7.4. Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian
Dampak kebijakan peningkatan sektor Pertanian terhadap kinerja fiskal daerah pada Tabel 43 menunjukkan dampak yang bervariasi di semua Kabupaten
Kota baik sebelum maupun setelah desentralisasi fiskal. Terhadap penerimaan daerah, peningkatan pengeluaran pembangunan di sektor Pertanian mampu
meningkatkan PAD, mengurangi penerimaan transfer dan total penerimaan daerah.
Tabel 43. Dampak Peningkatan Pengeluaran Sektor Pertanian S4 terhadap Kinerja Fiskal Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu
Variabel Endogen Kabupaten dan Kota perubahan
1 2 3 4
Sebelum Desentralisasi Fiskal Pajak Daerah TXD
Retribusi Daerah RETD Pendapatan Asli Daerah PAD
Dana Alokasi Umum DAU Transfer TRNF
Total Penerimaan Daerah TPD Kapasitas Fiskal Daerah KPFD
Pengeluaran Rutin GRTN Total Pengeluaran Pembangunan GPBG
Total Pengeluaran Daerah TGD Kesenjangan Fiskal KSFD
Setelah Desentralisasi Fiskal Pajak Daerah TXD
Retribusi Daerah RETD Pendapatan Asli Daerah PAD
Dana Alokasi Umum DAU Transfer TRNF
Total Penerimaan Daerah TPD Kapasitas Fiskal Daerah KPFD
Pengeluaran Rutin GRTN Total Pengeluaran Pembangunan GPBG
Total Pengeluaran Daerah TGD Kesenjangan Fiskal KSFD
22.60 15.00
13.76 -26.48
-13.18 -10.77
3.84 -9.75
-1.27 -6.16
-8.35
17.03 26.71
15.79 -10.23
-8.87 -7.08
5.31 -5.62
4.30 -3.15
-4.34 -7.11
-1.44 -2.91
1.30 0.61
0.46 -1.13
0.33 -1.66
-0.33 -0.24
2.07 9.04
5.51 -4.44
-4.07 -3.36
1.88 -2.65
-0.65 -2.14
-2.56 14.64
15.18 12.30
-18.08 -8.45
-6.96 3.83
-6.37 1.08
-3.48 -4.78
10.31 10.65
8.31 -6.86
-6.37 -4.91
3.15 -3.52
-0.58 -2.86
-3.60 1.77
2.78 2.25
-3.92 -2.11
-1.62 1.24
-1.63 1.24
-0.48 -0.76
-5.54 -6.46
-5.40 4.02
3.62 2.79
-2.20 -2.04
1.69 1.27
1.75
Keterangan: 1 Kabupaten Bengkulu Selatan, 2 Kabupaten Rejang Lebong 3 Kabupaten Bengkulu Utara , 4 Kota Bengkulu
Di samping itu, peningkatan pengeluaran pembangunan sektor Pertanian menyebabkan berkurangnya pengeluaran rutin, dan pengeluaran pembangunan
sektor-sektor lainnya sehingga secara keseluruhan total pengeluaran daerah berkurang dan kesenjangan fiskal semakin baik.
Dampak terhadap kinerja perekonomian derah pada Tabel 44 menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran pembangunan di sektor Pertanian
sebelum desentralisasi fiskal hanya berdampak positif terhadap sektor Pertanian saja, dan belum berdampak pada sektor lainnya akibat dari berkurangnya
anggaran. Setelah desentralisasi peningkatan pengeluaran pembangunan sektor Pertanian juga berdampak pada sektor lainnya kecuali untuk sektor Pertambangan
dan subsektor Perikanan. Hal ini disebabkan oleh anggaran sektor Pertambangan dan Perikanan sebagian besar berasal dari luar anggraan APBD.
Dampak kebijakan yang terjadi di Kota Bengkulu menunjukkan hal yang negatif, sehingga kebijakan ini tidak relevan dengan kondisi kota Bengkulu.
