V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN, KINERJA FISKAL DAN PEREKONOMIAN DAERAH
5.1. Potensi Provinsi Bengkulu
Wilayah administrasi Provinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung dan jaraknya
lebih kurang 567 kilometer. Luas wilayah mencapai lebih kurang 1 978 870 hektar, dan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia pada garis pantai
sepanjang lebih kurang 433 kilometer. Bagian Timurnya berbukit-bukit dengan dataran tinggi yang subur, sedangkan bagian Barat merupakan dataran rendah
yang relatif sempit, memanjang dari Utara ke Selatan serta diselang-selangi daerah yang bergelombang.
Provinsi Bengkulu beribukota di Kota Bengkulu, terbagi atas 3 tiga daerah kabupaten dan 1 satu daerah kota, yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan,
Rejang Lebong, Bengkulu Utara, dan Kota Bengkulu. Setelah Otonomi Daerah tahun 2003 terjadi pemekaran daerah menjadi 8 delapan Kabupaten dan 1 satu
daerah Kota yaitu : Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur, Kabupaten Seluma, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahyang, Kabupaten Lebong,
Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Muko Muko. Berdasarkan topografinya Provinsi Bengkulu terletak pada 3 tiga
ketinggian yaitu : 1 0-100 meter di atas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai daerah low land seluas 708 435 hektar atau 35.80 ; 2 ketinggian 100-
1000 meter di atas permukaan laut. Posisinya merupakan lereng pegunungan Bukit Barisan dan terklasifikasi sebagai daerah Bukit Range. Daerah ini dibagi
dalam dua kelompok yaitu daerah dengan ketinggian antara 100-500 meter seluas
625 323 hektar atau 31.60 , dan ketinggian antara 500-1000 meter luasnya mencapai 405 688 hektar atau 20.50 ; 3 ketinggian 1000-2000 meter di atas
permukaan laut seluas 239 924 hektar atau 12.10 . Posisinya berada di sebelah Timur jalur kedua sampai ke puncak pegunungan Bukit Barisan, umumnya
merupakan daerah kegiatan vulkanis dan tektonis. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS jumlah
penduduk provinsi Bengkulu pada tahun 2003 telah mencapai 1 517 181 jiwa terdiri dari 780 032 laki-laki dan 737 149 jiwa perempuan, dengan kepadatan
penduduk 78 jiwakm
2
.
Pada tahun 2003 jumlah angkatan kerja tercatat sebanyak 740 148 orang, sedangkan jumlah bukan angkatan kerja sebanyak 282 751 orang,
pada tahun 2004 jumlah angkatan kerja meningkat menjadi 768 348 orang dengan tingkat partisipasi kerja sebesar 73.46. Peningkatan angkatan kerja di Provinsi
Bengkulu didorong oleh peningkatan jumlah penduduk yang mencari pekerjaan. Tahun 2004 jumlah pencari kerja tercatat sebanyak 50 479 orang, jenis lapangan
pekerjaan yang tersedia di Provinsi Bengkulu sesuai dengan struktur perekonomian daerah yaitu di sektor pertanian sebesar 72.64, sektor jasa sebesar
10.68, sektor perdagangan sebesar 9.88, dan sektor lainnya sebesar 6.8. Perekonomian Provinsi Bengkulu ditopang dari 9 sektor yaitu : Pertanian;
Pertambangan dan Penggalian; Industri pengolahan; Listrik, Gas, dan Air minum; Bangunan; Perdagangan, Hotel, dan restoran; Pengangkutan dan Komunikasi;
serta Keuangan, dan Jasa-jasa. Berdasarkan kontribusinya terhadap PDRB sampai tahun 2004 sektor Pertanian masih menempati urutan teratas sebesar 40.07,
sektor perdagangan - hotel - restoran sebesar 20.15, sektor jasa sebesar 15.87, dan sektor pengangkutan-komunikasi sebesar 8.72, sektor lainnya sebesar
15.19.
Kondisi pertanian Bengkulu terdiri dari pertanian bahan makanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Pertanian bahan makanan terdiri dari
tanaman padi sawah dan ladang, palawija jagung, ubi, kedele. Tahun 2003 luas lahan padi 110 550 hektar terdiri dari padi sawah seluas 92 860 hektar dan padi
ladang seluas 17 690 hektar. Total produksi padi sebanyak 413 380 ton, meningkat 8.83 dibanding produksi tahun 2002. Sementara itu luas palawija 49
790 hektar terdiri dari jagung seluas 28 210 hektar, ubi 12 970 hektar, dan kedele 8 540 hektar, dengan total produksi palawija 198 530 ton. Program Tanaman
pangan sampai tahun 2010 adalah peningkatan produksi sampai 100 yang ditargetkan peningkatan produksi setiap tahun 25.
Luas lahan perkebunan tahun 2003 mencapai 272 230 ha di mana 90 diusahakan komoditas kopi seluas 54 840 hektar, karet seluas 22 270 hektar,
kelapa sawit seluas 49 040 hektar, dan kelapa seluas 6 040 hektar dengan total produksi 137 010 ton. Program Perkebunan adalah perluasan areal taman 6 000
hektar untuk pengembangan kelapa sawit, karet dan kakao. Populasi ternak besar sapi dan kerbau pada tahun 2003 mengalami
penurunan 40, demikian halnya pada ternak keci kambing menurun 22, dan domba turun 49. Populasi unggas menurun 39. Kondisi ini terjadi akibat
berkembangnya berbagai penyakit sehingga dalam upaya program ketahanan pangan khususnya pemenuhan protein bagi masyarakat dilakukan program
pengembangan produksi peternakan melalui intensifikasi usaha peternakan dan peningkatan populasi ternak.
Usaha budidaya perikanan darat masih relatif kecil 1 dari luas yang tersedia dengan produksi tahun 2003 sebesar 4 642 ton. Sedangkan produksi
perikanan tangkap sebesar 26 860 ton. Apabila dibandingkan dengan potensi perikanan yang dimiliki dengan garis pantai 400 km maka produksi perikanan di
Bengkulu tergolong rendah. Program pengembangan perikanan sampai tahun
2001 adalah dengan peningkatan produksi yang didukung dengan insfrastruktur yang baik.
Sumber penerimaan keuangan pemerintah Provinsi Bengkulu sangat bergantung kepada subsidi pemerintah pusat melalui dana alokasi umum DAU
dan dana alokasi khusus DAK. Sementara pendapatan asli daerah PAD belum dapat diharapkan untuk membiayai pembangunan daerah, karena nilainya masih
relatif kecil. Hal itu disebabkan potensi sumber daya alam Provinsi Bengkulu belum digali dan dimanfaatkan secara optimal. Apabila dibandingkan dengan total
penerimaan rutin, maka kontribusi PAD Provinsi Bengkulu dalam penerimaan rutin daerah cukup kecil 16.07. Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi,
maka segala penyelenggaraan urusan pemerintah daerah didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD yang terdiri dari penerimaan
daerah dan pengeluaran daerah. Pembahasan kinerja fiskal dan perekonomian daerah pada studi ini merupakan pembahasan pada tingkat KabupatenKota di
Provinsi Bengkulu yang terdiri dari perkembangan penerimaan daerah dan pengeluaran daerah sebelum dan sesudah desentralisasi fiskal, tingkat kemapuan
fiskal daerah, serta perkembangan produksi dan tenaga kerja.
5.2. Kinerja Fiskal Daerah