Frekuensi Nilai Membatik Siswa Sesudah Dilaksanakan Tindakan Frekuensi Nilai Membatik Siswa Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan

commit to user 121

3. Frekuensi Nilai Membatik Siswa Sesudah Dilaksanakan Tindakan

Siklus II Berikut ini adalah data frekuensi siswa kelas VI SDN Mojosongo II yang diperoleh melalui observasi yang dilakukan 3 x pertemuan dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sesudah proses pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data frekuensi adalah sebagai berikut: Tabel 11. Data Frekuensi Nilai Membatik Siswa Kelas VI Sesudah Tindakan Siklus II. No Interval Frekuensi Persentase Keterangan 1. 76 - 80 17 47,22 Baik 2. 71 - 75 6 16,66 Lebih dari cukup 3. 66 – 70 9 25 Cukup 4. 61 - 65 3 8,33 Hampir cukup 5. 56 - 60 1 2,77 Kurang 6. 51 - 55 Kurang sekali 7. 46 - 50 Sangat kurang sekali Jumlah 36 100 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus II siswa memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 9 siswa atau 25 , kategori lebih dari cukup sebanyak 6 siswa atau 16,66 , dan kategori baik sebanyak 1 7 siswa atau 47,22 . Jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥ 66 adalah sebanyak 32 siswa atau 88,88 , nilai siswa ≤ 66 adalah sebanyak 4 siswa atau 11,11 . Data frekuensi nilai membatik siswa kelas VI SDN Mojosongo II pada siklus I dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut: commit to user 122 2 4 6 8 10 12 14 16 18 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 Gambar 38. Grafik Nilai Membatik Siswa Kelas VI Sesudah Dilaksanakan Tindakan Siklus II.

