Kategori Tingkatan Pengetahuan Faktor Predisposisi

perilaku. Dengan adanya dukungan yang diberikan dari orang-orang terdekat seperti petugas kesehatan diharapkan dapat mendorong terjadinya perubahan perilaku. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang tempat memperoleh informasi dan pemeriksaan Pap Smear.

5.2.8. Kategori Tingkatan Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 orang 54,0, sedangkan 2 orang 3,2 memiliki pengetahuan kurang dan selebihnya berada pada kategori pengetahuan sedang yaitu sebanyak 27 orang 42,8 Menurut Brunner 1975 bahwa pengetahuan yang baik diperoleh dari proses pembelajaran yang baik, dengan demikian penyebab tingginya angka responden yang memiliki pengetahuan kurang baik salah satunya yaitu kurangnya informasi yang bisa diterima responden saat mendapatkan informasi kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2000 bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu seperti mengikuti pendidikan kesehatan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Baiknya pengetahuan responden mengenai kanker serviks dan Pap Smear menyebabkan tindakan melakukan Pap Smear yang condong lebih baik. Pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan. Melihat pendapat Mantra 1989 didalam tesis Universitas Sumatera Utara Mintarsiah 1996, mengemukakan bahwa kemungkinan seseorang akan berbuat sesuatu tergantung pada hasil perpaduan dari keinginan bahwa kegiatan yang dilakukan akan bisa mencapai tujuan yang diinginkan, pentingnya tujuan tersebut menurut yang bersangkutan dan sarana maupun usaha yang diperlukan itu. Sedangkan menurut pendapat Kelman didalam tesis Mintarsiah 1996 bahwa perubahan melalui cara menyadari manfaat akan lestari karena pada cara perubahan ini akan menjadi bagian dari hidupnya. Perubahan inilah yang diharapkan akan dicapai dalam pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti 2002 yang menyatakan bahwa kurangnya oengetahuan mempengaruhi keterlambatan memeriksakan diri pada pasien kanker serviks penyebabnya adalah tidak ada yang memberikan informasi. Penelitian yang dilakukan Moegni 2005 di Poliklinik kebidanan RSUPNCM, hanya 2,9 responden yang memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan sedang 21,6 dan pengetahuan buruk sebesar 75,5. Tim kerja WHO 1989, Notoatmodjo, 2005 menganalisis bahwa seseorang berperilaku karena adanya alas an dalam bentuk pemikiran dan perasaan yaitu pengetahuan.

5.3. Sikap Ibu Tentang Bahaya Kanker Serviks dan Pemeriksaan Pap Smear