Pengetahuan Responden Tentang Pelaksanaan Pap Smear Pengetahuan Ibu Tentang Tempat Memperoleh Informasi dan Pemeriksaan Pap Smear.

Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan responden mengenai usia untuk melakukan Pap Smear masih kurang, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang hanya sebagian dapat menjawab dengan benar. Kurangnya pengetahuan responden ini dapat disebabkan karena kurangnya promosi tentang Pap Smear dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan.

5.2.6. Pengetahuan Responden Tentang Pelaksanaan Pap Smear

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang cara pelaksanaan Pap Smear yaitu sebagian besar responden menjawab dengan mengambil cairan vagina sebanyak 29 orang 46,0 sedangkan sebagian kecil menjawab tidak tahu sebanyak 7 orang 11,1 dan yang lainnya menjawab dengan mengambil getah serviks sebanyak 27 orang 42,9. Menurut Nurma, 2008 cara melakukan tes papsmear secara teknis yaitu pengambilan sapuan lendir dengan menggunakan spatula atau sejenis sikat halus. Lendir leher rahim diambil oleh dokter atau bidan untuk dioleskan dan difiksasi dilekatkan pada kaca benda. Kemudian dengan menggunakan mikroskop seorang ahli sitologi sel akan menguji sel rahim tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang tata cara pelaksanaan Pap Smear. Hal ini disebabkan pada saat melaksanakan Pap Smear, responden kurang aktif bertanya kepada petugas kesehatan dan kurangnya informasi mengenai Pap Smear.

5.2.7. Pengetahuan Ibu Tentang Tempat Memperoleh Informasi dan Pemeriksaan Pap Smear.

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang tempat memperoleh informasi Pap Smear yaitu sebagian besar menjawab dokter kandungan dan bidan sebanyak 37 orang 58,7 sedangkan sebagian kecil menjawab brosur atau leaflet sebanyak 7 orang 11,1 dan yang lainnya menjawab dokter dan perawat sebanyak 18 orang 28,6. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang tempat memperoleh pemeriksaan Pap Smear terbanyak yaitu praktek dokter sebanyak 42 orang 66,7 sedangkan yang paling kecil yaitu puskesmas sebanyak 17 orang 27,0. Green menyatakan bahwa salah satu factor yang mendorong terjadinya perubahan perilaku adalah faktor pemungkin yang merupakan faktor lanjutan dari faktor predisposisi, dimana motivasi untuk terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat terwujud. Keterjangkauan sarana dan prasarana menjadi faktor pemungkin bagi setiap individu untuk berperilaku. Hal ini disebabkan karena seseorang akan mencari informasi mengenai kesehatan maupun mencari pengobatan apabila adanya akses ke pelayanan kesehatan tersebut. Selain keterjangkauan sarana dan prasarana, faktor lingkungan juga memiliki andil untuk mempengaruhi perilaku karena faktor lingkungan dapat memfasilitasi perilaku atau tindakan tersebut seperti biaya, dan pelayanan kesehatan sehingga individu dapat mencari informasi dan dapat mencari pengobatan yang dibutuhkan. Serta faktor penguat yaitu faktor yang diperoleh dari orang terdekat dan adanya dukungan sosial yang diberikan ke individu tersebut seperti keluarga, teman maupun dari petugas kesehatan yang dapat memperkuat Universitas Sumatera Utara perilaku. Dengan adanya dukungan yang diberikan dari orang-orang terdekat seperti petugas kesehatan diharapkan dapat mendorong terjadinya perubahan perilaku. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang tempat memperoleh informasi dan pemeriksaan Pap Smear.

5.2.8. Kategori Tingkatan Pengetahuan