Perbandingan Urutan Prioritas Pengerjaan Perbandingan Kondisi Aktual dengan Hasil Urutan Prioritas

kecocokan fuzzy-nya berbanding lurus dengan total integralnya sehingga jika masing-masing nilai indeks kecocokannya besar maka total integralnya juga besar dan berlaku kebalikannya. Adapun hasil urutan pengerjaan order dengan metode fuzzy MADM dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Hasil Urutan Prioritas Pengerjaan Order dengan Metode Fuzzy MADM Urutan Alternatif Pesanan 1 Fire Door 2 Dust Collector Cone 3 Bollard 4 Rumah Bearing 5 Roster 5A 6 Sporcket 7 Fire Grate 8 Chain Link

6.5. Perbandingan Urutan Prioritas Pengerjaan

Order antara TOPSIS dan Fuzzy MADM Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa urutan pengerjaan order dengan metode TOPSIS maupun fuzzy MADM hampir sama. Perbedaan urutan pengerjaan order hanya pada urutan order peringkat 4 dan 5. Pada metode TOPSIS peringkat 4 adalah Roster 5A dan peringkat 5 adalah Rumah Bearing sedangkan metode fuzzy MADM berkebalikan dengan TOPSIS, dimana peringkat 4 adalah Rumah Bearing dan peringkat 5 adalah Roster 5A. Universitas Sumatera Utara Dilihat dari data pemesanan, maka metode TOPSIS merupakan penyusunan urutan prioritas terbaik jika ditinjau dari jumlah pesanan dimana Roster 5A dipesan sebanyak 500 unit sedangkan Rumah Bearing hanya 10 unit. Akan tetapi, jika ditinjau dari waktu penyelesaian maka metode fuzzy MADM merupakan penyusunan urutan prioritas terbaik dimana Rumah Bearing harus selesai dalam 2 Minggu sedangkan Roster 5A diselesaikan dalam 3 Minggu. Oleh karena itu, pengambilan keputusan penjadwalan pengerjaan order mana yang dipilih, tergantung pada pihak perusahaan dengan mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan. Adapun perbedaan peringkat untuk kedua metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.4. Tabel 6.4. Perbandingan Urutan Prioritas Pengerjaan Order Metode TOPSIS dengan Fuzzy MADM TOPSIS Fuzzy MADM Urutan Alternatif Pesanan Urutan Alternatif Pesanan 1 Fire Door 1 Fire Door 2 Dust Collector Cone 2 Dust Collector Cone 3 Bollard 3 Bollard 4 Roster 5A 4 Rumah Bearing 5 Rumah Bearing 5 Roster 5A 6 Sporcket 6 Sporcket Universitas Sumatera Utara Tabel 6.4. Perbandingan Urutan Prioritas Pengerjaan Order Metode TOPSIS dengan Fuzzy MADM Lanjutan TOPSIS Fuzzy MADM Urutan Alternatif Pesanan Urutan Alternatif Pesanan 7 Fire Grate 7 Fire Grate 8 Chain Link 8 Chain Link

