Hasil simulasi menunjukkan bahwa penurunan DAU 20 berdampak menurunkan pertumbuhan sektor Industri, penyerapan tenaga kerja, Investasi
pemerintah, penerimaan dan pengeluaran pemerintah namun tidak berdampak pada pertumbuhan sektor non Industri, penyerapan tenaga kerja non Industri,
penerimaan pajak, konsumsi swasta, dan investasi swasta.
7.2. Kebijakan Peningkatan Penerimaan Pajak, Retribusi
dan Peningkatan Pengeluaran Pembangunan
Tabel 39. Dampak Peningkatan Pajak, Retribusi, dan Pengeluaran Pembangunan S2 terhadap Kinerja Fiskal Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi
Bengkulu
Variabel Endogen Kabupaten dan Kota perubahan
1 2 3 4
Sebelum Desentralisasi Fiskal Pajak Daerah TXD
Retribusi Daerah RETD Pendapatan Asli Daerah PAD
Dana Alokasi Umum DAU Transfer TRNF
Total Penerimaan Daerah TPD Kapasitas Fiskal Daerah KPFD
Pengeluaran Rutin GRTN Total Pengeluaran Pembangunan GPBG
Total Pengeluaran Daerah TGD Kesenjangan Fiskal KSFD
Setelah Desentralisasi Fiskal Pajak Daerah TXD
Retribusi Daerah RETD Pendapatan Asli Daerah PAD
Dana Alokasi Umum DAU Transfer TRNF
Total Penerimaan Daerah TPD Kapasitas Fiskal Daerah KPFD
Pengeluaran Rutin GRTN Total Pengeluaran Pembangunan GPBG
Total Pengeluaran Daerah TGD Kesenjangan Fiskal KSFD
40 30
1.46 2.97
1.49 1.64
0.81 1.43
3.36 1.12
3.49
40.00 30.00
12.50 1.83
1.60 0.20
2.62 0.20
3.50 1.02
1.49 40.00
30.00 22.33
1.69 0.83
1.57 8.67
1.54 4.03
2.37 1.61
40.00 30.00
11.89 0.94
0.88 1.25
5.06 0.91
4.11 1.73
1.38 40.00
30.00 12.05
4.08 1.93
0.73 -6.41
0.70 3.47
1.77 3.22
40.00 30.00
22.68 1.23
1.15 0.29
0.50 0.22
3.01 0.84
1.65 40.00
40.00 27.75
2.01 1.14
3.09 16.37
3.07 5.29
3.95 1.95
40.00 40.00
23.59 0.93
0.86 0.79
0.77 0.59
4.33 1.36
1.44
Keterangan: 1 Kabupaten Bengkulu Selatan, 2 Kabupaten Rejang Lebong 3 Kabupaten Bengkulu Utara , 4 Kota Bengkulu
Tabel 39 menunjukkan bahwa kebijakan peningkatan pajak, retribusi dan pengeluaran pembangunan lain sebelum dan setelah desentralisasi fiskal
berdampak positif terhadap kinerja fiskal daerah. Peningkatan PAD ini berdampak meningkatkan kapasitas fiskal daerah, namun peningkatan ini belum mampu
memenuhi kebutuhan pengeluaran daerah yang juga meningkat sehingga kesenjangan fiskal masih cukup besar. Setelah desentralisasi fiskal peningkatan
PAD di kota berdampak paling kecil terhadap penerimaan transfer 0.86 di banding tiga Kabupaten lainnya karena perbedaan kondisi daerah dan sumber-
sumber pajak yang tersedia. Kabupaten yang ada di Provinsi bengkulu merupakan daerah agraris yang cukup luas dengan potensi pertanian lahan kering memiliki
sumber pajak yang lebih kecil dibandingkan Kota yang memiliki sumber penerimaan pajak dan retribusi lebih tinggi. Hasil simulasi dapat disimpulkan
bahwa PAD masih memiliki peran yang relatif kecil dalam struktur penerimaan daerah, hal ini akan menyulitkan pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi
secara nyata. Dampak kebijakan peningkatan pajak dan retribusi bersamaan dengan
peningkatan pengeluaran pembangunan lain terhadap kinerja perekonomian daerah pada Tabel 40 memberikan dampak yang bervariasi. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa kebijakan peningkatan pajak dan retribusi bersamaan dengan peningkatan pengeluaran pembangunan berdampak pada distribusi pendapatan
semakin baik. Artinya peningkatan pajak, retribusi diimbangi dengan pengeluaran pembangunan berdampak pada meningkatnya kesempatan kerja, dan pendapatan
perkapita sehingga distribusi pendapatan semakin membaik atau merata. Kebijakan ini juga berdampak pada turunnya kredit investasi di Kabupaten
Rejang Lebong karena peningkatan pajak berakibat berkurangnya pendapatan disposibel sehingga tabungan masyarakat berkurang.
