commit to user 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Untuk memudahkan pengkajian ini peneliti membaginya menjadi tiga pokok bahasan, yaitu: 1 Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
CTL
.
2 Prestasi Belajar, dan 3 Membatik
1. Model Pembelajaran CTL
a. Pengertian Model Pembelajaran CTL
Model pembelajaran CTL pembelajaran kontekstual adalah salah satu di antara sekian banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, di mana CTL merupakan suatu sistem atau pendekatan pembelajaran yang bersifat holistik. Pembelajaran ini terdiri atas komponen-
komponen yang saling terkait, yang apabila dilaksanakan masing-masing memberikan dampak sesuai dengan perannya. Pembelajaran kontekstual
didasarkan pada pemikiran bahwa siswa belajar apabila mereka melihat makna dari yang mereka pelajari. Makna dalam pekerjannya di sekolah apabila mereka
dapat menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Melalui CTL
belajar dapat menjadi bermakna dengan mengaitkan konten dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari siswa.
“
Contextual Teaching and Learning
CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka”.
http:fandi4tarakan.wordpress.com.
Kemitraan yang memungkinkan para siswa menerapkan pelajaran akademis ke tempat kerja, pelajaran-pelajaran yang mengaitkan tugas sekolah
dengan pengalaman sehari-hari, restrukturisasi sekolah yang memungkinkan “lerning by doing” semua kegiatan ini menunjukkan kekuatan dari pesan pokok
CTL. Pesan pokok itu adalah bahwa
“lerning by doing” menyebabkan kita
8
commit to user 9
membuat keterkaitan-keterkaitan yang menghasilkan makna, dan ketika kita melihat makna, kita menyerap dan menguasai pengetahuan dan keterampilan.
Johnson 2007: 4, berpendapat bahwa: “Dalam pembelajaran kontekstual minimal ada tiga prinsip utama
yaitu: 1 prinsip saling ketergantungan
interdependence.
Menurut hasil kajian para ilmuwan modern segala yang ada di alam semesta ini
adalah saling berhubungan. Segala yang ada, baik manusia maupun bukan manusia, makhluk hidup ataupun benda mati atau satu sama lain
berhubungan dan tergantung membentuk pola dan jaring sistem hubungan yang teratur, 2 prinsip diferensiasi
differentiation.
Diferensiasi menunjuk kepada sifat alam yang secara terus menerus menimbulkan perbedaan, keragaman, keunikan. Alam tidak pernah
mengulang dirinya tetapi keberadaannya selalu berbeda. Prinsip diferensiasi
menunjukkan
kreativitas yang luar biasa dari alam semesta. 3 prinsip pengorganisasian diri
self organization.
Setiap individu atau kesatuan
entity
dalam alam semesta mempunyai potensi melekat, yaitu kesadaran sebagai kesatuan yang utuh yang
berbeda dari yang lain. Tiap orang memiliki organisasi diri, keteraturan diri, kesadaran diri, pemeliharaan diri sendiri, suatu energi
atau kekuatan hidup, yang memungkinkan mempertahankan dirinya secara kh
as berbeda dengan yang lainnya”. Dari asumsi dan latar belakang yang mendasarinya, maka terdapat
beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar dalam konteks CTL menurut Sanjaya dalam Endang Komara, 2010, antara lain:
1. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengonstruksi
pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Oleh karena itulah, semakin banyak pengalaman maka akan semakin banyak pula
pengetahuan yang mereka peroleh. 2.
Belajar bukan sekadar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas. Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang
dialami, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia, seperti pola berpikir, pola bertindak,
kemampuan memecahkan
persoalan termasuk
penampilan atau
performance
seseorang. Semakin pengetahuan seseorang luas dan mendalam, maka akan semakin efektif dalam berpikir.
commit to user 10
3. Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan
masalah anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya perkembangan intektual akan tetapi juga mental dan emosi. Belajar secara
kontekstual adalah belajar bagaimana anak menghadapi persoalan. 4.
Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari sederhana menuju yang kompleks. Oleh karena itu belajar
tidak dapat sekaligus, akan tetapi sesuai dengan irama kemampuan siswa. 5.
Belajar pada hakikatnya adalah menagkap pengetahuan dari kenyataan. Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan yang
memiliki makna untuk kehidupan anak
Real World Learning.
Pengetahuan itu diperoleh anak bukan dari informasi yang diberikan oleh orang lain temasuk guru, akan tetapi dari proses penemukan dan mengontruksinya
sendiri, maka guru harus menghindari mengajar sebagai proses penyampaian informasi. Guru perlu memandang siswa sebagai subjek belajar dengan segala
keunikannya. Siswa adalah organisme aktif yang memiliki potensi untuk membangun pengetahuannya sendiri.
b. Tujuh Komponen Dalam CTL