6.6. Perbandingan Kondisi Aktual dengan Hasil Urutan Prioritas

Pengerjaan Order dengan TOPSIS dan Fuzzy MADM Kondisi aktual perusahaan dalam pengerjaan order tidak mengetahui order mana yang lebih dahulu dikerjakan prioritas karena pengerjaan order dilakukan hanya berdasarkan ketersedian mal saja. Jika pesanan yang datang tersedia malnya, maka order dapat dikerjakan sedangkan jika tidak maka harus dilakukan pemesanan mal baru kepada pihak luar. Pihak luar sering terlambat menyelesaikan mal yang dipesan dan spesifikasi malnya tidak sesuai sehingga menyebabkan proses produksi juga tertunda. Pemanfaatan kapasitas dapur kupola yang tidak optimal serta serta keterbatasan jumlah mesin finisihing menjadi faktor penyebab tidak berjalannya pengerjaan order tepat waktu. Adapun data faktor kendala pengerjaan order dapat dilihat pada Tabel 6.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.5. Faktor Kendala Pengerjaan Order No Jenis Order Keterlambatan Penyelesaian Mal hari Keterlambatan Pengiriman Untuk Finishinghari Pemanfaatan Dapur Kupola 1 Fire Grate 3 4 2-3 kali peleburan 2 Minggu dengan 2-3 tonpeleburan 2 Bollard 2 4 3 Sporcket 4 5 4 Dust Collector Cone 3 5 5 Chain Link 3 5 6 Roster 5A 2 5 7 Rumah Bearing 4 5 8 Fire Door 3 4 Dari hasil pengolahan dengan metode TOPSIS dan fuzzy MADM maka dihasilkan urutan prioritas pengerjaan order sehingga perusahaan dapat mengetahui order mana yang lebih dahulu dikerjakan. Adapun perbaikan dari hasil urutan prioritas pengerjaan order tersebut yaitu: a. Mengontrol mal yang akan dipesan dari pihak luar agar mal dapat dikerjakan sesuai waktunya sehingga keterlambatan mal tidak terjadi lagi. Dengan demikian, persentase percepatan pengerjaan mal dapat dihitung dengan Adapun persentase percepatan waktu penyelesaian mal dapat dilihat pada Tabel 6.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.6. Persentase Percepatan Penyelesain Mal No Jenis Order Percepatan Penyelesaian Mal 1 Fire Grate 30 2 Bollard 22 3 Sporcket 29 4 Dust Collector Cone 30 5 Chain Link 18 6 Roster 5A 17 7 Rumah Bearing 36 8 Fire Door 30 b. Pemanfaatan dapur kupola lebih dioptimalkan hingga kapasitas maksimum yaitu 6 ton peleburan sebanyak 2-3 kali 2 Minggu dari kondisi semula yang hanya 2-3 ton peleburan sebanyak 2-3 kali 2 Minggu. Adapun perbandingan pemanfaatan dapur kupola aktual dengan yang diusulkan yaitu: Total Peleburan Aktual = 3 ton x 3 = 9 ton Total Peleburan Usulan = 6 ton x 3 = 18 ton Selisih peleburan = 18 ton – 9 ton = 9 ton, sehingga didapat persentase peningkatan pemanfaatan dapur kupola sebesar . c. Keterlambatan pengiriman order untuk finishing tidak akan terjadi lagi jika keterlambatan mal tidak terjadi. Akan tetapi, jika terjadi juga keterlambatan mal , maka dengan pemanfaatan dapur kupola secara optimal menghasilkan Universitas Sumatera Utara jumlah produksi menjadi dua kali lipat. Hal ini dapat mempercepat waktu keterlambatan pengiriman sebesar 50. Percepatan waktu pengiriman order untuk finishin adalah Adapun percepatan waktu keterlambatan pengiriman order untuk finishing jika mal tetap terlambat dapat dilihat pada Tabel 6.7. Tabel 6.7 Percepatan Waktu Keterlambatan Pengiriman Order Untuk Finishing Jika Mal Tetap Terlambat No Jenis Order Keterlambatan Pengiriman hari 1 Fire Grate 0,5 2 Bollard 1 3 Sporcket 0,5 4 Dust Collector Cone 1 5 Chain Link 1 6 Roster 5A 1,5 7 Rumah Bearing 0,5 8 Fire Door 0,5 Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Implementasi Fuzzy Inferensi Dan Decision Tree untuk Optimasi Pengukuran Kinerja Guru Dalam Menentukan Kompensasi Merit Pay

1 25 100

Pendekatan Axiomatic Design dalam Fuzzy Multi Criteria Decision Making

1 50 141

Integrasi Metode Dematel (Decision Making Trial And Evaluation Laboratory) dan Balanced Scorecard pada Penentuan Prioritas Pusat Distribusi di PT. XYZ

44 225 144

Model Fungsi Keanggotaan Fuzzy Multi Criteria Decision Making Padaprogram Sertifikasi Guru

0 50 96

Diagnosa Penyakit Hepatitis Menggunakan Fuzzy Multi Criteria Decision Making

8 87 59

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Pendekatan Fuzzy Multi-Criteria Decision Making Dalam Penentuan Penugasan Delivery Berdasarkan Kriteria Rute

2 61 56

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN - Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

0 0 7

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

0 2 22