Tabel 40. Dampak Peningkatan Pajak, Retribusi, dan Pengeluaran Pembangunan S2 terhadap Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten dan Kota di
Provinsi Bengkulu
Variabel Endogen Kabupaten dan Kota perubahan
1 2 3 4
Sebelum Desentralisasi Fiskal Produksi Tan Pangan TQTP
Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT
Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP
Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG
Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS
PDRBS Kredit Investasi INVSW
Investasi Industri INVIND Pertumbuhan Ekonomi GRWT
Penggangguran UND Pendapatan Disposibel YD
PDRB per kapita PDRBK CV PDRBK
Setelah Desentralisasi Fiskal Produksi Tan Pangan TQTP
Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT
Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP
Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG
Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS
PDRBS Kredit Investasi INVSW
Investasi Industri INVIND Pertumbuhan Ekonomi GRWT
Penggangguran UND Pendapatan Disposibel YD
PDRB per kapita PDRBK Distribusi Pendapatan CV PDRBK
3.30 0.16
0.00 0.20
2.35 5.05
-0.02 0.90
1.54 1.54
26.75 44.05
1.33 6.07
1.55 1.53
-68.13 0.11
0.02 0.03
0.02 0.09
0.55 0.02
0.11 0.12
0.09 3.23
1.09 0.07
-0.60 0.14
0.17 -13.56
0.47 0.03
0.06 0.06
0.37
-0.09 0.17
0.13 0.27
0.27 0.99
-0.82 1.33
-0.05 0.15
0.27 0.48
0.47 0.02
0.05 0.07
0.40 0.06
0.16 0.14
0.29 0.32
-2.77 0.25
0.92 -0.34
0.31 0.32
-0.57 0.28
0.02 0.01
0.01 0.20
0.07 0.00
0.12 0.13
0.13 3.69
0.39 0.33
-0.03 0.14
0.13 1.99
0.10 0.01
0.01 0.00
0.08 0.30
0.00 0.06
0.07 0.06
0.82 0.87
0.24
-0.07 0.11
0.06 0.48
-8.22 4.88
0.27 -0.80
-14.41 -0.21
0.13 0.16
0.36 0.35
-2.28 -1.39
-5.20 -0.02
0.22 0.35
-3.54 1.44
4.10 0.11
0.14 1.27
-0.11 0.05
0.16 0.32
0.34 2.25
-0.49 0.28
-0.10 0.29
0.34 -41.21
Keterangan: 1 Kabupaten Bengkulu Selatan, 2 Kabupaten Rejang Lebong 3 Kabupaten Bengkulu Utara , 4 Kota Bengkulu
Berkurangnya tabungan akan mengurangi tersedianya dana kredit untuk investasi, sedangkan di Kota Bengkulu berdampak pada turunnya investasi industri karena
semakin besar pungutan pajak maupun retribusi akan menambah biaya produksi
yang menyebabkan turunnya produksi sehingga perusahaan mengurangi aktifitasnya. Implikasi kebijakan ini adalah kebijakan peningkatan pajak maupun
retribusi harus dilaksanakan hati-hati dan sebaiknya diikuti dengan peningkatan pelayanan kepada masyarakat seperti infrastruktur ataupun pembangunan daerah
lainnya, serta peningkatan PDRBS yang berpengaruh besar terhadap investasi industri di Bengkulu.
7.3. Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Pembangunan Infrastruktur