Riwayat Perkawinan Riwayat Kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar penghasilan keluarga responden yaitu Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 sebanyak 34 orang 54 yang berarti memenuhi Upah Minimum Regional dan sebanyak 11 orang yang berpenghasilan Rp. 1.000.000. Menurut Green sosial ekonomi mempengaruhi seseorang dalam mencari pelayanan kesehatan berupa pengobatan. Dengan berpenghasilan tinggi maka orang tersebut akan melakukan pencegahan dengan pendeteksian dini kanker serviks yaitu dengan metode Pap Smear. Pada penelitian di Amerika bulan April 2003 mengatakan responden yang memiliki penghasilan yang besar memiliki kemauan sebesar 1,56 kali untuk menjalankan pemeriksaan Pap Smear Darmindro dkk, 2007. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sakanti 2007 yang menunjukkan bahwa 63 responden yang melakukan Pap Smear berpendapatan tinggi mayoritas penghasilan keluarganya berasal dari suami, karena hanya 19 wanita yang memiliki penghasilan sendiri. Penghasilan responden rata-rata memenuhi Upah Minimum Regional, upah yang mencukupi memungkinkan responden untuk pergi ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan Pap Smear.

5.1.5. Riwayat Perkawinan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden menikah pada usia ≥20 tahun yait u sebanyak 56 orang 88,9 dan sebagian kecil responden menikah pada usia 20 tahun yaitu sebanyak 7 orang 11,1. Riwayat perkawinan berkaitan dengan umur pertama kali menikah dan melakukan hubungan seksual. Menurut Sjamsudin 2001 golongan wanita yang mulai melakukan hubungan seksual pada usia 20 tahun atau mempunyai pasangan Universitas Sumatera Utara seksual yang berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks. Hal ini sejalan dengan penelitian Sandra Van Loon 1996, wanita penderita kanker serviks kawin pertama kali usia 15 – 19 tahun. Usia pertama kali melakukan hubungan seks merupakan salah satu faktor yang cukup penting. Dimana makin muda seorang perempuan melakukan hubungan seksual semakin besar resiko harus ditanggungnya, karena terjadinya kanker serviks dengan masa laten kanker serviks memerlukan waktu 30 tahun sejak melakukan hubungan seksual pertama, sehingga hubungan seksual pertama awal dari mula proses munculnya kanker serviks pada wanita Yakub, 1993. Dalam teori perubahan perilaku Health Belief Model disebutkan bahwa seseorang akan mencari pelayanan kesehatan jika orang tersebut percaya bahwa ia mempunyai faktor resiko terhadap penyakit tersebut. Usia menikah yang cukup yaitu 20 tahun akan memperkecil resiko terkena kanker serviks pada responden.

5.1.6. Riwayat Kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Jumlah Kehamilan terbanyak yang dialami responden yaitu 3-5 kali sebanyak 41 orang 65,0 dan jumlah kehamilan paling sedikit yaitu lebih dari 5 kali sebanyak 4 orang 6,4. Kanker serviks dijumpai pada wanita yang sering partus atau melahirkan. Kategori partus sering belum ada keseragaman akan tetapi menurut beberapa pakar berkisar 3 – 5 kali melahirkan Tambunan, 1996. Bila persalinan banyak maka kanker serviks cenderung akan timbul. Universitas Sumatera Utara Dalam teori perubahan perilaku Health Belief Model disebutkan bahwa seseorang akan mencari pelayanan kesehatan jika orang tersebut percaya bahwa ia mempunyai faktor resiko terhadap penyakit tersebut. Menurut hasil penelitian yang ditemukan bahwa distribusi jumlah kehamilan yang paling banyak yang dialami responden yaitu 3-5 kali sebanyak 41 orang 65, hal ini mendorong ibu untuk melakukan tes Pap Smear. 5.2. Pengetahuan 5.2.1. Pengetahuan Tentang Kanker Serviks meliputi : pengertian, penyebab, faktor resiko, dan gejala kanker serviks. Berdasarkan penelitian di atas diketahui mengenai pengetahuan responden tentang pengertian kanker serviks bahwa sebagian besar responden menjawab penyakit ganas yang disebabkan oleh virus dan menyerang rahim sebanyak 37 orang 58,7 sedangkan sebagian kecil responden menjawab penyakit ganas yang menyerang rahim dengan pertumbuhan sel yang cepat yaitu sebanyak 9 orang 14,3 dan yang lainnya menjawab penyakit ganas yang disebabkan oleh bakteri dan menyerang rahim yaitu sebanyak 17 orang 27. Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui mengenai pengetahuan responden tentang penyebab kanker serviks bahwa sebagian besar responden menjawab Virus HPV sebanyak 48 orang 76,2 sedangkan sebagian kecil responden menjawab keturunan yaitu sebanyak 2 orang 3,2. Mengenai pengetahuan responden tentang faktor resiko kanker serviks bahwa sebagian besar responden menjawab Perilaku seksual sebanyak 57 orang 90,5 sedangakan sebagian kecil responden menjawab nutrisi yaitu sebanyak 5 orang 7,9. Universitas Sumatera Utara Mengenai pengetahuan responden tentang gejala kanker serviks yaitu sebagian besar responden menjawab gejala dan pertumbuhan kanker serviks tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker serviks tidak dapat diketahui dengan mudah sebanyak 32 orang 50,8 dan sebagian kecil responden tidak mengetahui tentang gejala kanker serviks yaitu sebanyak 3 orang 4,8. Menurut pendapat Mechanics dalam Notoatmodjo 2003 bahwa seseorang akan menganggap suatu penyakit apabila sakit itu dapat dilihat, dikenali atau dirasakan menonjol dari gejala dan tanda menyimpang. Padahal tidak menutup kemungkinan seseorang yang telah mengalami suatu gejala penyakit tetapi gejala tersebut tidak tampak secara langsung tetapi membutuhkan waktu hingga penyakit tersebut menjadi semakin parah . Hal ini sejalan degan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, dimana sebagian besar responden menyatakan bahwa kanker rahim adalah penyakit ganas yang disebabkan oleh virus dan menyerang rahim, penyebab kanker serviks bahwa sebagian besar responden menjawab Virus HPV. Menurut Suchman didalam Muzaham 1995 yang menyatakan bahwa seorang individu memiliki pandangan mengenai gejala merasa sakit adalah kurang enak badan atau sesuatu yang tidak biasa dialami yang selanjutnya pengetahuan mengenai gejala tersebut akan membuat penafsiran-penafsiran yang berkaitan.Menurut Muzaham 1995 bahwa kesimpulan yang diperoleh seseorang pada tahap pengenalan gejala penyakit berbeda antara satu dengan yang lainnya. Darmindro, dkk 2007 dalam penelitiannya di rumah susun Klender Jakarta mengatakan bahwa rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai pentingnya Pap Smear banyak disebabkan oleh kurangnya informasi, tingkat Universitas Sumatera Utara kewaspadaan masyarakat serta pengetahuan yang rendah tentang kanker serviks. Fenomena tersebut serupa dengan penelitian yang dilakukan di Nigeria dengan memfokuskan dalam memberikan penyuluhan mengenai kanker serviks sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kanker serviks yang dapat dilihat dari masih banyaknya responden yang menyatakan bahwa kanker serviks merupakan penyakit ganas yang menyerang rahim yang disebabkan oleh virus HPV dan tidak menimbulkan gejala pada stadium awal. Pengetahuan yang baik responden kebanyakan diperoleh dari rumah sakit yaitu ketika mereka melakukan Pap Smear di rumah sakit.

5.2.2. Pengetahuan Tentang Merokok sebagai salah satu faktor resiko