Alat yang Diperlukan untuk Pengambilan Tes pap Cara Pemeriksaan PAP SMEAR Hasil Pemeriksaan Test PAP SMEAR

tahun bagi semua perempuan yang telah aktif secara seksual atau telah berumur 21 tahun. Setelah tiga kali atau lebih secara berturut-turut hasil pemeriksaan tahunan ternyata normal, uji pap dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang atas kebijakan dokter Price, 2006. Sasaran skrining ditentukan oleh Departemen Kesehatan masing-masing negara, WHO 2002 dalam Wilopo 2010 merekomendasikan agar program skrining pada wanita dengan beberapa persyaratan sebagai berikut : - Usia 30 tahun ke atas dan hanya mereka yang berusia lebih muda manakala program telah mencakup seluruh sasaran vaksinasi. - Skrining tidak perlu dilakukan pada perempuan usia kurang 25 tahun. - Apabila setiap wanita hanya dapat dilakukan pemeriksaan sekali selama umur hidupnya misalnya karena keterbatasan sumber dana yang dimiliki pemerintah atau swasta, maka usia paling ideal untuk melakukan skrining adalah pada usia 35-45 tahun. - Pada perempuan berusia diatas 50 tahun tindakan skrining perlu dilakukan setiap 5 tahun sekali. - Pada perempuan berusia 25-49 tahun tindakan skrining dilakukan setiap 3 tahun sekali. - Pada usia berapapun skrining setiap tahun tidak dianjurkan. - Bagi mereka yang berusia diatas 65 tahun tidak perlu melakukan skrining apabila 2 kali skrining sebelumnya hasilnya negatif.

2.5.5. Alat yang Diperlukan untuk Pengambilan Tes pap

Alat yang digunakan pada tes pap smear adalah Indarti, 2001: Universitas Sumatera Utara 1. Formulir konsultasi sitologi. 2. Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush. 3. Kaca benda yang satu sisinya telah diberi tanda atau tabel. 4. Spekulum cocor bebek grave’s kering. 5. Tabung berisi larutan fiksasi alkohol 96.

2.5.6. Cara Pemeriksaan PAP SMEAR

Cara melakukan tes papsmear secara teknis yaitu pengambilan sapuan lendir dengan menggunakan spatula atau sejenis sikat halus. Lendir leher rahim diambil oleh dokter atau bidan untuk dioleskan dan difiksasi dilekatkan pada kaca benda. Kemudian dengan menggunakan mikroskop seorang ahli sitologi sel akan menguji sel rahim tersebut Nurma, 2008.

2.5.7. Hasil Pemeriksaan Test PAP SMEAR

Ada standar tertentu dalam menginformasikan hasil pemeriksaan pap smear yang disebut sistem Bethesda. Hasil pap smear yang normal disebut negatif terhadap lesi intraepitel kelainan di dalam selkeganasan. Hal ini berarti tidak ditemukan sel kanker Mayoclinic, 2008. Klasifikasi Papanicolaou: 1. Tidak ditemukan sel ganas 2. Nampak sel abnormal tetapi tidak tersangka keganasan 3. Nampak sel-sel atypik yang meragukan untuk keganasan mohon diulang 4. Nampak sel-sel yang mencurigakan keganasan 5. Nampak adanya sel-sel ganas Universitas Sumatera Utara Sampel dengan hasil sel abnormal dikategorikan seperti dikemukakan oleh National Cancer Institute: 1. ASC Atypical Squamous Cells: Sel skuamus tipis yang melapisi permukaan serviks. Sistem Bethesda mengkategorikan menjadi 2 grup: - ASC-US Atypical Squamous Cells Undetermined Significance: Sel skuamus tidak berbentuk niormal, tetapi dokter tidak jelas dengan perubahannya. Kadang perubahan sel dikaitkan dengan infeksi HPV.ASC-US dianggap sebagai kelainan ringan. - ASC-H Atypical Squamous Cells can not exclude High grade squamous intraepithelial lesion: Sel skuamus tampak tak normal, tetapi dokter tidak jelas dengan perubahannya. ASC-H dianggap beresiko tinggi menjadi stadium prakanker. 2. AGC Atypical Glandular Cells: Sel glandula yang memproduksi mukus semacam lendir, ditemukan di kanal endoserviks tepian mulut rahim atau di sepanjang uterus kandungan. Pada kategori ini, sel glandula tampak tidak normal, tetapi dokter tidak jelas dengan perubahannya. 3. AIS endocervical Adenocarcinoma In Situ: Sel prakanker ditemukan di glandular tissue jaringan glandula. 4. LGSIL Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion: Ada perubahan dini pada ukuran dan bentuk sel. Lesi berarti ada jaringan abnormal. Intraepitel berarti lapisan yang mengisi sel. LGSIL dianggap sebagai kelainan ringan yang disebabkan oleh infeksi HPV. Universitas Sumatera Utara 5. HGSIL High Grade Squamous Intraepithelial Lesion: High Grade berarti ada perubahan tingkat lanjut dari ukuran dan bentuk sel sel prakanker. Lesi berarti ada jaringan abnormal. HGSIL merupakan kelainan tingkat lanjut yang dapat berkembang menjadi kanker invasif.

2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan PAP SMEAR