2.4. Kanker Serviks
2.4.1. Pengertian Kanker serviks
Kanker leher rahim atau yang dikenal dengan kanker serviks yaitu keganasan yang terjadi pada serviks leher rahim yang merupakan bagian terendah
dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama atau vagina Depkes RI, 2006. Pada fase prakanker atau stadium awal kanker serviks tidak menimbulkan gejala fisik
yang mudah diamati. Menurut David M. Eddy 1981, yang dikutip dari Hoepoedio, 1986 dalam
tulisannya yang berjudul “The Economic of Cancer Prevention and Detection, Getting More for Less” tujuan konkrit dari penemuan dini kanker, termasuk kanker
leher rahim kanker serviks sebagai berikut: 1. Menaikkan harapan hidup.
2. Mengurangi pengobatan ekstensif. 3. Memperbaiki kualitas hidup.
4. Mengurangi penderitaan. 5. Mengurangi biaya.
6. Mengurangi kecemasan.
2.4.2. Penyebab Kanker Serviks
HPV Human Papiloma Virus merupakan penyebab terbanyak.
HPV biasa disebut wart virus virus kutil. Terdapat lebih dari 100 tife HPV yang telah
diidentifikasi. Tife 16,18,31,33 dan 35 menyebabkan perubahan sel-sel pada vagina atau serviks yang pada mulanya menjadi displasia dan selanjutnya berkembang
menjadi kanker leher rahim.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Faktor Risiko Kanker Serviks
Menurut Sjamsudin 2001 ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker serviks yaitu:
1. Perilaku seksual
Banyak faktor yang disebut-sebut mempengaruhi terjadinya kanker serviks. Telaah pada berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa golongan wanita yang
mulai melakukan hubungan seksual pada usia 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual yang berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks. Tinjauan
kepustakaan mengenai etiologi kanker leher rahim menunjukkan bahwa faktor risiko lain yang penting adalah hubungan seksual suami dengan wanita tuna susila WTS
dan dari sumber itu membawa penyebab kanker karsinogen kepada isterinya. Data epidemiologi yang tersusun sampai akhir abad 20, menyingkap kemungkinan adanya
hubungan antara kanker serviks dengan agen yang dapat menimbulkan infeksi. Karsinogen ini bekerja di daerah transformasi, menghasilkan suatu gradasi kelainan
permulaan keganasan, dan paling berbahaya bila terpapar dalam waktu 10 tahun setelah menarche. Keterlibatan peranan pria terlihat dari adanya kolerasi antara
kejadian kanker serviks dengan kanker penis di wilayah tertentu. Lebih jauh meningkatnya kejadian tumor pada wanita monogami yang suaminya sering
berhubungan seksual dengan banyak wanita lain menimbulkan konsep Pria Berisiko Tinggi sebagai vektor dari agen yang dapat menimbulkan infeksi.
Banyak penyebab yang dapat menimbulkan kanker serviks, tetapi penyakit ini sebaiknya digolongkan ke dalam penyakit akibat hubungan seksual PHS. Penyakit
kelamin dan keganasan serviks keduanya saling berkaitan secara bebas, dan diduga
Universitas Sumatera Utara
terdapat korelasi non-kausal antara beberapa penyakit akibat hubungan seksual dengan kanker serviks.
2. Jumlah kehamilan dan Partus
Kanker Serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering melahirkan partus. Semakin sering melahirkan, semakin besar resiko mendapat kanker serviks.
3. Merokok
Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogen baik yang dihisap sebagai rokoksigaret atau dikunyah. Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic
hydrocarbon heterocyclic nitrosamines. Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan di dalam serum. Efek langsung
bahan-bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi mudah terinfeksi virus.
Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga.
Wanita perokok mengandung konsentrat nikotin dan kotinin didalam serviks mereka yang merusak sel. Laki-laki perokok juga terdapat
konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan dapat memenuhi servik selama intercourse.
4. Kontrasepsi
Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko kanker serviks relatif 1,53 kali. Kontrasepsi oral dapat
meningkatkan sensitivitas terhadap virus HPV. WHO melaporkan risiko relatif pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya
pemakaian.
Universitas Sumatera Utara
5. Nutrisi
Banyak sayur dan buah mengandung bahan-bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya advokat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang,
bayam, tomat. Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat folic acid, vitamin C, vitamin E, beta karotenretinol dihubungkan dengan peningkatan risiko
kanker serviks. Vitamin E, vitamin C dan beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melindungi DNARNA terhadap pengaruh
buruk radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia. Vitamin E banyak terdapat dalam minyak nabati kedelai, jagung, biji-bijian dan kacang-
kacangan. Vitamin C banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-buahan
.
6. Infeksi Virus
Infeksi virus herpes simpleks HSV-2 dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab. Adanya infeksi virus dapat dideteksi dari
perubahan sel epitel serviks uteri pada tes pap. Pada infeksi virus sering dijumpai sitologi abnormal.
7. Keturunan
Selain faktor-faktor di atas, faktor keturunan sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara
perempuan dari pihak ibu atau ayah menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai risiko 2 kali lebih banyak menderita penyakit yang sama.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Gejala kanker Serviks