BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pengerjaan order dengan jumlah dan kompleksitas berbeda-beda harus diselesaikan tepat waktu sesuai dengan due date yang telah disepakati dengan
konsumen. Untuk itu, perlu diketahui urutan pengerjaan order mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Penentuan prioritas merupakan salah satu cara untuk
menyusun urutan pengerjaan order tersebut. Dalam penentuan prioritas, ada berbagai metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan seperti
pendekatan Multi-Attribute Decision Making MADM. MADM digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi terbaik terhadap beberapa alternatif dengan
jumlah terbatas serta fuzzy MADM. Adapun metode MADM yang diimplementasikan adalah Technique for Order Preference By Similarity To Ideal
Solution TOPSIS yang digunakan untuk memilih alternatif order berdasarkan jarak terdekat dengan solusi ideal. Selain itu, untuk juga digunakan metode fuzzy
MADM karena efektif dan akurat untuk mendeskripsikan persepsi manusia terhadap persoalan pengambilan keputusan.
Penelitian yang berkaitan dengan penentuan prioritas juga telah dilakukan. Penelitian sebelumnya oleh Faiqotul Himmah 2009 menggunakan metode AHP
TOPSIS dan fuzzy PERT yang menghasilkan penjadwalan sesuai dengan prioritas pesanan sesuai dengan lintasan kritisnya juga. Penelitian lain oleh
M. Monjezi 2009 dengan TOPSIS yang menghasilkan pemilihan desain ledakan yang paling
Universitas Sumatera Utara
sesuai untuk pertambangan batu kapur dimana terpilih alternatif sepuluh dengan diameter lubang 64 mm, kedalaman lubang 6,5-8,5 m, dan formula debu sebagai
alternatif terbaik dari 19 alternatif desain ledakan yang ada. Proses pengerjaan pesanan pada PT. Inti Jaya Logam meliputi beberapa
tahap yaitu penggambaran teknik rancangan order, pengadaan aksesoris produk mal, proses produksi benda logam yang meliputi pengadukan pasir, pembuatan
cetakan pasir, pengecoran, pencetakan, dan finisihing. Ada beberapa kendala yang terjadi saat proses pengerjaan pesanan, yaitu:
1. Pengadaan aksesoris produk mal Aksesoris produk mal merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam proses pencetakan benda logam karena mal merupakan wadah untuk membuat cetakan untuk penuangan logam hasil peleburan. Jika mal tidak
tersedia maka proses produksi tidak akan dapat dilakukan. Mal yang digunakan tidak dibuat oleh pihak perusahaan, melainkan dipesan dari pihak
lain. Akan tetapi, penyelesaian mal sering mengalami keterlambatan oleh pihak pembuat mal dengan rata-rata keterlambatan mal selama 3 hari dari
waktu yang telah disepakati. 2. Pemanfaatan dapur kupola pada proses pengecoran
Dapur kupola yang berfungsi untuk meleburkan batang logam menjadi logam cair hanya dimanfaatkan sebesar 50 saja. Dimana dari kapasitas maksimum
dapur kupola sebesar 6 ton, hanya dimanfaatkan 2-3 ton dengan 2-3 kali peleburan 2 Minggu. Proses peleburan tidak bisa dilakukan setiap hari karena
Universitas Sumatera Utara
setelah proses peleburan dapur kupola harus dilakukan pengecekan dan pembersihan.
3. Proses finishing Keterbatasan jumlah mesin finisihing dalam menyelesaikan pesanan karena
jenis dan jumlah produk yang banyak menyebabkan perusahaan membutuhkan bantuan dari pihak lain. Akan tetapi, pengiriman order untuk proses finisihing
juga sering terlambat karena pengaruh keterlambatan mal dan tidak optimalnya pemanfaatan dapur kupola. Rata-rata keterlambatan pengiriman
adalah 4-5 hari. Kendala-kendala yang terjadi dalam perusahaan tersebut menyebabkan
perusahaan mengerjakan pesanan hanya berdasarkan ketersediaan mal saja tanpa mengetahui order mana yang lebih penting dikerjakan sehingga proses produksi
tidak berjalan dengan baik dan menyebabkan order terlambat diselesaikan. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian penentuan prioritas
pengerjaan order untuk mengetahui alternatif order mana yang harus dikerjakan lebih dahulu sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik dan
keterlambatan dapat diminimumkan atau bahkan dapat dihilangkan.
1.2. Perumusan Masalah