Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Keterbatasan Penelitian

1.4. Kegunaan Penelitian

Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi alternatif kebijakan pemerintah daerah dalam mendorong kinerja fiskal dan perekonomian di daerah, serta menjadi bahan informasi dasar dalam penyusunan rencana strategi pembangunan dan penyempurnaan kebijakan desentralisasi fiskal khususnya serta kebijakan ekonomi daerah pada umumnya. Bagi peneliti lain dan masyarakat, hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi dasar penelitian lanjutan, serta menjadi bahan kajian mengenai kondisi pertanian dan perekonomian daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terfokus pada implementasi kebijakan desentralisasi fiskal sebagai konsekuensi otonomi daerah, selanjutnya akan dianalisis dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap kinerja keuangan dan perekonomian termasuk sektor pertanian di daerah Kabupaten dan Kota. Indikator kinerja keuangan daerah penerimaan dan pengeluaran daerah selanjutnya dalam tulisan ini digunakan istilah kinerja fiskal daerah. Sedangkan indikator perekonomian daerah meliputi PDRB dari sisi produksi beberapa sektor yaitu sektor Pertanian, sektor Industri, sektor Pertambangan, sektor Pariwisata, sektor Jasa, dan sektor lainnya. Indikator perekonomian lainnya adalah tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja sektor Pertanian, Industri, Pertambangan, dan tenaga kerja lainnya. Investasi di daerah hanya terbatas pada investasi Industri sedangkan Investasi swasta merupakan gambaran dari posisi kredit yang digunakan untuk investasi di bidang pertanian, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, dan jasa.

1.6. Keterbatasan Penelitian

Kebijakan desentralisasi fiskal menyangkut aspek yang sangat luas baik aspek ekonomi, sosial, politik, maupun administratif termasuk transparansi, korupsi, dan sebagainya. Namun pada penelitian ini aspek penelitian desentralisasi fiskal hanya dibatasi pada aspek ekonomi dengan pertimbangan bahwa ketersediaan informasi pada aspek lainnya masih terbatas. Dampak dari kebijakan desentralisasi fiskal juga menyangkut semua sektor perekonomian baik sektor Pertanian, Industri, Jasa, dan sektor lainnya serta Investasi. Cakupan sektoral juga dititik beratkan pada sektor pertanian dengan alasan bahwa : 1 basis ekonomi daerah Kabupaten dan Kota sebagian besar masih bertumpu pada sektor pertanian, 2 sektor pertanian memberikan sumbangan cukup besar dalam PDRB Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 42.02 dari 9 sektor terhadap PDRB tahun 2003, 3 sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja cukup besar di daerah yaitu sebesar 69.2, dan 4 sektor pertanian sampai tahun 2003 masih mendominasi struktur perekonomian di Provinsi Bengkulu. Data tenaga kerja sektor Pertanian masing-masing subsektor tidak tersaji selengkap pada data produksi maupun pengeluaran pembangunan, sehingga pada model yang berkaitan dengan tenaga kerja subsektor Pertanian digunakan data tenaga kerja sektor pertanian. Deret waktu yang diambil sebagai bahan penelitian dimulai tahun 1993 mengingat keterbatasan data yang tersedia karena tahun-tahun sebelumnya banyak sektor-sektor produktif yang kantor wilayahnya masih tergabung dengan Palembang. Sebagai contoh kantor wilayah perbendaharaan negara KPKN di Bengkulu baru berdiri sendiri tahun 2000. Mengingat data dana dekonsentrasi sebelum tahun 2000 tidak dapat dihimpun, maka keuangan daerah hanya terbatas pada anggaran APBD sehingga pada penelitian ini belum mampu melihat pengaruh dana dekonsentrasi terhadap perekonomian di Propinsi Bengkulu. Akhir penelitian hanya sampai tahun 2003 karena sejak tahun 2004 komponen APBD telah berubah sehingga perlu waktu tersendiri untuk menyesuaikan dengan komponen-komponen pengeluaran pada tahun sebelumnya. Terbatasnya data permodalan yang dimiliki, sehingga pada penelitian ini dilakukan pendekatan-pendekatan. Sebagai contoh kredit investasi digunakan untuk pendekatan modal yang digunakan dalam model produksi. Model yang dibangun merupakan model ekonomi tertutup karena ketiadaan data ekspor impor di tingkat Kabupaten dan Kota. Selain itu model perekonomian yang dibangun hanya dari sisi ProduksiAgregat Supply saja sedangkan dari sisi Permintaan AgregatAgregat Demand tidak dapat disajikan karena data yang berkaitan dengan investasi, ekspor dan impor sangat terbatas. Investasi pada penelitian ini hanya mampu menggambarkan investasi sektor Industri dan kredit investasi yang merupakan proksi dari investasi swasta, sehingga prilaku investasi daerah tidak dapat disajikan secara lengkap. Penelitian ini terbatas pada studi Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu sehingga tidak dapat melihat dampak perekonomian daerah terhadap perekonomian nasional, model perekonomian yang dibangun merupakan model perekonomian Provinsi Bengkulu yang diharapkan dapat menggambarkan prilaku fiskal dan perekonomian daerah KabupatenKota di Provinsi Bengkulu.

II. TINJAUAN PUSTAKA