4. Frekuensi Nilai Membatik Siswa Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan

Tindakan Siklus I dan II Berikut ini adalah data frekuensi siswa kelas VI SDN Mojosongo II yang diperoleh melalui observasi yang diambil sebelum melakukan tindakan penelitian dan sesudah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II, diperoleh data frekuensi adalah sebagai berikut: Tabel 12. Data Frekuensi Nilai Membatik Siswa Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan Tindakan Siklus I dan II. Dari tabel di atas dapat dilihat perbandingan antara persentase sebelum dilaksanakan tindakan, setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II. Adanya peningkatan prestasi belajar dapat diketahui setelah dilaksanakan penelitian No Interval Persentase Sebelum Tindakan Persentase Siklus I Persentase Siklus II Keterangan 1. 76 - 80 11,11 11,11 47,22 Baik 2. 71 - 75 11,11 16,66 16,66 Lebih dari cukup 3. 66 – 70 8,33 30,55 25 Cukup 4. 61 - 65 50 16,66 8,33 Hampir cukup 5. 56 - 60 19,44 16,66 2,77 Kurang 6. 51 - 55 2,77 Kurang sekali 7. 46 - 50 5,55 Sangat kurang sekali Jumlah 100 100 100 commit to user 123 tindakan action research dengan menggunakan model pembelajaran CTL Contextual Teaching and Learning . Berikut ini gambar grafik hasil frekuensi nilai membatik keseluruhan sebelum tindakan, setelah dilaksanakan siklus I II: 2 4 6 8 10 12 14 16 18 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 Gambar 39. Grafik Nilai Membatik Siswa Kelas VI Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan Tindakan Siklus I dan II. Keterangan grafik: : nilai siswa sebelum dilaksanakan tindakan. : nilai siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I. : nilai siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus II. Nilai siswa sebelum dilaksanakan tindakan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM 66 adalah sebanyak 25 siswa atau 69,44 , sedangkan jumlah siswa yang memeroleh nilai di bawah KKM 66 adalah sebanyak 11 siswa atau 30,55 Nilai siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL pada mata pelajaran membatik adalah sebagai berikut: jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 66 adalah sebanyak 15 siswa atau 41,66 , sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≤ 66 adalah sebanyak 21 siswa atau 58,32 . Hasil penelitian tindakan siklus I menampakkan peningkatan prestasi belajar siswa, akan tetapi peningkatan prestasi belajar siswa belum mampu memenuhi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 70 . Indikator commit to user 124 ketercapaian yang sudah mampu memenuhi target 70 pada siklus I yaitu: mempersiapkan bahan dan alat untuk membatik, dan membuat rancanga motif batik, dan indikator-indikator yang belum terpenuhi yaitu: membatik dengan teknik mencanting, dan mewarnai motif batik dengan teknik colet. Nilai siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL, pada mata pelajaran membatik dengan teknik mencanting adalah sebagai berikut: jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 66 adalah sebanyak 32 siswa atau 88,88., sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≤ 66 adalah sebanyak 4 siswa atau 11,11 Hasil pelaksanaan penelitian siklus II menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dan mampu memenuhi indikator ketercapaian dalam penelitian ini yaitu lebih dari 70 prestasi belajar meningkat. Indikator yang sudah terpenuhi pada siklus II yaitu: membatik dengan teknik mencanting, dan mewarnai motif batik dengan teknik colet. Secara lebih rinci perkembangan maupun penurunan prestasi belajar membatik siswa kelas VI SDN Mojosongo II berdasarkan indikator ketercapaian dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam rekapitulasi nilai nilai rata-rata kelas dan persentase keberhasilan sebagai berikut: Tabel 13. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kelas dan Persentase Keberhasilan Setelah Dilaksanakan Tindakan Siklus I dan II. No Indikator kietercapaian Persentase Keberhasilan Antar Siklus Peningkatan Penurunan Persentase I II Naik Menurun 1. Mempersiapkan bahan dan alat untuk membuat batik. 80,55 77,77 - 2,77 2. Membuat rancangan motif batik 72,22 91,66 19,49 - 3. Membatik dengan teknik mencanting 41,66 88,88 47,22 - 4. Mewarnai motif batik dengan teknik colet 30,55 77,77 36,11 - commit to user 125 Berikut ini gambar grafik perbandingan antara siklus I II: 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Siklus I Siklus II Mempersiapkan bahan dan alat untuk membuat batik Membuat rancangan motif batik Membatik dengan teknik mencanting Mewarnai motif batik dengan Gambar 40. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Kelas VI Sesudah Dilaksanakan Tindakan Siklus I dan II. Menurut data yang telah diperoleh berdasarkan nilai rata-rata antar siklus pada tabel 20, perubahan antara siklus I dan siklus II indikator ketercapaian mempersiapkan bahan dan alat untuk membatik nilai rata-rata kelas naik 1,89, dari 71,11 menjadi 73,88, sedangkan persentase keberhasilan menurun 2,77 dari 80,54 menjadi 77,77 . Menurunnya persentase keberhasilan tersebut dapat terjadi dikarenakan pada siklus I siswa memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 11 siswa atau 30,55 , kategori lebih dari cukup sebanyak 6 siswa atau 16,66 , dan kategori baik sebanyak 4 siswa atau 11,11 . Jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥ 66 adalah sebanyak 21 siswa atau 58,32 , sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≤ 66 adalah sebanyak 15 siswa atau 41,66 . Sedangan pada siklus II siswa memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 9 siswa atau 25 , kategori lebih dari cukup sebanyak 6 siswa atau 16,66 , dan kategori baik sebanyak 17 siswa atau 47,22 . Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 66 adalah sebanyak 32 siswa atau 88,88 , dan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≤ 66 adalah sebanyak 4 siswa atau 11,11 . Perubahan antara siklus I dan siklus II pada indikator ketercapaian membuat rancangan motif batik nilai rata-rata kelas naik 4,44 , dari 72,50 menjadi 76,94, sedangkan persentase keberhasilan naik 19,49 , dari 72,22 menjadi 91,66 . commit to user 126 Perubahan antara siklus I dan siklus II pada indikator ketercapaian membatik dengan teknik memcanting memperoleh nilai rata-rata kelas naik 9,72 , dari 64,72 menjadi 74,44, sedangkan persentase keberhasilan naik 44,44 dari 41,66 menjadi 86,10 . Perubahan antara siklus I dan siklus II pada indikator ketercapaian mewarnai motif batik dengan teknik colet memperoleh nilai rata-rata kelas naik 11,67, dari 60,55 menjadi 74,44, sedangkan persentase keberhasilan naik 36,11 dari 72,22 menjadi 77,77 .

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika di Kelas IV MIN Parung

0 7 169

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN O2 GAMBIRMANIS PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009 2010

0 6 146

PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II Penggunaan Strategi Contextual Teaching Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SDN 03 Ngadirejo Kecamatan Mojogedang Ka

0 1 14

PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II Penggunaan Strategi Contextual Teaching Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SDN 03 Ngadirejo Kecamatan Mojogedang Ka

0 1 12

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBATIK BAGI SISWA KELAS IX A SMPNEGERI3 KOKAP KULON PROGO PADA SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21