Temuan ini berbeda dengan studi Usman 2006 di kawasan Barat dan timur Indonesia bahwa peningkatan pengeluaran pembangunan sektor Pertanian 50
berdampak positif pada kinerja fiskal, kinerja perekonomian maupun distribusi pendapatan dan kemiskinan akibat meningkatnya penerimaan, pengeluaran,
produksi sektoral. Yang terjadi sebaliknya di Bengkulu, meningkatnya pengeluaran Pertanian menyebabkan pengeluaran sektor lainnya menurun
sehinggga total pengeluaran berkurang dan produksi sektor lain berkurang. Meskipun kebijakan ini secara keseluruhan berdampak pada peningkatan
pertumbuhan, kesempatan kerja, PDRB per kapita, dan distribusi pendapatan,
namun secara sektoral dampaknya kurang baik sehingga kebijakan ini tidak dianjurkan dilakukan di daerah.
Tabel 44. Dampak Peningkatan Pengeluaran Sektor Pertanian S4 terhadap Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi
Bengkulu
Variabel Endogen Kabupaten dan Kota perubahan
1 2 3 4
Sebelum Desentralisasi Fiskal Produksi Tan Pangan TQTP
Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT
Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP
Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG
Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS
PDRBS Kredit Investasi INVSW
Investasi Industri INVIND Pertumbuhan Ekonomi GRWT
Penggangguran UND Pendapatan Disposibel YD
PDRB per kapita PDRBK CV PDRBK
Setelah Desentralisasi Fiskal Produksi Tan Pangan TQTP
Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT
Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP
Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG
Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS
PDRBS Kredit Investasi INVSW
Investasi Industri INVIND Pertumbuhan Ekonomi GRWT
Penggangguran UND Pendapatan Disposibel YD
PDRB per kapita PDRBK DistribuĂs Pendapatan CV PDRBK
32.33 0.43
0.75 2.24
22.86 7.77
-0.25 9.54
14.88 14.03
42.01 67.16
8.62 -14.31
14.03 13.96
-92.32 29.65
7.25 4.18
1.22 25.34
14.95 -0.42
19.62 22.98
20.24 27.56
31.63 20.07
-68.20 20.24
20.32 -14.24
-5.39 -0.38
-0.59 -0.33
-4.25 -0.13
0.04 -0.54
-1.90 -2.75
-2.78 -1.48
-4.24
0.59 -2.74
-2.67 66.58
11.14 0.55
0.00 -0.08
9.40 2.21
-0.45 5.32
9.35 8.33
14.32 10.28
2.72 -11.06
8.34 8.32
167.3 28.10
0.84 1.79
1.08 20.09
2.45 -0.04
11.84 13.23
12.85 17.92
19.16
3.34 -2.85
12.84 12.75
-24.83 18.53
0.39 1.82
-1.14 14.71
4.32 -0.05
9.88 10.78
10.38 14.24
13.82
3.26 -6.18
10.38 10.38
-4.70 -82.71
87.29 0.36
-14.33 -187.76
0.82 -0.07
2.38 5.10
4.81 5.85
5.13
-2.35 -0.63
4.82 4.81
4.29
-41.28 -131.20
0.04 -4.77
-36.47 -2.06
0.23 -5.05
-9.72 -10.04
-12.26 -10.90
-7.61 4.05
-10.06 -9.98
-53.53
Keterangan: 1 Kabupaten Bengkulu Selatan, 2 Kabupaten Rejang Lebong 3 Kabupaten Bengkulu Utara , 4 Kota Bengkulu
Kebijakan Realokasi Pengeluaran Rutin ke Pembangunan Sektor Pertanian
Kebijakan realokasi pengeluaran rutin ke sektor Pertanian terhadap kinerja fiskal daerah pada Tabel 45 memberikan dampak yang bervariasi. Setelah
desentralisasi fiskal memberikan dampak positif pada penerimaan PAD dan penerimaan transfer sehingga kapasitas fiskal daerah juga meningkat. Di
Kabupaten Rejang Lebong berdampak negatif pada penerimaan DAU, namun kapasitas fiskal daerah meningkat. Kondisi seperti ini yang sebenarnya diharapkan
sesuai dengan tujuan desentralisasi fiskal yaitu semakin besar kapasitas fiskal di daerah, dana DAU dan Transfer semakin berkurang.
Tabel 45. Dampak Realokasi Anggaran Rutin 2 ke Sektor Pertanian S5 terhadap Kinerja Fiskal Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi
Bengkulu
Variabel Endogen Kabupaten dan Kota perubahan
1 2 3 4
Sebelum Desentralisasi Fiskal Pajak Daerah TXD
Retribusi Daerah RETD Pendapatan Asli Daerah PAD
Dana Alokasi Umum DAU Transfer TRNF
Total Penerimaan Daerah TPD Kapasitas Fiskal Daerah KPFD
Pengeluaran Rutin GRTN Total Pengeluaran Pembangunan GPBG
Total Pengeluaran Daerah TGD Kesenjangan Fiskal KSFD
Setelah Desentralisasi Fiskal Pajak Daerah TXD
Retribusi Daerah RETD Pendapatan Asli Daerah PAD
Dana Alokasi Umum DAU Transfer TRNF
Total Penerimaan Daerah TPD Kapasitas Fiskal Daerah KPFD
Pengeluaran Rutin GRTN Total Pengeluaran Pembangunan GPBG
Total Pengeluaran Daerah TGD Kesenjangan Fiskal KSFD
22.45 18.69
15.72 37.76
19.26 18.06
7.96 -2.00
2.84 36.24
42.43 19.22
35.45 20.14
6.24 5.73
5.95 9.87
-2.00 11.31
19.60 20.96
-7.59 0.07
-2.10 -5.61
-2.65 -2.54
-0.82 -2.00
-1.22 -4.97
-5.48
5.46 13.13
8.61 -3.95
-3.58 -2.80
3.58 -2.00
0.92 0.26
-0.09 17.81
20.03 15.74
3.02 1.60
2.25 6.48
-2.00 4.08
13.09 14.26
15.04 15.43
12.11 3.79
3.65 3.62
6.28
-2.00 3.19
12.19 12.91
1.46 3.21
2.31 -9.81
-5.27 -4.30
1.28 -2.00
1.45 -4.58
-5.53 -3.66
-6.19 -4.51
-6.60 -6.15
-5.43 -3.61
-2.00 -2.63
-11.87 -13.00
Keterangan: 1 Kabupaten Bengkulu Selatan, 2 Kabupaten Rejang Lebong 3 Kabupaten Bengkulu Utara , 4 Kota Bengkulu
Temuan ini sejalan dengan temuan studi terdahulu yang dilakukan Panjaitan 2006 di Sumatera Utara, Pakasi 2005 di Sulawesi Utara yaitu realokasi
pengeluaran Rutin ke sektor Infrastruktur dan sarana umum berdampak positif pada kinerja fiskal daerah.
Tabel 46. Dampak Realokasi Anggaran Rutin 2 ke Sektor Pertanian S5 terhadap Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten dan Kota di
Provinsi Bengkulu
Variabel Endogen Kabupaten dan Kota perubahan
1 2 3 4
Sebelum Desentralisasi Fiskal Produksi Tan Pangan TQTP
Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT
Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP
Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG
Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS
PDRBS Kredit Investasi INVSW
Investasi Industri INVIND Pertumbuhan Ekonomi GRWT
Penggangguran UND Pendapatan Disposibel YD
PDRB per kapita PDRBK CV PDRBK
Setelah Desentralisasi Fiskal Produksi Tan Pangan TQTP
Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT
Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP
Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG
Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS
PDRBS Kredit Investasi INVSW
