, hal itu dapat diketahui dari motif batik yang mereka buat semua hampir sama kurang kreatif. Dilihat dari sisi
pewarnaan karya gambar batik diatas sudah baik jika dibandingkan dengan karya siswa yang lainnya. Dan setelah dilaksanakan penelitian ini hasil
karya siswa menunjukkan perubahan yang awlnya hanya mencontoh karya teman atau mencotoh motif batik dari buku sekarng sebagian besar siswa
berani membuat motif sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil karya membatik siswa kelas VI SDN Mojosongo II, terdapat berbagai macam
motif-motif lain yang merupakan hasil dari imajinasi mereka dalam membuat taplak meja kecil. Sehingga hasil karya kelompok satu dan
kelompok lainnya berbeda motif. Dalam membatik dengan teknik mencanting sebagian besar siswa
sudah mampu menguasai, hal tersebut dikarenakan siswa kelas VI SDN Mojosongo II sudah dua kali membatik dengan teknik mencanting. Pada
waktu membatik peralatan yang digunakan sebagian besar tidak dapat berfungsi dengan baik, seperti misalnya: nyala api kompor tidak dapat
maksimal, wajan bocor, kondisi canting tidak baik sehingga membuat aliran malamlilin terhambat sehingga malamlilin tidak dapat tembus pada
kain. Dan sebagian kecil lainnya siswa masih belum mampu membatik dengan teknik mencanting dengan baik. Apabila ada salah satu teman
dalam kelompok yang belum bisa mencanting dengan baik teman yang lainnya membantu. Dengan adanya
learning comunity
atau kelompok belajar, dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas.
Dalam mewarnai motif batik menggunakan
remazol
dengan perpaduan warna pada kain sebagian besar siswa sudah mampu mewarnai
commit to user 104
dengan baik. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah kedua kalinya mewarnai motif gambar batik menggunakan
remazol
dengan teknik
colet.
Selain itu pada waktu membatik dengan teknik mencanting malamlilin sebagian besar sudah dapat tembus, sehingga berpengaruh terhadap hasil
pewarnaan yang baik. Dalam proses merendam kain batik ke dalam
waterglass,
hampir seluruh siswa sudah mampu mengerjakannya. Dan pada waktu
melorot
kain dengan menggunakan air panas yang mendidih secara kelompok siswa mengerjakannya dengan berhati-hati. Kegiatan pembelajaran ini
juga dapat melatih rasa kebersamaan, tanggungjawab terhadap hasil karya masing-masing kelompok, serta kemandirian untuk dapat menyelesaikan
tugas individu dengan baik. c.
Kegiatan penutup Guru
bersama-sama dengan
siswa dansendiri
membuat rangkumansimpulan tentang materi batik yang telah disampaikan dan
kegiatan membatik yang telah dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil karya batik yang telah dibuat siswa-siswa
kelas VI secara kelompok, siswa dapat mengetahui hasil karya yang dikerjakan dengan maksimal dan yang belum maksimal. Setelah siswa
yang karyanya belum maksimal dapat mengetahui hasil karya siswa lain yang sudah maksimal, diharapkan untuk tugas-tugas selanjutnya mereka
akan terdorong untuk membuat karya yang lebih baik lagi. Guru menanyakan kendala-kendala apa saja yang dihadapi siswa selama
mengikuti pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan hal-hal yang belum dimengerti, selanjutnya guru memberikan solusi
reflection.
Guru melakukan penilaian keseluruhan mulai dari mempersiapkan peralatan dan bahan untuk membatik, membuat rancangan motif batik,
membatik dengan teknik mencanting, dan mewarnai batik dengan teknik
colet authentic assessment.
commit to user 105
c. Hasil Observasi dan Analisis