64
ekor DOC dengan berat rata-rata 67 gram per ekor. Sedangkan di HHF berat badan DOC yang diterima cenderung berfluktuasi antara 40 sampai dengan 67
gram per ekor. Akibatnya biaya pakan yang dikeluarkan meningkat. Sehingga keuntungan yang diperoleh tidak maksimal. Input-input produksi yang menjadi
kendala aktif yaitu OVD, gas LPG dan penggunaan lahan dan kandang. Input- input tersebut mempunyai nilai dual tidak sama dengan nol.
Input-input yang mempunyai nilai dual lebih kecil dari nol merupakan input yang dapat mengurangi keuntungan apabila ketersediaanya ditambah satu
satuan. Sebaliknya input-input yang mepunyai nilai dual lebih besar dari nol, akan memberikan dampak positif jika ketersediaannya ditambah. Input produksi yang
bernilai negatif yaitu input OVD dan gas LPG. Keuntungan
optimal yang
diperoleh HHF
menurun sebesar
Rp 307.009.400 atau 50,51 persen lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai fungsi tujuan versi awal, jika harga jual ayam ras pedaging turun lima persen
Skenario I.
Sedangkan selisih
optimal skenario
I lebih
kecil Rp 214.900.046 jika dibandingkan dengan keuntungan aktual yang diterima HHF.
Sedangkan keuntungan optimal yang dapat dicapai HHF jika ketersediaan pakan diturunkan lima persen sebesar Rp 537.052.600. Nilai fungsi tujuan ini
lebih besar 42,83 persen bila dibandingkan dengan nilai fungsi tujuan versi awal. Sedangkan selisih solusi optimal skenario II dengan keuntungan aktual yang
diterima HHF sebesar Rp 15.143.154. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penurunan harga jual ayam ras
pedaging sebesar lima persen, akan menyebabkan keuntungan yang diterima HHF selama tujuh periode menurun sebesar 41,18 persen. Sedangkan penurunan
65
ketersediaan pakan sebesar lima persen, akan menyebabkan keuntungan yang diterima HHF selama tujuh periode meningkat sebesar 2,82 persen.
7.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan HHF sebaiknya melakukan alokasi penggunaan input-input produksi secara optimal dengan
meningkatkan efisiensi, terutama penggunaan pakan dan DOC. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan manajemen pemberian pakan yang tepat.
Penggunaan tenaga kerja sebaiknya lebih dioptimalkan dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja yang berlebih dan meningkatkan kerjanya.
Tenaga kerja anak kandang sebaiknya memelihara minimal 3.500 ekor ayam ras pedaging selama satu periode produksi. Selain itu penambahan kapasitas kandang
akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh HHF. Tajurhalang merupakan lokasi kandang dengan biaya per ekor tertinggi
sebesar Rp 15.696 dengan keuntungan Rp 1.170 per ekor. Hal tersebut dikarenakan ayam di lokasi ini lebih rentan terserang penyakit dibandingkan
lokasi kandang lainnya. Oleh karena itu lokasi kandang Tajurhalang harus lebih intensif dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit. Lokasi kandang
Tajurhalang sebaiknya meningkatkan keuntungan per ekor ayam agar lokasi kandang ini masuk dalam solusi optimal. Peningkatkan keuntungan per ekor ayam
yang dijual harus lebih besar dari Rp 1.006.
66
DAFTAR PUSTAKA
Bruce, B.R. dan C.R. Taylor. 1994. Ekonomi Produksi. Terjemahan oleh Dr.
Soeratno Josodharjono. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Buffa, E.S. dan R.K. Sari. 1996. Manajemen Operasi dan Produksi Modern.
Terjemahan. Jilid I. Edisi Kedelapan. Binarupa Aksara. Jakarta. Departemen Pertanian. 2008. Statistik Pertanian Agricultural Statistics 2006.
Departemen Pertanian. Jakarta. Ermayati. 2006. Optimalisasi Produksi Usaha Budidaya Ayam Ras Pedaging
pada Kelompok Mitra Perusahaan Perdana Putera Chicken, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Fadilah, Ir. Roni, SE, dkk. 2007. Sukses Beternak Ayam ras pedaging. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Febtrya. 2004. Optimalisasi Faktor-Faktor Produksi Peternakan Kambing Perah Kasus Di Pusat Pelatihan Pertanian San Pedesaan Swadaya Citra Ras
Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Hartono, F. Rahardi Rudi. 2006. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lipsey, R.G., P.N. Courant, D.D. Purvis and P.O. Steiner. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Terjemahan. Jilid Satu. Edisi Ketujuh. Binarupa Aksara.
Jakarta. Mulyono, S. 1991. Operations Research. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta. Murjoko. 2004. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor Produksi dan
Pendapatan Usahatani Ayam Ras Pedaging. Kasus : Kelompok Peternak Plasma di Kabupaten Karang Anyar pada PT. MMS Wilayah Kerja
Surakarta, Jawa Tengah. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. IPB.
Murni, A. 2006. Optimalisasi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Peternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV. Janu Putro di Kec. Pamijahan
Kab. Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.