pemeriksaan Pap Smear dibandingkan dengan responden yang tingkat pendidikannya rendah Darmindro dkk, 2007.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang biasanya mempunyai taraf pengetahuan dan keterampilan yang semakin baik serta akan lebih mengerti tentang
sesuatu hal, yang cenderung akan mempengaruhi tindakannya dalam melakukan pemeriksaan Pap Smear. Akan tetapi untuk pendidikan terakhir responden di Poli
Ginekologi RSUD Dr Pirngadi paling banyak adalah tamatan SMA sehingga juga akan mempengaruhi pengetahuan dan tindakan mereka dalam melakukan Pap Smear.
5.1.3. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga dengan jumlah 32 orang 50,8 dan pekerjaan responden
yang paling sedikit adalah Lainnya sebanyak 4 orang 6,4. Menurut Bloom, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut penelitian Sakanti 2007 bahwa secara proporsi wanita yang tidak bekerja lebih banyak
melakukan pemeriksaan Pap Smear daripada wanita bekerja, hal tersebut berkaitan dengan waktu dan pelayanan kesehatan.
Ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang lebih banyak untuk bisa mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan. Selain itu ibu yang tidak
bekerja juga mempunyai lebih banyak waktu untuk memeriksakan diri ke rumah sakit sehingga ibu yang tidak bekerja yang cenderung melakukan pemeriksaan Pap Smear
di rumah sakit.
5.1.4. Penghasilan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar penghasilan keluarga responden yaitu Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 sebanyak 34 orang 54
yang berarti memenuhi Upah Minimum Regional dan sebanyak 11 orang yang berpenghasilan Rp. 1.000.000.
Menurut Green sosial ekonomi mempengaruhi seseorang dalam mencari pelayanan kesehatan berupa pengobatan. Dengan berpenghasilan tinggi maka orang
tersebut akan melakukan pencegahan dengan pendeteksian dini kanker serviks yaitu dengan metode Pap Smear. Pada penelitian di Amerika bulan April 2003 mengatakan
responden yang memiliki penghasilan yang besar memiliki kemauan sebesar 1,56 kali untuk menjalankan pemeriksaan Pap Smear Darmindro dkk, 2007. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Sakanti 2007 yang menunjukkan bahwa 63 responden yang melakukan Pap Smear berpendapatan tinggi mayoritas penghasilan keluarganya
berasal dari suami, karena hanya 19 wanita yang memiliki penghasilan sendiri. Penghasilan responden rata-rata memenuhi Upah Minimum Regional, upah
yang mencukupi memungkinkan responden untuk pergi ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan Pap Smear.
5.1.5. Riwayat Perkawinan