Produksi Kombinasi Produksi Optimal

19 efisien sehingga percobaan untuk mengganti beberapa perubahan variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan dampaknya dapat diketahui. Kelamahan Linear Programming terletak pada masalah yang dapat dipecahkan. Linear Programming hanya dapat digunakan pada masalah- masalah yang tujuannya unidimensional tujuan tunggal. Menurut Soekartawi 1991 optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi seefisien mungkin. Penggunaan faktor produksi input tersebut merupakan upaya menggunakan input bahan baku, tenaga kerja, mesin dan modal secara efisien. Menurut Buffa dan Sarin 1996 pemrograman linear sering digunakan untuk mengalokasikan sumberdaya yang terbatas atau langka sebagai kegiatan yang saling bersaing sedemikian sehingga satu kriteria tertentu teroptimasi minimum atau maksimum. Program linear berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi linier dan beberapa kendala linier Mulyono, 1991. Syarat yang harus dipenuhi agar dapat menyusun dan merumuskan suatu persoalan atau permasalahan yang dihadapi ke dalam model program linear adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Tujuan adalah permasalahan yang dihadapi dan ingin dipecahkan serta dicari jalan keluarnya. Fungsi tujuan dapat berupa dampak positif seperti manfaat, keuntungan dan kebaikan yang ingin di maksimumkan atau dampak negatif yang ingin diminimumkan. 20 2. Alternatif pembanding Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin di bandingkan seperti biaya tertinggi dengan biaya terendah, permintaan tertinggi dengan permintaan terendah. 3. Sumberdaya Sumberdaya yang dianalisis harus ada dalam keadaan terbatas. Keterbatasan tersebut disebut sebagai kendala atau syarat ikatan. 4. Perumusan kuantitatif Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus dapat dirumuskan secara kuantitatif dalam bentuk model matematika. 5. Keterkaitan variabel Variabel-variabel yang membentuk fungsi tujuan dan kendala harus mempunyai hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan. Model dasar dari program linear dapat dirumuskan sebagai berikut: Maksimumkan minimumkan : Untuk Dengan syarat untuk semua dan semua 21 Keterangan : X j : peubah pengambilan keputusan atau yang ingin dicari: yang tidak diketahui z : nilai skalar kriteria pengambilan keputusan ; suatu fungsi tujuan c j : parameter yang dijadikan kriteria optimasi, atau koefisien peubah pengambilan keputusan dalam fungsi tujuan b i : sumberdaya yang terbatas, yang membatasi kegiatan atau usaha yang bersangkutan ; disebut pula konstanta atau “nilai sebelah kanan” dari kendala a ij : koefisien; teknologi peubah pengambilan keputusan kegiatan yang bersangkutan dalam kendala ke-i Model program linear mengandung asumsi-asumsi implisit tertentu yang harus dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah program linear menjadi absah. Asumsi itu menuntut bahwa hubungan fungsional dalam masalah itu adalah linear dan additif, dapat dibagi dan deterministik. 1. Linierity Asumsi ini menginginkan agar perbandingan antara input yang satu dengan input yang lain besarnya tetap dan tidak tergantung pada tingkat produksi. 2. Proporsionalitas Asumsi ini menyatakan bahwa jika variabel pengambilan keputusan x j berubah, maka dampak perubahannya menyebar dalam proporsi yang sama terhadap fungsi tujuan c j x j dan juga fungsi kendala a ij x ij . 3. Additivitas Asumsi mensyaratkan bahwa untuk setiap tingkat kegiatan tertentu x j nilai total fungsi sasaran z dan pemakaian total dari setiap sumberdaya 22 sama dengan jumlah kontribusi atau penggunaan sumberdaya oleh setiap kegiatan yang dilakukan. 4. Divisibilitas Setiap kegiatan pemrograman linear dapat mengambil sembarang nilai fraksional. Jadi suatu kegiatan dapat dibagi ke dalam tingkat-tingkat fraksional. Dengan kata lain, nilai x j boleh integer dan non-integer. 5. Deterministik Semua parameter model c j , a ij , dan b i diasumsikan diketahui konstan. Secara tidak langsung mengasumsikan masalah keputusan dalam satu rangka statis dimana semua parameter diketahui dengan kepastian.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran akan gizi menyebabkan permintaan terhadap hasil ternak ayam ras pedaging sebagai sumber protein hewani semakin meningkat. Hal tersebut merupakan peluang bagi peternakan ayam ras pedaging untuk memaksimumkan keuntungan, tidak terkecuali Hasjrul Harahap Farm. Adanya kelangkaan DOC, kualitas DOC yang kurang baik dan kelebihan penggunaan tenaga kerja merupakan kendala yang dapat menghambat HHF memanfaatkan peluang tersebut. Hasjrul Harahap Farm juga menghadapi faktor eksternal yang sangat mempengaruhi penerimaan, yaitu fluktuasi harga jual ayam ras pedaging. Oleh karena itu dibutuhkan penyelesaian untuk mengoptimalkan peluang serta kendala-kendala tersebut.