Penelitian Desentralisasi Fiskal di Negara Lain

jasa pelayanan umum, disamping itu indikator desentralisasi juga menggunakan indikator share dari penerimaan Taxnon Tax daerah terhadap total penerimaan daerah, dan rasio fragmentasi setiap Provinsi jumlah KabupatenKota dalam satu Provinsi. Dalam hipotesisnya, Syahrial juga sependapat dengan Brennan Buchanan Collusion Hypothesis yang menyatakan bahwa terdapat ketergantungan kuat dari pemerintah daerah terhadap dana alokasi dari pusat. Mahi dan Brojonegoro 2003 mengindikasikan bahwa prosentase porsi lump sum dalam formula DAU secara jelas ditunjukkan besarnya intervensi politik dalam kebijakan fiskal nasional. Hasil studi Syahrial 2005 menunjukkan bahwa : 1. Terdapat hubungan positif antara ukuran pemerintah dan indikator desentralisasi pada saat kita menggunakan proxy ukuran relatif dari pengeluaran pemerintah daerah dan rasio fragmentasi, tetapi hubungan antara Pajak non Pajak daerah dan ukuran pemerintah tidak nyata dan berhubungan negatif. 2. Ketergantungan pemerintah daerah pada Dana Alokasi mengindikasikan bahwa terdapat hubungan positif antara dana Transfer antar pemerintahan khususnya Dana Alokasi dengan ukuran pemerintah. Kondisi ini juga mengindikasikan adanya besarnya muatan politik dalam penentuan Dana Alokasi Khusus.

2.4.3. Penelitian Desentralisasi Fiskal di Negara Lain

Selain penelitian desentralisasi fiskal di Indonesia, beberapa penelitian yang telah dilakukan di negara China, India, dan Filipina sangat relevan sebagai bahan studi ini, antara lain dilakukan oleh Capuno 2001 , Lin and Liu 2000, Rao dalam Bird and Vaillancourt 2000. Capuno 2001, menganalisis pengalokasian penerimaan internal pemerintah pusat di Philipina dalam rangka desentralisasi. Dengan menggunakan formula Internal Revenue Allotmen IRA, menunjukkan bahwa penerimaan dari sumberdaya lokal dan total pengeluaran dari provinsi atau kota bersifat elastis. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa peningkatan besaran nilai IRA tidak menunjukkan terjadinya substitusi untuk penerimaan daerah dan pengeluaran daerah. Lin and Liu 2000 meneliti tentang dampak desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi di China melalui persamaan tunggal dengan menggunakan pooll data. Pada penelitian ini, proxy desentralisasi fiskal yaitu perubahan marjinal dan rata-rata penerimaan yang secara leluasa digunakan oleh pemerintah daerah Provinsi. Berdasarkan asumsi mereka bahwa desentralisasi fiskal mendorong efisiensi alokasi sehingga variabel desentralisasi fiskal disamakan dengan variabel teknologi dalam fungsi produksi. Beberapa hasil temuannya adalah: 1. Desentralisasi fiskal mempunyai kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Setelah desentralisasi ketimpangan fiskal antar daerah Provinsi menjadi sangat serius dibanding ketimpangan antara Provinsi dan Pusat. Menurut Bird and Vaillancourt 2000 desentralisasi fiskal di India atau lebih dikenal dengan federasi fiskal, dimulai tahun 1991 dengan tuntutan politik dari daerah, dimana telah terjadi perubahan kekuatan dari pusat ke daerah. Di sisi Perekonomian, kekuasaan pengeluaran dan pajak pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian diatur secara tegas dalam Seventh Scedule of the Constitution. Beberapa hasil penelitian Rao dalam Bird and Vaillancourt 2000 di India : 1. Sistem transfer mampu meningkatkan pelayanan di seluruh pelosok negara. 2. Sistem pengaturan pengelolaan fiskal intrapemerintahan telah berhasil memperbaiki tingkat pemerataan, dan berhasil melembagakan sistem yang dapat bekerja menyelesaikan isu-isu sosial dan lingkungan. 3. Di samping peningkatan penerimaan daerah, diperkirakan desentralisasi di Indonesia juga akan meningkatkan provisi jasa pelayanan umum bagi masyarakat lokal. Awal analisis telah diindikasi bahwa alokasi pengeluaran pemerintah daerah untuk pelayanan umum belum mencukupi, setelah itu hasil dari desentralisasi akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan tidak hanya meningkatkan pengeluaran bagi aparat pemerintahan.

2.4.4. Penelitian yang Berkaitan dengan Aspek Metode dan Tujuan Penelitian