Pertumbuhan Ekonomi Kinerja Perekonomian Daerah

58

3.3.1. Pertumbuhan Ekonomi

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada yang dicapai tahun sebelumnya. Tolok ukur keberhasilan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah, dan antar sektor Kuncoro,2004 dalam Adi, 2005. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif dan biasanya diukur menggunakan data Produk Domestik Bruto PDB maupun Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Pertumbuhan ekonomi juga sering diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita. Untuk mengetahui apakah suatu perekonomian mengalami pertumbuhan, perlulah ditentukan perubahan yang sebanarnya berlaku dalam kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun. Oleh karena itu perlu dihitung pendapatan nasional menurut harga tetappendapatan nasional riil dengan cara mendeflasikan pendapatan nasional menurut harga berlaku, atau menilai kembali berdasarkan harga pada tahun dasar perbandingan base year. Menggunakan indeks harga konsumen IHKU, pendapatan nasional riil dapat ditentukan menggunakan formula : Sukirno, 1985. 100 IHKUt PDRBt PDRBRt = 8 Keterangan : PDRBRt : pendapatan daerah riil pada tahun t PDRBt : pendapatan daerah menurut harga yang berlaku pada tahun t IHKUt : indeks harga konsumen pada tahun t sebagai tahun dasar. 59 Pada studi ini Persamaan 8 digunakan tidak hanya untuk menghitung pendapatan daerah tetapi digunakan juga untuk variabel keuangan lainnya. Dengan penggunaan indikator PDB, PDRB dan pendapatan per kapita, dapat dikembangkan empat tipologi daerah untuk mengetahui pola dan struktur pertumbuhan ekonomi suatu daerah, yaitu: 1. Daerah cepat maju dan tumbuh adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata Kabupaten dan Kota. 2. Daerah maju dan tertekan adalah daerah yang memiliki tingkat pendapatan perkapita lebih tinggi, namun pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata Kabupaten dan Kota. 3. Daerah berkembang cepat adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, namun tingkat pendapatan perkapitanya masih lebih rendah dibanding rata-rata kabupaten dan kota. 4. Daerah relatif tertinggal adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan rata-rata pendapatan perkapita lebih rendah dibanding rata-rata kabupaten dan kota. Lin and Liu 2000 dalam Adi 2005 mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: pertama dengan menaikkan investasi modal, dan kedua melakukan efisiensi terhadap sumber daya yang dimiliki. Paparan ini menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Beberapa alasan yang mendasari adalah sebagai berikut: 1 pemerintah daerah mempunyai kewenangan lebih besar berinvestasi dan membelanjakan lebih banyak untuk 60 berbagai sektor produktif; 2 pemerintah daerah mampu menyediakan barang- barang publik dan jasa yang dibutuhkan. Bagaimana pun pemerintah lokal tetap akan lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi lokal. Pemberian kewenangan otonomi yang lebih besar, membuat pemda lebih leluasa melakukan alokasi yang efisien pada berbagai potensi lokal sesuai dengan kebutuhan publik Lin and Liu 2000; Mardiasmo 2002; Wong 2004 dalam Adi, 2005. Hal ini pada gilirannya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan pendapatan per kapita; 3 Adanya pemberdayaan dan penciptaan ruang pada publik untuk berpartisipasi dalam pembangunan Mardiasmo, 2002 dalam Adi, 2005. Bohte and Maier 2000, dalam Adi 2005 menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan lebih tinggi ternyata terjadi pada pemerintahan yang terdesentralisasi. Dengan menggunakan data lag 1 dan lag 2 data sebelum, Lin and Liu 2000 membuktikan bahwa desentralisasi fiskal memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oases 1995 menemukan hal yang sama, desentralisasi fiskal mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan pertumbuhan ekonomi per kapita. Data PDB atau PDRB digunakan oleh para ekonom untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Perbedaan pokok antara analisis pertumbuhan ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonomi daerah adalah pada perpindahan faktor factor movements Ricardson, 2001. Untuk analisis nasional dapat diasumsikan perekonomian tertutup, namun asumsi ini tidak dapat diterapkan pada daerah karena kemungkinan masuk keluarnya tenaga kerja arus perpindahan modal dan tenaga kerja antar daerah sangat terbuka. Ini disebut analisis dinamika di mana kemungkinan terjadinya pertumbuhan ekonomi daerah 61 dapat lebih tinggi dari nasional, atau sebaliknya menyebabkan pertumbuhan ekonomi daerah jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi dapat dihitung berdasarkan nilai absolut ataupun nilai relatif dalam prosentase Tambunan, 2001. Dalam bentuk prosentase dirumuskan sebagai berikut : 100 1 - t 1 - t t PDRB PDRB PDRB PDRB t − = Δ 9 Keterangan : PDRB t = total output daerah pada tahun t ∆ PDRB t = pertumbuhan ekonomi pada tahun t dalam nilai absolut t-1 = tahun sebelumnya Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi pembangunan ekonomi. Kebutuhan ekonomi yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk mengindikasikan penambahan pendapatan setiap tahunnya yang tercermin dari peningkatan output agregat atau barang dan jasa serta produk domestik regional bruto PDRB di daerah. Menurut Romer 1996 dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti sumber daya manusia, kapital, teknologi, bahan baku, enterpreneurship, dan energi. Sedangkan dalam jangka pendek, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal misalnya perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia. Faktor internal terbagi dua yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi, seperti kondisi politik, sosial, dan keamanan. Kondisi politik dan sosial yang tidak stabil merupakan faktor yang mempertinggi 62 country risk dan akan menyebabkan terhalangnya investasi. Investasi yang tidak tumbuh dalam suatu daerah menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah tidak meningkat, karena investasi merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi dapat bersumber dari sisi Permintaan Agregat AD dan Panawaran Agregat AS. Keseimbangan permintaan dan penawaran agregat merupakan keseimbangan ekonomi yang menghasilkan sejumlah output agregat dan tingkat harga tertentu yang selanjutnya akan merupakan pendapatan nasional atau pendapatan daerah Mankiw, 2000.

3.3.2. Penyerapan Tenaga Kerja