Investasi Industri INVIND Pertumbuhan Ekonomi GRWT
Penggangguran UND Pendapatan Disposibel YD
PDRB per kapita PDRBK Distribusi Pendapatan CV PDRBK
39.31 1.05
1.62 2.77
27.94 8.85
0.41 11.90
18.39 17.21
47.83 73.53
10.26
-17.26 17.21
17.13 -93.06
39.56 12.40
7.69 2.77
34.22 20.56
0.38 25.86
30.70 27.22
36.73 42.16
25.97
-90.99 27.23
27.31 -19.90
-2.77 -0.06
-0.17 0.00
-2.15 0.12
-0.17 0.18
-0.33 -1.17
-0.26 -0.06
-3.29
0.07 -1.16
-1.08 85.32
17.53 1.21
1.32 1.17
14.90 3.15
-0.36 7.63
13.79 12.84
21.04 15.00
6.46 -16.24
12.85 12.83
42.28 36.76
1.64 2.82
1.42 26.40
3.37 0.01
15.65 17.45
16.91 23.66
25.31
4.22 -3.76
16.91 16.80
-38.23 26.93
1.09 3.40
-0.74 21.52
6.48 0.03
14.32 15.66
15.15 20.70
20.07
8.61 -8.98
15.15 15.17
-13.50 -65.17
101.84 1.01
-16.80 -214.66
0.95 -0.13
2.72 5.84
5.51 6.70
5.91
-2.67 -0.72
5.52 5.50
6.84
-39.30 -124.35
3.19 -4.46
-34.57 -2.18
-0.52 -4.88
-9.31 -9.56
-11.78
-
10.51 -7.02
3.89 -9.58
-9.51 -57.64
Keterangan: 1 Kabupaten Bengkulu Selatan, 2 Kabupaten Rejang Lebong 3 Kabupaten Bengkulu Utara , 4 Kota Bengkulu
Hasil simulasi pada Tabel 46 menunjukkan bahwa di semua Kabupaten berdampak positif terhadap perekonomian daerah yaitu realokasi pengeluaran
rutin ke sektor Pertanian mampu meningkatkan PDRBS seluruh sektor, pertumbuhan ekonomi, dan PDRB per kapita penduduk, mengurangi jumlah
pengangguran, serta distribusi pendapatan semakin merata. Kebijakan ini berdampak negatif di Kota Bengkulu, hal ini menunjukkan bahwa khusus untuk
Kota Bengkulu di mana struktur perekonomian tidak berbasis pada sektor Pertanian diperlukan kebijakan di luar sektor Pertanian, misalnya kebijakan
skenario S1 ataupun S2.
7.6. Rekapitulasi Evaluasi Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal terhadap Kinerja Fiskal dan Perekonomian Daerah KabupatenKota Tahun 1998-
2003 Bagian ini akan memberikan rekapitulasi dampak kebijakan desentralisasi
fiskal terhadap kinerja fiskal dan perekonomian daerah di Provinsi Bengkulu yang secara lengkap dilampirkan pada Lampiran 11. Kinerja fiskal terdiri dari
penerimaan daerah, kapasitas fiskal, pengeluaran daerah, dan kesenjangan fiskal. Sedangkan kinerja perekonomian terdiri dari pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran, pendapatan per kapita, dan distribusi pendapatan disajikan pada Tabel 47.
Kebijakan Penigkatan DAU
Kebijakan peningkatan DAU 10 setelah desentralisasi fiskal berdampak positif pada kinerja fiskal dan perekonomian daerah di semua Kabupaten dan
Kota. Kondisi ini menunjukkan besarnya peranan DAU sebagai dana penyeimbang dalam pemenuhan kebutuhan fiskal daerah, selanjutnya akan
berdampak positif pada meningkatnya kinerja perekonomian daerah.
