Technique for Order Preference By Similarity To Ideal Solution

• Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi • Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot • Menentukan matriks solusi ideal positif matriks solusi ideal negatif • Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif matriks solusi ideal negatif • Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif 5. Analytic Hierarchy Process AHP

3.3.5.1. Technique for Order Preference By Similarity To Ideal Solution

TOPSIS 8 8 G.H. Tzeng dan J.J. Huang. 2011. Multi-Attribute Decision Making Method and Applications. USA : CRC Press. Hal 69-71. TOPSIS membutuhkan Rating kinerja setiap alternatif A i pada setiap kriteria C i yang ternormalisasi, yaitu: r ij = ; dengan i = 1,2,…,m dan j = 1,2,….,n. 6 Solusi ideal positif A + dan solusi ideal negative A - dapat ditentukan berdasarkan Rating bobot ternormalisasi y ij sebagai: y ij = w i r ij ; dengan i = 1,2,…,m dan j = 1,2,…,n. 7 A + = , ,…, 8 A - = , ,…, 9 dengan Universitas Sumatera Utara 10 11 j =1,2,…,n Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai: ; i = 1,2,…,m 12 Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal negatif dirumuskan sebagai: ; i = 1,2,…,m 13 Nilai preferensi untuk setiap alternatif V i diberikan sebagai: V i = ; i = 1,2,…,m 14 Nilai V i yang lebih besar menunjukkan bahwa alternatif A i lebih dipilih. Adapun contoh 9 9 Ibid. Hal 89-94 perhitungannya sebagai berikut: Contoh 3.7 . Suatu perusahaan di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY ingin membangun sebuah gudang yang akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sementara hasil produksinya. Ada 3 lokasi yang akan menjadi alternative, yaitu: A 1 = Ngemplak A 2 = Kalasan Universitas Sumatera Utara A 3 = Kota Gedhe Ada 5 kriteria yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu: C 1 = jarak dengan pasar terdekat km C 2 = kepadatan penduduk di sekitar lokasi orang C 3 = jarak dari pabrik km C 4 = harga tanah untuk lokasi x Rp 1000 Rating kecocokan setiap alternative pada setiap kriteria, dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu: 1`= Sangat Buruk 2 = Buruk 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat Baik Tabel 3.6. menunjukkan Rating kecocokan dari setiap alternative pada setiap kriteria. Sedangkan tingkat kepentingan setiap kriteria juga dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu: 1`= Sangat Rendah 2 = Rendah 3 = Cukup 4 = Tinggi 5 = Sangat Tinggi Universitas Sumatera Utara Tabel 3.6 . Rating Kecocokan dari Setiap Alternatif pada Setiap Kriteria. Alternatif Kriteria C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 A 1 4 4 5 3 3 A 2 3 3 4 2 3 A 3 5 4 2 2 2 Pengambil keputusan memberikan bobot preferensi sebagai berikut: W = 5, 3, 4, 4, 2 Matriks keputusan dibentuk dari table kecocokan sebagai berikut: Permasalahan akan diselesaikan dengan metode metode TOPSIS. Proses normalisasi nilai atribut untuk membentuk matriks ternormalisasi R dan perkalian antara bobot dengan nilai setiap atribut untuk membentuk matriks Y, Universitas Sumatera Utara Dengan demikian seterusnya, sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R: Matriks ternormalisasi R Matiks Y, dihitung dengan mengalikan matriks ternormalisasi R dengan bobot W, sebagai berikut: Dan seterusnya, hingga diperoleh matriks Y: Matriks Y Solusi ideal positif dihitung berdasarkan persamaan 8 sebagai berikut : Solusi ideal negatif dihitung berdasarkan persamaan 9 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif Si, dihitung berdasarkan persamaan 12 sebagai berikut : = 0,7071 = 1,8752 = 2,0792 Jarak antara nilai berbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal negatif Si, dihitung berdasarkan pada persamaan 13 sebagai berikut : = 0,7071 = 1,2665 = 1,4898 Universitas Sumatera Utara Kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dihitung berdasarkan persamaan 14 sebagai berikut : Dari nilai V ini dapat dilihat bahwa V 1 memiliki nilai terbesar, sehingga dapat disimpulkan alternative pertama yang akan lebih dipilih. Dengan kata lain lokasi Ngemplak akan terpilih sebagai lokasi untuk mendirikan gudang yang baru.

3.4. Teknik Sampling

Dokumen yang terkait

Implementasi Fuzzy Inferensi Dan Decision Tree untuk Optimasi Pengukuran Kinerja Guru Dalam Menentukan Kompensasi Merit Pay

1 25 100

Pendekatan Axiomatic Design dalam Fuzzy Multi Criteria Decision Making

1 50 141

Integrasi Metode Dematel (Decision Making Trial And Evaluation Laboratory) dan Balanced Scorecard pada Penentuan Prioritas Pusat Distribusi di PT. XYZ

44 225 144

Model Fungsi Keanggotaan Fuzzy Multi Criteria Decision Making Padaprogram Sertifikasi Guru

0 50 96

Diagnosa Penyakit Hepatitis Menggunakan Fuzzy Multi Criteria Decision Making

8 87 59

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Pendekatan Fuzzy Multi-Criteria Decision Making Dalam Penentuan Penugasan Delivery Berdasarkan Kriteria Rute

2 61 56

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN - Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

0 0 7

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

0 2 22