Fungsi Penawaran Agregat Investasi

49 Keterangan : Y = pendapatan daerah output C = konsumsi masyarakat I = investasi G = pengeluaran pemerintah X = ekspor daerah M = impor daerah i dan t = masing-masing menunjukkan lokasidaerah dan tahun. Persamaan-persamaan 1 sampai 3 merupakan basis teori yang digunakan dalam menyusun model yang mengintegrasikan sisi penawaran. Sedangkan persamaan 4 yang menggambarkan sisi permintaan hanya mampu disajikan prilaku investasi sektor Industri dan investasi swasta, sedangkan prilaku konsumsi, ekspor dan impor daerah tidak mampu disajikan pada studi ini. Persamaan 2 dapat dimodifikasi untuk mengestimasi pertumbuhan PDRB dengan memasukkan dua kelompok variabel, yaitu varibel yang menangkap perkembangan teknologi dan variabel yang menangkap perbedaan sumberdaya regional.

3.1.2. Fungsi Penawaran Agregat

Kurva penawaran agregat merupakan hubungan antara tingkat harga umum P dan produksi total Y. Dengan asumsi Keynes tingkat upah tidak fleksibel gambar 2 menunjukkan bahwa pada tingkat harga P tingkat upah riil WP dan terdapat kesempatan kerja penuh di mana permintaan tenaga kerjaD L sama dengan penawaran tenaga kerja S L sebesar L , dan pendapatan daerah sebesar Y . Apabila harga turun menjadi P 1 dan tingkat upah riil menjadi WP 1 50 akan menyebabkan jumlah permintaan tenaga kerja lebih rendah dari penawaran tenaga kerja sehingga kesempatan kerja sebesar L 1 , karena tingkat upah tetap maka total pendapatan sebesar Y 1 . Titik-titik yang menghubungkan Yo dan Y1 akan membentuk kurva penawaran Agregat AS. P P P 1 L 1 L Y Y 1 Y Y=fL WP L WP WP 1 D L S L AS W Gambar 2. Kurva Penawaran Agregat 51

3.1.3. Investasi

Investasi merupakan pengeluaran domestik yang dilakukan oleh sektor swasta untuk mendirikan bangunan-bangunan baru, mesin-mesin baru beserta perlengkapannya dan perubahan jumlah berbagai macam persediaan perusahaan. Secara singkat, investasi didefinisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital dalam kurun waktu tertentu. Investasi dapat dibedakan investasi tetap dan investasi persediaan Sukirno, 2000. Kepustakaan ekonomi menyebutkan dua faktor yang paling menentukan invetasi swasta, yakni suku bunga dan pendapatan nasional. Dengan asumsi faktor lain konstan, maka hubungan antara permintaan investasi I dengan tingkat suku bunga r dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut : I = f r ; ΔIΔr 0 6 Apabila tingkat suku bunga r turun, maka permintaan investasi I meningkat, dan sebaliknya kalau tingkat bunga naik, maka permintaan investasi akan turun. Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi stok modal karena hal ini akan mengubah proyeksi profitabilitas dari berbagai peluang investasi yang ada. Keynes menjelaskan pengaruh suku bunga terhadap investasi yang didasarkan pada tingkat hasil internal internal return disebut sebagai efisiensi marjinal modal = MEC atau marginal efficiency of capital Dornbusch, 1992. Selain suku bunga, hal pokok yang mempengaruhi permintaan investasi adalah keyakinan akan adanya perubahan pendapatan nasional. Kenaikan pendapatan nasional akan memperbesar volume penjualan sehingga mendorong para produsen meningkatkan kapasitas produksinya. Faktor lain yang sering diidentifikasi berpengaruh terhadap investasi seperti tingkat pajak dan upah yang ikut menentukan biaya modal dan tenaga kerja Dornbusch, 1992. 52 Hasil studi Azis 1994 dalam Hidayattulah 2003 menyebutkan bahwa investasi pada dasarnya tergantung pada besar kecilnya pemilikan sumberdaya yang dapat dikelola dan faktor lainnya. Secara khusus, investasi sawasta sangat tergantung dari insentif yang diciptakan daerah misalnya penyederhanaan prosedur, izin investasi, keringanan pajak, dan tersedianya infrastruktur. Hidayattulah juga menyebutkan bahwa defisit fiskal yang semakin besar akan mempengaruhi ketersediaan kredit untuk sektor swasta sehingga menyebabkan investasi swasta berkurang. 3.2. Kinerja Fiskal Daerah 3.2.1. Penerimaan Fiskal Daerah