Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Pembangunan Infrastruktur

yang menyebabkan turunnya produksi sehingga perusahaan mengurangi aktifitasnya. Implikasi kebijakan ini adalah kebijakan peningkatan pajak maupun retribusi harus dilaksanakan hati-hati dan sebaiknya diikuti dengan peningkatan pelayanan kepada masyarakat seperti infrastruktur ataupun pembangunan daerah lainnya, serta peningkatan PDRBS yang berpengaruh besar terhadap investasi industri di Bengkulu.

7.3. Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Pembangunan Infrastruktur

Tabel 41. Dampak Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur 10 S3 terhadap Kinerja Fiskal Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu Variabel Endogen Kabupaten dan Kota perubahan 1 2 3 4 Sebelum Desentralisasi Fiskal Pajak Daerah TXD Retribusi Daerah RETD Pendapatan Asli Daerah PAD Dana Alokasi Umum DAU Transfer TRNF Total Penerimaan Daerah TPD Kapasitas Fiskal Daerah KPFD Pengeluaran Rutin GRTN Total Pengeluaran Pembangunan GPBG Total Pengeluaran Daerah TGD Kesenjangan Fiskal KSFD Setelah Desentralisasi Fiskal Pajak Daerah TXD Retribusi Daerah RETD Pendapatan Asli Daerah PAD Dana Alokasi Umum DAU Transfer TRNF Total Penerimaan Daerah TPD Kapasitas Fiskal Daerah KPFD Pengeluaran Rutin GRTN Total Pengeluaran Pembangunan GPBG Total Pengeluaran Daerah TGD Kesenjangan Fiskal KSFD 3.37 3.77 2.90 2.10 1.13 1.18 1.34 1.21 7.14 3.72 4.24 0.19 4.51 2.00 3.40 3.07 2.79 1.72 2.35 14.32 5.32 5.83 -1.61 -0.85 -0.97 -2.29 -1.11 -1.07 -0.63 -0.97 -5.07 -2.34 -2.55 0.28 1.68 1.02 1.30 1.22 1.11 0.78 0.84 6.33 2.25 2.40 -1.68 4.77 1.78 9.72 4.67 4.29 1.51 4.12 14.88 8.28 9.48 -0.84 2.74 1.10 2.65 2.53 2.16 1.11 1.60 13.10 4.17 4.55 -2.61 -0.48 -1.35 0.51 0.29 0.15 -0.69 0.38 -2.29 -0.69 -0.69 1.98 -0.31 0.67 -0.70 -0.65 -0.51 0.12 -0.45 1.46 -0.66 -0.76 Keterangan: 1 Kabupaten Bengkulu Selatan, 2 Kabupaten Rejang Lebong 3 Kabupaten Bengkulu Utara , 4 Kota Bengkulu Tabel 41 menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran Infrastruktur sebesar 10 memberikan dampak yang berbeda di Kabupaten dan Kota. Sebelum desentralisasi fiskal di Kabupaten Rejang Lebong dan Kota berdampak negatif, tetapi setelah desentralisasi fiskal dampak negatif terjadi di Kota Bengkulu. Hal menarik dari hasil simulasi ini adalah peningkatan pengeluaran infrastruktur di Kota Bengkulu mengakibatkan peningkatan penerimaan pajak sehingga kapasitas fiskal daerah meningkat, di lain pihak menyebabkan berkurangnya pengeluaran rutin daerah sehingga total pengeluaran daerah berkurang dan kesenjangan fiskal berkurang sebesar 0.76 atau kesenjangan fiskal semakin baik. Hasil simulasi terhadap kinerja perekonomian daerah pada Tabel 42. menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran Infrastruktur memberikan dampak positif di 3 Kabupaten dan berdampak negatif di Kota Bengkulu. Kondisi ini menunjukkan bahwa pembangunan Infrastruktur di Kota Bengkulu tidak seluruhnya berpengaruh pada aktifitas ekonomi karena pembangunan Infrastruktur di kota biasanya untuk perbaikan jalan, sarana listrik, tekomunikasi, dan PAM di mana sarana ini kurang memberikan tambahan produksi pada sektor yang ada seperti Industri, Pertambangan, Pariwisata dan Jasa. Dari 9 sektor yang dominan berkontribusi pada PDRBS Kota adalah dari sektor listrik, gas, dan air bersih; bangunan; perdagangan; transportasi dan telkom. Dampak terhadap distribusi pendapatan setelah desentralisasi fiskal di tiga Kabupaten justru semakin tidak merata yang berarti peningkatan pendapatan per kapita belum terjadi untuk setiap penduduk di Kabupaten, dan masih banyak penduduk yang pendapatannya jauh di bawah rata-rata pendapatan per kapita. Tabel 42. Dampak Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur 10 S3 terhadap Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu Variabel Endogen Kabupaten dan Kota perubahan 1 2 3 4 Sebelum Desentralisasi Fiskal Produksi Tan Pangan TQTP Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS PDRBS Kredit Investasi INVSW Investasi Industri INVIND Pertumbuhan Ekonomi GRWT Penggangguran UND Pendapatan Disposibel YD PDRB per kapita PDRBK CV PDRBK Setelah Desentralisasi Fiskal Produksi Tan Pangan TQTP Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS PDRBS Kredit Investasi INVSW Investasi Industri INVIND Pertumbuhan Ekonomi GRWT Penggangguran UND Pendapatan Disposibel YD PDRB per kapita PDRBK Distribusi Pendapatan CV PDRBK 6.93 0.34 0.17 0.55 4.96 5.73 0.02 2.46 3.63 3.26 23.53 47.36 1.8 -4.96 3.26 3.25 -60.88 3.65 0.48 1.05 0.83 3.11 4.16 0.19 3.62 3.50 2.74 4.36 5.13 4.51 -10.78 2.74 2.80 8.19 -1.97 -0.10 -0.12 -0.19 -1.54 -0.19 -0.08 -0.40 -0.97 -1.10 -1.52 -0.85 -0.88 0.31 -1.10 -1.09 10.11 2.28 0.18 0.18 0.46 1.95 0.55 0.16 0.98 1.79 1.68 2.73 1.95 0.66 -2.11 1.68 1.68 15.52 5.36 0.42 0.28 0.33 3.87 1.32 0.02 4.23 3.74 2.87 5.65 5.80 3.19 -0.83 2.88 3.15 -88.56 3.16 0.32 0.23 0.30 2.55 1.83 0.03 2.65 2.56 2.03 3.38 3.48 3.97 -1.51 2.04 1.99 133.83 34.44 21.27 0.50 -3.78 97.50 0.02 0.03 -0.43 -1.34 -2.06 -1.73 -1.08 3.04 0.15 -2.06 -2.33 -25.97 4.15 -13.18 -0.74 -0.50 3.27 -0.37 -0.05 -0.44 -0.11 0.56 -0.44 -0.37 2.51 0.09 0.55 0.42 -63.75 Keterangan: 1 Kabupaten Bengkulu Selatan, 2 Kabupaten Rejang Lebong 3 Kabupaten Bengkulu Utara , 4 Kota Bengkulu

7.4. Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian