Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Pap Smear.

Kurangnya informasi mengenai Pap Smear disebabkan oleh kurangnya media informasi mengenai Pap Smear.

5.2.4. Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Pap Smear.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang manfaat Pap Smear yaitu sebagian besar responden menjawab deteksi awal kanker serviks sebanyak 37 orang 58,7 sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 1 orang 1,6 dan yang lainnya menjawab mencegah kanker serviks sebanyak 25 orang 39,7. Menurut Sumaryati 2003, manfaat dari pemeriksaan Pap Smear adalah untuk mendeteksi dini tentang adanya radang pada rahim dan tingkat radangnya, adanya kelainan degeneratif pada rahim, adatidaknya tanda-tanda keganasan kanker pada rahim yaitu mengetahui penyebab radang virus, bakteri, jamur, dan untuk menyelidiki infeksi-infeksi tertentu dan penyakit yang disebarkan secara seksual, untuk menentukan penanganan dan pengobatan. Manfaat dari Pap Smear menurut Lestadi 1997 adalah evaluasi sitohormonal, untuk menentukan adanya penyakit-penyakit gangguan hormonal, menentukan ada tidaknya ovulasi pada kasus infertilisasi, mendiagnosis peradangan, akan memberikan gambaran perubahan sel yang khas, yang sesuai dengan organisme penyebabnya, identifikasi organisme penyebab peradangan, dengan pulasan papnicolaou, beberapa macam infeksi oleh kuman tertentu akan menimbulkan perubahan sel yang khas, mendiagnosis kelainan pra kanker displasia serviks dini atau lanjut karsinoma In SituInvasif. Kini telah diakui bahwa Pap Smear merupakan alat diagnostik pra kanker dan kanker serviks yang ampuh dengan Universitas Sumatera Utara ketepatan diagnostik yang tinggi. Walaupun ketepatan diagnostik sitologi ginekologik Pap Smear sangat tinggi yaitu sebesar 96, tetapi diagnostik hispatologik sebagai alat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap diagnostik sitologi kanker serviks harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologik jaringan biopsi serviks sebelum dilakukan tindakan berikutnya, dan memantau hasil terapi, misalnya pada kasus infertibilitas atau gangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasus-kasus kanker serviks yang telah diobati dengan elektrokauter, kriosurgeri atau konisasi. Darmindro, dkk 2007 dalam penelitiannya di rumah susun Klender Jakarta mengatakan bahwa rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai pentingnya Pap Smear banyak disebabkan oleh kurangnya informasi, tingkat kewaspadaan masyarakat serta pengetahuan yang rendah tentang kanker serviks. Fenomena tersebut serupa dengan penelitian yang dilakukan di Nigeria dengan memfokuskan dalam memberikan penyuluhan mengenai kanker serviks sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan responden mengenai manfaat Pap Smear masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang masih banyak mengatakan bahwa Pap Smear dapat mencegah kanker serviks, bukan sebagai deteksi awal kanker serviks.

5.2.5. Pengetahuan Responden Tentang Usia Wanita untuk Melakukan Pap Smear