Tahapan Membangun Model Metode Analisis Data 1. Indeks Williamson

76 Y n ni Y y CVw i i 2 − = ∑ dan C Y N Y y Vuw i i ∑ − = 2 25 Keterangan : ni : jumlah populasi penduduk daerah i KabupatenKota n : jumlah populasi penduduk Provinsi yi : PDRBK daerah i KabupatenKota Y : PDRBK Provinsi N : Jumlah daerah KabupatenKota Pada penelitian ini untuk mengetahui dampak kebijakan desentralisasi fiskal terhadap distribusi pendapatan di setiap kabupaten digunakan perhitungan koefisien variasi CV dengan formula . CV = sX 25 Keterangan : CV : koefisien variasi dari PDRBK s : standar deviasi X : rata-rata PDRBK

4.3.2. Tahapan Membangun Model

Model ekonometrika merupakan gambaran dari hubungan masing-masing variabel penjelas explanatory variables dan variabel endogen endogenous variables khususnya menyangkut tanda dan besaran sign and magnitude dari penduga parameter yang sesuai dengan harapan teoritis. Model ekonometrika yang baik haruslah memenuhi tiga kriteria yaitu : 1 kriteria teori ekonomi 77 theoritically meaningful yang menyangkut tanda; 2 kriteria statistika yang dilihat dari derajat ketepatan goodness of fit yang dikenal dengan koefisien determinasi R 2 dan nyata secara statistika yang menyangkut uji statistiknya; dan 3 kretria a menetapkan apakah suatu taksiran memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan seperti unbiasedness, consistency, sufficiency, dan efficiency. Statistik D h adalah salah satu kriteria ekonometrika yang digunakan untuk menguji apakah dipenuhi asumsi autocorrelation Koutsoyiannis, 1977. Model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu dibangun berdasarkan kerangka teori ekonomi, studi terdahulu yang diharapkan mampu menunjukkan keterkaitan kinerja fiskal dan kinerja perekonomian daerah yang di dalamnya termasuk kinerja sektor pertanian secara sederhana dan jelas. Tahapan membangun model diawali dengan suatu fenomena ekonomi yang dihepotesiskan terjadi akibat diberlakukannya konsep pemerintahan yang baru yang disebut dengan otonomi daerah yang luas di mana secara bersamaan penyerahan kewenangan kepada daerah diiringi juga dengan kewenangan dalam hal keuangan yang disebut desentralisasi fiskal. Tahapan membangun model disajikan pada Gambar 6. Untuk dapat menangkap fenomena desentralisasi fiskal dan keterkaitannya dengan perekenomian antar Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu, maka model disusun dalam suatu sistem persamaan atau persamaan simultan dengan mengintegrasikan sektor produksi atau sisi penawaran agregat, dan investasi dari sisi permintaan agregat menggunakan data cross section-time series pool data dari 3 Kabupaten dan Kota dari tahun 1993 sampai dengan 2003. Model dibuat dalam persamaan simultan dengan alasan jumlah persamaan cukup banyak dan terdapat keterkaitan antar persamaan dalam model. 78 Gambar 6. Tahapan Membangun Model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu Pemberlakuan UU no.221999 dan UU no.251999 yang diperbaharui dengan UU no. 322004 tentang Pemerintah Daerah dan dan no. 332004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Masalah dan Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran Model Perekonomian Daerah Provinsi Bengkulu Spesifikasi Model Identifikasi dan Estimasi Model Evaluasi Validasi Model Aplikasi Model Teori Ekonomi dan konsep-konsep yang terkait Kajian terhadap studi terdahulu yang relevan • Variabel yang relevan • Hipotesis tanda dan besaran • Sistem persamaan simultan Pooled data Cross section time series Kriteria : • Ekonomi • Statistika • Ekonometrika • Analisis Struktural • EvaluasiAnalisis Kebijakan • Ramalan 79

4.3.3. Kerangka Model Perekonomian Daerah