Biaya Optimalisasi usaha produksi ayam ras pedaging kasus pada Hasjrul Harahap Farm di desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

54 Tabel 15. Nilai Reduced Cost Hasil Optimalisasi Usaha Ayam Ras Pedaging di Masing-masing Lokasi Kandang Selama Tujuh Periode Lokasi Kandang Value Reduced Cost Bilabong I 137874,922 0,000 Bilabong II 181604,719 0,000 Tajurhalang 0,000 1,006 Jampang 72500,974 0,000 Nilai reduced cost yang mempunyai nilai lebih besar dari nol dapat diartikan sebagai pengurangan keuntungan yang diterima peternak apabila menambah produksi satu ekor ayam ras pedaging. Besaran nilai pengurangan keuntungan tersebut sama dengan nilai reduced cost nya. Berdasarkan tabel tersebut lokasi kandang Tajurhalang mempunyai nilai reduced cost 1,006, artinya HHF akan mendapat kerugian sebesar Rp 1.006 per ekor jika tetap berproduksi di lokasi kandang Tajurhalang. Lokasi kandang Tajurhalang harus meningkatkan keuntungan per ekor ayam yang dijual agar masuk dalam solusi optimal. Keuntungan per ekor yang ditingkatkan harus lebih besar dari Rp 1.006 agar Tajurhalang masuk dalam solusi optimal.

6.11.2. Tingkat Penggunaan Input dan Output Pada Kondisi Optimal

Kondisi optimal dapat dicapai jika dilakukan perubahan alokasi penggunaan input-input produksi di setiap lokasi kandang. Perubahan tersebut dapat berupa pengurangan dan penambahan input-input produksi ayam ras pedaging di setiap lokasi kandang. Besarnya nilai perubahan tersebut dapat dilihat dari nilai slack or surplus dan dual price-nya. Tabel 16 memperlihatkan nilai slack or surplus dan 55 dual price penggunaan total input-input produksi diseluruh lokasi kandang HHF selama Januari 2007 sampai dengan April 2008. Tabel 16. Nilai Slack or Surplus dan Dual Price Penggunaan Input-input Produksi di Hasjrul Harahap Farm Kendala Slack Or Surplus Dual Price DOC 26,795 0,000 Pakan 33,992 0,000 OVD 0,000 -4,573 Sekam 12,308 0,000 Gas LPG 0,000 -26,722 Anak Kandang 15,412 0,000 Tenaga Kerja Ahli 7,146 0,000 Induk Pemanas 0,317 0,000 Pembatas 0,317 0,000 Tempat Pakan 3,227 0,000 Tempat Minum 3,227 0,000 Lahan dan Kandang 0,000 26,208 Setiap lokasi kandang menyediakan DOC sesuai dengan kapasitas kandang. Berdasarkan Tabel 16, kendala penggunaan DOC memiliki nilai slack lebih besar dari nol yaitu 26.795 ekor. Artinya DOC bukan merupakan kendala aktif bagi HHF. Apabila ketersediaan DOC ditambah tidak akan mempengaruhi fungsi tujuan, sehingga penggunaan DOC sebaiknya dikurangi. Nilai konversi pakan disebut juga Feed Convertion Ratio FCR adalah banyaknya kilogram pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu kilogram berat ayam hidup. Rata-rata umur panen di HHF 32 hari dengan nilai konversi pakan sebesar 1, 6598. Nilai konversi pakan tersebut tergolong tinggi karena standar nilai FCR dengan umur panen 32 hari sebesar 1,55. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan pakan tidak efisien. Tingginya FCR dapat disebabkan oleh bebarapa hal diantaranya pemberian pakan yang berlebihan pada saat pengisian tempat pakan dan 56 kondisi ayam ras pedaging yang dipelihara. Jika ayam dalam kondisi sehat, maka pemberian pakan akan berdampak positif terhadap penambahan bobot badan. Selain itu nilai FCR tinggi dapat juga disebabkan oleh tingginya mortalitas pada saat menjelang panen. Nilai slack untuk kendala penggunaan pakan, lebih besar dari nol yaitu sebesar 33.992 kilogram. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan pakan masih lebih besar dari nilai slack-nya, apabila ketersediaannya ditambah tidak akan mempengaruhi solusi optimal, sehingga penggunaan pakan sebaiknya dikurangi. Ayam ras pedaging merupakan unggas yang pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan ternak unggas lainnya, tetapi relatif lebih rentan terhadap penyakit. Pelaksanaan fumigasi kandang, vaksinasi yang tepat, serta pemberian vitamin dan antibiotik sangat dibutuhkan sehingga ayam ras pedaging dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai slack dari fungsi kedala OVD sama dengan nol. Hal tersebut menunjukkan bahwa obat-obatan merupakan kendala aktif. Apabila terjadi penambahan biaya obat-obatan sebesar satu rupiah, maka keuntungan yang diterima HHF berkurang sebesar Rp 4.573. Penggunaan tenaga kerja dihitung dengan satuan hari kerja pria HKP. Waktu panen dan jumlah ayam yang dipelihara sangat berpengaruh terhadap besarnya jumlah hari kerja yang dibutuhkan. Nilai slack kendala tenaga kerja lebih besar dari nol yang berarti ketersediaan tenaga kerja berlebih sebesar nilai slack tersebut. Umumnya satu tenaga kerja mampu memelihara 3.500 sampai