V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengembangan sistem agroindustri perikanan laut yang direkayasa melalui Model AGRIPAL berbasis komputer membantu peningkatan efisiensi
mekanisme pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan cepat mengantisipasi dinamika perubahan dan informasi. Model AGRIPAL mampu
mengakomodasi kebutuhan pengambil keputusan untuk membantu mengidentifikasi wilayahpermasalahan yang hendak dikelompokkan;
mengidentikasi dan membuat prioritasi komoditas, produk, strategi ataupun permasalahan lain yang hendak difokuskan; membantu dalam analisis
finansial beserta analisis resiko usaha yang dijalankan. 2. Berdasarkan potensi sumber daya perikanan laut yang dimiliki dan berbagai
kriteria terkait dalam pengelompokan wilayah, Provinsi Jawa Tengah dibagi menjadi tiga kawasan pengembangan, yaitu Kawasan Pengembangan I
meliputi Kabupaten Brebes, Pemalang, KabupatenKota Tegal dan Pekalongan, dengan Pusat Pertumbuhan Kota Pekalongan, Kawasan
Pengembangan II meliputi Kabupaten Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang dan Kota Semarang, dengan Pusat Pertumbuhan Kabupaten Pati dan Kawasan
Pengembangan III meliputi Kabupaten Cilacap dan Kebumen, dengan Pusat Pertumbuhan Kabupaten Cilacap.
3. Komoditas potensial di Kota Pekalongan adalah ikan layang, lemuru dan kembung, Kabupaten Pati adalah ikan layang, kembung dan selar, serta
Kabupaten Cilacap adalah ikan tuna, cakalang dan udang. 4. Produk unggulan agroindustri perikanan laut Kota Pekalongan adalah ikan
layang asin, Kabupaten Pati adalah ikan layang pindang, dan Kabupaten Cilacap adalah ikan tuna kaleng.
5. Berdasarkan analisis kelayakan finansial ketiga jenis agroindustri perikanan laut yang diunggulkan layak dikembangkan sesuai dengan kriteria kelayakan
finansial yang meliputi NPV, IRR, Net BC, PBP, dan BEP. Dari analisis sensitivitas didapatkan hasil bahwa usaha tersebut masih mampu menahan
berbagai kemungkinan perubahan seperti penurunan volume bahan baku produksi, peningkatan harga bahan baku dan penurunan harga jual produk
sampai batas-batas tertentu. 6. Berdasarkan analisis strategi diketahui pengembangan agroindustri perikanan
laut diprioritaskan untuk memperkuat agroindustri yang ada. Faktor determinatif dalam pengembangan agroindustri perikanan laut adalah
penyerapan produk oleh pasar, ketersediaan SDM yang menguasai teknologi pasca panen dan memiliki jiwa kewirausahaan, serta ketersediaan permodalan
yang mendukung. Tujuan pengembangan agroindustri perikanan laut harus diarahkan pada peningkatan lapangan kerja, meluasnya kesempatan berusaha
dan peningkatan nilai tambah. 7. Pelaku yang memiliki peran sebagai unsur kunci untuk menjadi pendorong
pengembangan adalah Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, diikuti dengan Nelayan, Pengusaha Agroindustri dan Pengusaha Alat Produksi.
Jaminan kesinambungan bahan baku, permodalan dan tersedianya SDM terampil dan terdidik merupakan unsur kunci dari unsur kebutuhan yang harus
terpenuhi untuk mendorong perkembangan agroindustri perikanan laut. Keterbatasan modal merupakan unsur kunci dari kendala pengembangan yang
harus diatasi. Untuk pencapaian tujuan pengembangan, tolok ukur yang dapat dijadikan unsur kunci adalah penurunan angka pengangguran dan kemiskinan,
peningkatan volume produksi usaha dan peningkatan pendapatan daerah. Aktivitas kunci yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan dalam
pengembangan dimulai dengan kemampuan mengidentifikasi produk agroindustri perikanan laut yang layak untuk dikembangkan, diikuti dengan
melakukan koordinasi antar sektor terkait, serta perumusan peraturan- peraturan pusatdaerah yang relevan untuk mendukung pengembangan
agroindustri perikanan laut.
B. Saran