Penelitian Terdahulu Optimalisasi usaha produksi ayam ras pedaging kasus pada Hasjrul Harahap Farm di desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

12 pedaging dengan skala kecil 30.000 ekor per periode. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada usaha peternakan ayam ras pedaging dengan skala produksi 65.000 per periode skala sedang. Selain itu penelitian ini berbeda dalam hal jenis usaha. Penelitian Ermayati 2006 dan Murni 2006 dilakukan pada usaha peternakan dengan pola inti plasma. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada usaha peternakan ayam ras pedaging mandiri. 12 Tabel 5. Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Penelitian. No Penulis Tahun Judul Alat Analisis Hasil 1. Ni Wayan Ika Arisani 2001 Optimalisasi Penggunaan Faktor- faktor Produksi Suatu Kasus pada Perusahaan Peternakan Ayam Pedaging CV. Pekerja Keras, Bogor Program Linear Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi di perusahaan CV. Pekerja Keras kurang optimal. Terlihat dari keuntungan aktual lebih kecil 28,11 persen dari keuntungan pada kondisi optimal. 2. Jaja Rohyana 2004 Analisis Pendapatan Dan Efisiensi Faktor- Faktor Produksi Usaha Peternakan Itik Petelur Di Kecamatan Kresek Tanggerang Fungsi produksi Cobb Duoglas Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa, penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha peternakan itik petelur tidak efisien. Faktor produksi jumlah ikan, curahan waktu dan lama produksi berpengaruh nyata terhadap produksi telur itik. 3. Murjoko 2004 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor- Faktor Produksi Dan Pendapatan Usahatani Ayam Ras Pedaging Kasus Kelompok Peternak Plasma Di Kabupaten Karang Anyar pada PT. Mitra Makmur Sejahtera Wilayah Kerja Sura Karta Jawa Tengah Fungsi produksi Cobb Douglas Murjoko dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa faktor produksi bibit DOC, pakan, tenaga kerja dan OVK obat, vitamin dan vaksin berpengaruh nyata terhadap produksi ayam ras pedaging 13 13 4. Febtrya 2004 Optimalisasi Faktor- Faktor Produksi Peternakan Kambing Perah Kasus Di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Citra Ras Kabupaten Bogor Program Linear Hasil analisa menyimpulkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi belum optimal. Hal tersebut terlihat dari produksi aktual susu sebanyak 108.324 liter lebih kecil dari produksi optimal sebesar 237.840 liter. Sedangkan jumlah anak kambing terjual sebesar 400 ekor sudah melebihi batas minimum penjualan. 5. Ermayati 2006 Optimalisasi Produksi Usaha Budidaya Ayam Ras Pedaging pada Kelompok Mitra Perusahaan Perdana Putera Chicken, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Program Linear Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Program Lindo, keuntungan aktual yang diperoleh peternakan ayam ras pedaging rata-rata Rp 55.049.334, sedangkan pada kondisi optimal keuntungan yang dapat diperoleh sebesar Rp 59.791.770. Artinya penggunaan faktor-faktor produksi pada kelompok peternak mitra Perdana Putra Chicken PPC belum optimal. 6. Ari Murni 2006 Optimalisasi Penggunaan Faktor- faktor Produksi pada Peternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV. Janu Putro di Kec. Pamijahan Kab. Bogor Program Linear Hasil analisis dengan menggunakan linier programming dapat disimpulkan bahwa usahatani ayam ras pedaging yang dijalankan peternak mitra CV. Janu Putro pada umumnya sudaha optimal. Dari tujuh peternak yang dijadikan sampel, lima diantaranya sudah optimal. Hal tersebut tercermin dari selisih keuntungan pada kondisi aktual dengan kondisi optimal hanya 0,75 persen. 14 15 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Produksi

Produksi secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan input menjadi keluaran output. Sedangkan dalam arti sempit produksi hanya dimaksudkan sebagai kegiatan pengolahan dalam pabrik yang menghasilkan produk berupa barang jadi atau barang setengah jadi, barang industri maupun komponen-komponen penunjang. Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara jumlah input dengan jumlah output. Menurut Nicholson 2002 fungsi produksi, menjelaskan bauran berbagai input untuk menghasilkan output. Dalam bentuk matematika sederhana, fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut : Q = fK,L, …,n Dimana : Q = Output yang dihasilkan selama satu periode tertentu K = Kapital modal L = Labour jam tenaga kerja n = Faktor lain yang mempengaruhi produksi