Tabel 47. Rekapitulasi Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal terhadap Kinerja Fiskal dan Perekonomian Daerah Tahun 1998-2000
Variabel Kabupaten Kota, Skenario Kebijakan
Kabupaten Bengkulu Selatan perubahan Kabupaten Rejang Lebong perubahan
Dasar S1 S2 S3 S4 S5 Dasar S1 S2 S3 S4 S5
Sebelum DF 1998-2000
KINERJA FISKAL :
Transfer Kapasitas Fiskal
Total Pengeluaran Kesenjangan Fiskal
KINERJA PEREKONOMIAN :
Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan per kapita
Jumlah Penggangguran Distribusi Pendapatan
29 227 5 643
36 949 30 306
17.07 1.505
23 654 155.2
78.62 5.40
39.77 47.30
6.20 9.21
-9.86 -91.13
1.49 0.81
1.12 3.49
1.33 1.53
6.07 -68.13
1.13 1.34
3.72 4.24
1.8 3.25
-4.96 -60.88
-13.18 3.84
-6.16 -8.35
8.62 13.96
-14.31 -92.32
19.26 7.96
36.24 42.43
10.26 17.13
-17.26 -93.06
63 895 6 622
61 257 54 635
9.29 1.389
72 474 12.56
-4.40 -12.79
-6.55 -7.12
-5.10 -2.47
0.44 276.19
0.83 8.67
2.37 1.61
1.33 0.27
-0.05 0.48
-1.11 -0.63
-2.34 -2.55
-0.88 -1.09
0.31 10.11
0.61 -1.13
-0.33 -0.24
-4.24 -2.67
0.59 66.58
-2.65 -0.82
-4.97 -5.48
-3.29 -1.08
0.07 85.32
Setelah DF 2001-2003
KINERJA FISKAL :
Transfer Kapasitas Fiskal
Total Pengeluaran Kesenjangan Fiskal
KINERJA PEREKONOMIAN :
Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan per kapita
Jumlah Penggangguran Distribusi Pendapatan
Dasar S1 S2 S3 S4 S5 Dasar S1 S2 S3 S4 S5 82 201
93 531 95 00
83 379 41.61
2.210 11 059
10.25 46.04
5.61 26.81
29.77
7.17 11.26
-36.11 -21.56
1.60 2.62
1.02 1.49
0.07 0.17
-0.60 -13.56
3.07 1.72
5.32 5.83
4.51 2.80
-10.78 8.19
-8.87 5.31
-3.15 -4.34
20.07 20.32
-68.20 -14.24
5.73 9.87
19.60 20.96
25.97 27.31
-90.99 -19.90
87879 9963
104584 94621
25.63 1.899
28 606 8.7
25.02 3.36
13.82 14.92
6.55 9.69
-7.48 11.38
0.88 5.06
1.73 1.38
0.92 0.32
-0.34 -0.57
1.22 0.78
2.25 2.40
0.66 1.68
-2.11 15.52
-4.07 1.88
-2.14 -2.56
2.72 8.32
-11.06 167.3
-3.58 3.58
0.26 -0.09
6.46 12.83
-16.24 42.28
S1 : Kebijakan Peningkatan DAU 10 S4 : Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Sektor Pertanian
S2 : Kebijakan Peningkatan Pajak 40, Retribusi 30, Tanaman pangan 20, Perkebunan 40, Peternakan 20, Perikanan 40 Pengeluaran Pembangunan 13
S5 : Realokasi Pengeluaran Rutin 2 ke Sektor Pertanian S3 : Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur 10 Tanaman pangan 38, Perkebunan 142, Peternakan 64, Perikanan 81
2 Tabel 47.
Lanjutan Variabel
Kabupaten Kota, Skenario Kebijakan Kabupaten Bengkulu Utara perubahan
Kota Bengkulu perubahan Dasar S1 S2 S3 S4 S5 Dasar S1 S2 S3 S4 S5
Sebelum DF 1998-2000
KINERJA FISKAL :
Transfer Kapasitas Fiskal
Total Pengeluaran Kesenjangan Fiskal
KINERJA PEREKONOMIAN :
Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan per kapita
Jumlah Penggangguran Distribusi Pendapatan
45 349 7 671
51 052 43 381
30.05 1.544
112 897 140.32
34.52 2.70
19.40 22.35
0.12 -0.94
4.24 34.90
1.93 -6.41
1.77 3.22
0.33 0.13
-0.03 1.99
4.67 1.51
8.28 9.48
3.19 3.15
-0.83 -88.56
-8.45 3.83
-3.48 -4.78
3.34 12.75
-2.85 -24.83
1.60 6.48
13.09 14.26
4.22 16.80
-3.76 -38.23
34 472 5 399
38 817 33 418
3.99 1.384
120 732 34.77
0.98 -0.19
1.65 1.95
1.43 -0.65
0.00 182.40
1.14 16.37
3.95 1.95
-0.21 0.35
-0.02 -3.54
0.29 -0.69
-0.69 -0.69
3.04 0.15
-2.33 -25.97
-3.92 -0.48
-0.76 -1.62
-2.35 4.81
-0.63 4.29
-5.27 1.28
-4.58 -5.53
-2.67 5.50
-0.72 6.84
Setelah DF 2001-2003
