Multi-Atribut Decision Making MADM Konsep Dasar Multi-Atribut Decision Making MADM

sesedikit mungkin. Karena semakin banyak kriteria maka semakin sukar pula untuk dapat menghayati persoalan dengan baik, dan jumlah perhitungan yang diperlukan dalam analisis akan meeningkat dengan cepat

3.3.3. Multi-Atribut Decision Making MADM

7 MCDM adalah suatu metode pegambilan keputusan untuk menetapkan alternative terbaik dari sejumlah alternative berdasarkan beberapa criteria tertentu. Kriteria biasanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan tujuannya, MCDM dapat dibagi menjadi 2 model yaitu Multi-Atribut Decision Making MADM dan Multi- Objective Decision Making MODM. Seringkali MCDM dan MADM digunakan untuk menerangkan kelas atau kategori yang sama. MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang diskret. Oleh karena itu, pada MADM biasanya digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan MODM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pada ruang kontinyu seperti permasalahan pada pemrograman matematis. Secara umum dapat dikatakan bahwa, MADM menyeleksi alternative terbaik dari sejumlah alternative, sedangkan MODM merancang alternative terbaik. Perbedaan mendasar terlihat pada Tabel 3.5. 7 Sri Kusumadewi. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making Fuzzy MADM. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal 69-88. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.5. Perbedaan antara MADM dan MODM. Keterangan MADM MODM Kriteria didefinisikan oleh Atribut Tujuan Tujuan Implisit Eksplisit Atribut Eksplisit Implisit Alternatif Diskret, dalam jumlah terbatas Kontinu, dalam jumlah tak terbatas Kegunaan Seleksi Desain

3.3.4. Konsep Dasar Multi-Atribut Decision Making MADM

Pada dasarnya, proses MADM dilakukan melalui 3 tahap yaitu penyusunan komponen-komponen situasi, analisis, dan sintesis informasi. Pada tahap penyusunan komponen situasi, akan dibentuk tabel taksiran yang berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan tribute. Salah satu cara untuk menspesifikasikan tujuan situasi |O, i=1,…,t| adalah dengan cara mendaftar konsekuensi yang mungkin dari alternatif yang telah teridentifikasi |A i , i=1,…,n|. selain itu juga disusun atribut-atribut yang akan digunakan |a k , k=1,…,m|. Tahap analisis dilakukan melalui 2 langkah. Pertama, mendatangkan taksiran dari besaran yang potensial, kemungkinan, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkin pada setiap alternatif. Kedua, meliputi pemilihan dari preferensi pengambil keputusan untuk setiap nilai, dan ketidakpedulian terhadap resiko yang timbul. Pada langkah yang pertama, Universitas Sumatera Utara beberapa metode menggunakan fungsi distribusi |p j x| yang menyatakan probabilitas kumpulan atribut |a k | terhadap setiap alternatif |A i |. Konsekuen juga dapat ditentukan secara langsung dari agregasi sederhana yang dilakukan pada informasi terbaik yang tersedia. Demikian pula, ada beberapa cara untuk menentukan preferensi pengambil keputusan pada setiap konsekuen yang dapat dilakukan pada langkah kedua. Metode yang paling sederhana adalah untuk menurunkan bobot atribut dan kriteria adalah dengan fungsi utilitas atau penjumlahan terbobot. Secara umum, model multi-attribute decision making dapat didefinisikan sebagai berikut : Definisi 3.2: Misalkan A = {a 1 | i = 1….n } adalah himpunan alternatif – alternatif keputusan dan C = [c 1 |j-1….m] adalah himpunan tujuan yang diharapkan maka akan ditentukan alteratif x yang memiliki derajat harapan tertinggi terhadap tujuan-tujuan yang relevan c j . Sebagian besar pendekatan MADM dilakukan melalui 2 langkah yaitu pertama, melakukan agregasi terhadap keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setiap alternatif; kedua, melakukan perankingan alternatif- alternatif keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa, masalah multi attribute decision making MADM adalah mengevaluasi m alternatif A i i=1,2,…m terhadap sekumpulan atribut atau kriteria C j j=1,2,…,n dimana setiap atribut saling tidak Universitas Sumatera Utara bergantung satu dengan lainnya. Matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut X diberikan sebagai: dimana x ij merupakan Rating kinerja alternatif ke-i terhadap atribut ke-j. nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relative setiap atribut, diberikan sebagai, W. W = {w 1 , w 2 ,…., w n } Rating kinerja X, dan nilai bobot W merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolute dari pengambil keputusan. Masalah MADM diakhiri dengan proses perangkingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan.

3.3.5. Metode-Metode Penyelesaian Masalah MADM

Dokumen yang terkait

Implementasi Fuzzy Inferensi Dan Decision Tree untuk Optimasi Pengukuran Kinerja Guru Dalam Menentukan Kompensasi Merit Pay

1 25 100

Pendekatan Axiomatic Design dalam Fuzzy Multi Criteria Decision Making

1 50 141

Integrasi Metode Dematel (Decision Making Trial And Evaluation Laboratory) dan Balanced Scorecard pada Penentuan Prioritas Pusat Distribusi di PT. XYZ

44 225 144

Model Fungsi Keanggotaan Fuzzy Multi Criteria Decision Making Padaprogram Sertifikasi Guru

0 50 96

Diagnosa Penyakit Hepatitis Menggunakan Fuzzy Multi Criteria Decision Making

8 87 59

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Pendekatan Fuzzy Multi-Criteria Decision Making Dalam Penentuan Penugasan Delivery Berdasarkan Kriteria Rute

2 61 56

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN - Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

0 0 7

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

0 2 22