3.1.2. Kombinasi Produksi Optimal

Penentuan kombinasi produksi optimal untuk memperoleh keuntungan maksimum dapat dijelaskan melalui kurva kemungkinan produksi dan garis 16 isorevenue. Menurut Lipsey 1995 kurva kemungkinan produksi mengungkapkan tiga konsep, yaitu kelangkaan scarcity, pilihan choice, dan opportunity cost. Kelangkaan ditunjukkan oleh kombinasi-kombinasi yang tidak dapat dicapai melebihi batas. Pilihan ditunjukkan oleh kebutuhan untuk memilih berbagai titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas. Opportunity Cost merupakan keputusan memproduksi satu barang lebih sedikit agar dapat memproduksi barang lain dalam jumlah yang banyak dan pada kurva diperlihatkan oleh kemiringan batas tersebut kekanan bawah. Batas kemungkinan produksi memisahkan kombinasi output yang bisa dicapai atau dipilih titik a, b, dan c dan kombinasi output yang tidak bisa dicapai titik d dapat dilihat pada Gambar 1. Kurva kemungkinan produksi mempunyai slope negatif karena sumberdaya bersifat terbatas. Artinya satu jenis barang bisa diproduksi lebih banyak hanya jika barang lain diproduksi lebih sedikit. Gambar 1. Batas Kemungkinan Produksi Sumber : Lipsey,et al., 1995 Y c b Kombinasi yang bisa dicapai Kombinasi yang tidak bisa dicapai Batas kemungkinan produksi d a X 17 Menurut Nicholson 1999, kurva kemungkinan produksi disebut juga isoquant karena masing-masing titik dalam kurva menunjukkan kombinasi input yang akan menghasilkan output dalam jumlah yang sama. Garis isoquant merupakan garis yang menunjukkan kombinasi output yang dapat dijual perusahaan yang akan memberikan penerimaan tertentu. Gambar 2. Kombinasi Output yang Efisien Sumber : Lipsey, et al., 1995 Gambar 2 memperlihatkan kurva kemungkinan produksi untuk X dan Y ditunjukkan oleh daerah OAEB. Garis isorevenue ditunjukkan oleh garis TR 1 dan TR 2 TR 2 TR 1 . Kombinasi produksi optimal diperoleh pada saat kurva kemungkinan produksi bersinggungan dengan garis isorevenue titik E. Kombinasi produksi di titik E sebesar d untuk barang X dan sebesar c untuk barang Y. Pada titik ini total penerimaan yang diterima perusahaan sudah maksimal yaitu sebesar TR 2 . Jika kombinasi produksi dititik a dan b maka penerimaan perusahaan tidak maksimal yaitu sebesar TR 1 . Batas kemungkinan produksi TR 2 b X B E a isorevenue TR 1 d c Y A 18

3.1.3. Optimalisasi

Nicholson 1992 menyatakan optimalisasi atau optimasi merupakan alat yang penting untuk mengembangkan model-model yang mengasumsikan bahwa para pelaku ekonomi secara rasional mengejar sasaran tertentu seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Memaksimumkan keuntungan dilakukan dengan menggunakan atau mengalokasikan masukan biaya tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Sedangkan meminimumkan biaya dilakukan dengan cara menggunakan masukan biaya yang paling minimum untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Persoalan optimalisasi terbagi atas dua jenis yaitu optimalisasi dengan kendala atau tanpa kendala. Optimalisasi dengan kendala membagi solusi optimal menjadi maksimisasi terkendala memaksimumkan sesuatu dengan adanya kendala dan minimisasi kendala meminimumkan sesuatu dengan adanya kendala. Sedangkan optimalisasi tanpa kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap pencapaian fungsi tujuan diabaikan sehingga penentuan nilai maksimum atau minimum tidak terbatas pada pilihan-pilihan yang tersedia. Solusi yang diperoleh dari suatu permasalahan yang dihadapi terkadang bukan merupakan solusi yang terbaik. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala yang bersifat fisik maupun teknis. Linear programming merupakan salah satu teknis optimalisasi yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah optimalisasi terkendala. Kelebihan cara ini berasal dari kemampuan komputer untuk mengolah data yang banyak dengan cara efisien. Linear Programming dengan program komputer memberikan kemungkinan untuk mengolah secara 19 efisien sehingga percobaan untuk mengganti beberapa perubahan variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan dampaknya dapat diketahui. Kelamahan Linear Programming terletak pada masalah yang dapat dipecahkan. Linear Programming hanya dapat digunakan pada masalah- masalah yang tujuannya unidimensional tujuan tunggal. Menurut Soekartawi 1991 optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi seefisien mungkin. Penggunaan faktor produksi input tersebut merupakan upaya menggunakan input bahan baku, tenaga kerja, mesin dan modal secara efisien. Menurut Buffa dan Sarin 1996 pemrograman linear sering digunakan untuk mengalokasikan sumberdaya yang terbatas atau langka sebagai kegiatan yang saling bersaing sedemikian sehingga satu kriteria tertentu teroptimasi minimum atau maksimum. Program linear berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi linier dan beberapa kendala linier Mulyono, 1991. Syarat yang harus dipenuhi agar dapat menyusun dan merumuskan suatu persoalan atau permasalahan yang dihadapi ke dalam model program linear adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Tujuan adalah permasalahan yang dihadapi dan ingin dipecahkan serta dicari jalan keluarnya. Fungsi tujuan dapat berupa dampak positif seperti manfaat, keuntungan dan kebaikan yang ingin di maksimumkan atau dampak negatif yang ingin diminimumkan.