KINERJA FISKAL :
Transfer Kapasitas Fiskal
Total Pengeluaran Kesenjangan Fiskal
KINERJA PEREKONOMIAN :
Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan per kapita
Jumlah Penggangguran Distribusi Pendapatan
Dasar S1 S2 S3 S4 S5 Dasar S1 S2 S3 S4 S5 76 062
10 340 94417
84077
52.89 2.079
61 972 16.82
45.54 5.22
23.07 25.27
4.06 8.89
-4.96 -38.94
1.15 0.50
0.84 1.65
0.24 0.06
-0.07 0.48
2.53 1.11
4.17 4.55
3.97 1.99
-1.51 133.83
-6.37 3.15
-2.86 -3.60
3.26 10.38
-6.18 -4.70
3.65 6.28
12.19 12.91
8.61 15.17
-8.98 -13.50
79 659 10 950
91 190 80 240
24.27 2.191
61 568 19.97
7.69 0.89
4.41 4.89
1.39 2.38
-1.02 -37.31
0.86 0.77
1.36 1.44
0.28 0.34
-0.10 -41.21
-0.65 0.12
-0.66 -0.76
2.51 0.42
0.09 -63.75
3.62 -2.20
1.27 1.75
-7.61 -9.98
4.05 -53.53
-6.15 -3.61
-11.87 -13.00
-7.02 -9.51
3.89 -57.64
S1 : Kebijakan Peningkatan DAU 10 S4 : Kebijakan peningkatan pengeluaran Sektor Pertanian
S2 : Kebijakan Peningkatan Pajak 40, Retribusi 30, Tanaman pangan 20, Perkebunan 40, Peternakan 20, Perikanan 40 Pengeluaran Pembangunan 13
S5 : Realokasi Pengeluaran Rutin 2 ke Sektor Pertanian S3 : Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur 10 Tanaman pangan 38, Perkebunan 142, Peternakan 64, Perikanan 81
Kebijakan Peningkatan Pajak, Retribusi, dan Pengeluaran Pembangunan
Kebijakan setelah desentralisasi fiskal memberikan dampak yang lebih baik dibandingkan sebelum desentralisasi fiskal. Setelah desentralisasi fiskal
berdampak positif terhadap kinerja fiskal antara lain kapasitas fiskal dan penerimaan daerah meningkat, pengeluaran daerah meningkat sehingga
kesenjangan fiskal juga meningkat. Di sisi perekonomian daerah juga mengalami hal yang positif di semua Kabupaten dan Kota.
Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Pembangunan Infrastruktur Kebijakan yang dilaksanakan setelah desentralisasi fiskal lebih besar
dampaknya dibandingkan dengan sebelum desentralisasi fiskal. Setelah desentralisasi, di semua KabupatenKota berdampak positif terhadap kinerja fiskal
antara lain kapasitas fiskal dan penerimaan daerah meningkat, pengeluaran daerah meningkat sehingga kesenjangan fiskal juga meningkat. Di sisi perekonomian
daerah juga mengalami hal yang positif di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara, demikian halnya di Kota hanya berdampak positif pada
pertumbuhan ekonomi, pengangguran, pendapatan per kapita dan distribusi pendapatan.
Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian
Kebijakan ini berdampak negatif terhadap kinerja fiskal daerah sebelum dan setelah desentralisasi di semua Kabupaten dan Kota. Namun terhadap kinerja
perekonomian daerah memberikan dampak positif kecuali di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kota setelah desentralisasi fiskal.
Kebijakan Realokasi Pengeluaran Rutin ke Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian
Kebijakan ini memberikan dampak yang paling besar terhadap kinerja fiskal dan perekonomian daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong
dan Bengkulu Utara baik sebelum maupun setelah desentralisasi fiskal. Namun di Kota Bengkulu berdampak negatif terhadap kinerja fiskal dan perekonomian
daerah yang berarti kebijakan ini kurang relevan dilakukan di Kota..
VIII. RAMALAN DAMPAK KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA FISKAL DAN PEREKONOMIAN