Umur Responden Pendidikan Faktor Predisposisi

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Faktor Predisposisi

5.1.1. Umur Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar umur responden yaitu berusia 40-50 tahun sebanyak 31 orang 49,2 sedangkan sebagian kecil umur responden yaitu berusia 20-30 tahun sebanyak 2 orang 3,2 dan 31-40 tahun sebanyak 15 orang 23,8. Menurut Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis mental, dimana pada aspek psikologis ini, taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Sakanti 2007 yang mengatakan bahwa umur wanita yang melakukan Pap Smear lebih banyak berumur lebih dari 35 tahun dibandingkan dengan wanita yang berumur kurang dari 35 tahun. Umur dapat mempengaruhi tindakan ibu dalam melakukan Pap Smear, hal ini dikarenakan umur dapat mempengaruhi wawasan, cara berfikir dan daya ingat seseorang. Seorang ibu yang memiliki usia 40 tahun memiliki kecenderungan tidak melakukan Pap Smear dikarenakan mereka merasa masih sehat, belum merasakan kelainan pada tubuh sehingga mereka merasa belum perlu untuk melakukan Pap Universitas Sumatera Utara Smear. Sejalan dengan penelitian ini bahwa distribusi umur responden berada pada usia 40-50 tahun.

5.1.2. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas SMA yaitu sebanyak 37 orang 58,7 sedangkan sebagian kecil responden memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar yaitu sebanyak 2 orang 3,2. Menurut Green 1980 salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah faktor predisposisi yaitu pengetahuan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan pengetahuannya akan semakin baik dan bertambah. Liliweri 2007 didalam Fauzi A 2011 bahwa cakupan pengetahuan atas keluasan wawasan seseorang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah diberikan pengertian mengenai suatu informasi. Sejalan dengan itu menurut pendapat Wied 1996, menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut menentukan mudah atau tidak seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2003 bahwa manusia yang memiliki sumber daya manusia yang lebih baik, dalam arti tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka akan semakin memiliki wawasan yang semakin baik pula. Pada penelitian di Amerika Serikat pada bulan April 2003 didapatkan responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki perilaku 2,5 kali lebih sering menjalankan Universitas Sumatera Utara pemeriksaan Pap Smear dibandingkan dengan responden yang tingkat pendidikannya rendah Darmindro dkk, 2007. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang biasanya mempunyai taraf pengetahuan dan keterampilan yang semakin baik serta akan lebih mengerti tentang sesuatu hal, yang cenderung akan mempengaruhi tindakannya dalam melakukan pemeriksaan Pap Smear. Akan tetapi untuk pendidikan terakhir responden di Poli Ginekologi RSUD Dr Pirngadi paling banyak adalah tamatan SMA sehingga juga akan mempengaruhi pengetahuan dan tindakan mereka dalam melakukan Pap Smear.

5.1.3. Pekerjaan