nilai 2, jawaban yang tidak relevan diberi nilai 1. Sehingga nilai tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 40.
Berdasarkan Arikunto 1998, aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
a. Sikap baik, apabila nilai yang diperoleh 75 dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu 30 b.
Sikap sedang, apabila nilai yang diperoleh 45-75 dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu 18-30
c. Sikap kurang, apabila nilai yang diperoleh 45 dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu 18
c. Pengukuran Tindakan
Tindakan diukur secara bebas melalui jawaban yang diperoleh dari pertanyaan yang diberikan.
3.7 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data
3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dan proses komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing pengeditan
Pengeditan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner dengan tujuan agar data masuk dan dapat diolah secara benar, sehingga pengolahan data
memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti. 2.
Coding pengkodean
Universitas Sumatera Utara
Setelah data diperoleh dan melakukan pengeditan maka peneliti melakukan pengkodean pada setiap jawaban responden untuk mempermudah analisis data yang
telah dikumpulkan. 3.
Entri Yaitu kegiatan memasukkan data ke dalam program computer untuk pengambilan
hasil dan kesimpulan.
3.7.2 Analisa Data
Data yang telah diperoleh dari kuesioner mengenai faktor-faktor perilaku ibu dalam pemeriksaan Pap Smear di poli Ginekologi RSUD Dr Pirngadi Medan
kemudian diolah dengan program komputer. dan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi. Kemudian data dianalisa secara deskriptif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit
RSUD Dr Pirngadi pertama kali didirikan oleh pemerintah colonial Belanda dengan nama Geemente Zieken Huis. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Marya
Constantina Mackey pada tanggal 11 Agustus 1928, diresmikan tahun 1930, sebagai pimpinan pertama dijabat oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama W. Bays.
Pada tahun 1939, pimpinan Rumah Sakit ini diserahkan kepada dokter A.A. Messing. Pada saat akhir kepemimpinan A.A. Messing, yaitu setelah masuknya
Jepang ke Indonesia tahun 1942, Rumah Sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritsu Bysono Intje.
Untuk mengambil hati bangsa Indonesia pemerintah Jepang memberikan kepercayaan kepada Dokter Raden Pirngadi Gonggo Putro menjadi pimpinan Rumah
Sakit ini. Pada tahun 1947 masa pimpinannya berakhir. Pada tahun 1947 masa negara Sumatera Timur, nama Rumah Sakit ini
berubah menjadi Rumah Sakit kota Medan dengan pimpinannya dokter Ahmad Sofian yang juga sebagai pendiri Fakultas Kedokteran USU Medan. Pada masa
pimpinannya juga pada tahun 1957, Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan.
Selanjutnya pada tahun 1957, pimpinan Rumah Sakit Umum Medan diserahterimakan kepada dokter H.A. Darwis Dt. Datu Besar. Saat itu belum banyak
59
Universitas Sumatera Utara