2. Metode Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan penelitian, data dikumpulkan melalui studi pustaka dan survei lapang untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data
sekunder diperoleh dari beberapa literatur dan instansi terkait, baik di daerah maupun di tingkat pusat. Data primer diperoleh melalui survei lapang dan
wawancara mendalam in-depth interview atau dengan bantuan kuesioner terhadap pihak terkait, seperti nelayan, pelaku usaha agroindustri, tenaga kerja
industri, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Teknik pengambilan contoh expert survey dilakukan dengan teknik pengambilan contoh purposif
purposive sampling dengan kriteria mewakili setiap bidang keahlian sesuai bidang kajian.
3. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan terhadap data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan dengan menggunakan berbagai metode yang tercakup
dalam Model AGRIPAL. Konfigurasi Model AGRIPAL terdiri dari Sub Model Kawasan, Sub Model Pemilihan, Sub Model Kelayakan, Sub Model
Strategi, Sub Model Kelembagaan dan Sistem Informasi AIPL Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Oktober 2002 dengan tahapan
pengolahan data seperti pada Gambar 6.
Kajian Potensi Hasil Perikanan Laut.
Analisis pengembangan agroindustri perikanan laut diawali dengan studi keadaan umum dan potensi
perikanan untuk nasional, khususnya di seluruh Wilayah Jawa Tengah, dan selanjutnya dirinci pada setiap kabupaten, terutama yang berhubungan dengan
potensi bahan baku dari komoditi perikanan laut dan kesinambungan suplai, gambaran agroindustri yang telah berkembang, dan teknologi pasca panen
yang digunakan. Dalam Model AGRIPAL, data yang terkait dengan agroindustri perikanan laut di Provinsi Jawa Tengah tersebut dikemas dalam
Sistem Informasi Jawa Tengah.
MUL AI
Potensi Kondisi AIPL Identifikasi Faktor dg
OWA Operator
Jarak antar daerah, peraturan pemda, tingkat investasi, bahan
baku, pasar, biaya produksi, konfl ik sosial, tenaga kerj a, sumber air,
sumber energi, transportasi, komunikasi
Pengelompokan kawasan pengembangan dan pusat pertumbuhan dengan Cl uster Anal ysi s
Kawasan Pengembangan Pusat Pertumbuhan
F akt or -F akt or Pengembangan
Kuantitas, konti nui tas, kual itas, nil ai ekonomis, pel uang diversifi
kasi, keterpusatan pendaratan
Pemilihan komoditas potensial dengan IPE kaidah FGDM
T idak
Ya
Komoditas Potensial T er pilih
Faktor, T uj uan, Al ternatif Strategi
Analisis Prioritas Strategi dg AHP
Pr ior itas St rategi AIPL
Pel aku, kebutuhan, kendala, tol ok ukur,
aktivitas
Analisis Kelembagaan
dengan ISM
St ruktur Kelembagaan AIPL
Verifi kasi
Ok?
T idak
Ya
T idak
Ya T idak
Ya
Ya T idak
A B
Verifi kasi
Ok?
Verifi kasi
Ok?
Verifi kasi
Ok? Verifi
kasi Ok?
Sistem Inf ormasi AIPL Jawa T engah
Keterangan : AIPL : Agr oindustri Perikanan Laut NPV : Net Pr esent Val ue
OWA : Or der ed Wei ght ed Aver agi ng IRR : Int er nal Rat e of Ret ur n IPE : Independent Pr efer ence Eval uat i on BC : Benefi t Cost Rati o
FGDM : Fuzzy Gr oup Decisi on Maki ng PBP : Pay Back Per i od AHP : Anal yti cal Hi er ar chy Pr ocess BEP : Br eak Even Poi nt
ISM : Int er pr et ati ve St r uct ur al Model l i ng
Gambar 6. Diagram alir tahapan penelitian pengembangan agroindustri perikanan laut
SEL ESAI
Bahan baku, nil ai tambah, teknologi, pasar, tng kerj a, modal, dampak ganda, sarana
prasarana, kebij akan pemda, lingkungan
Pemilihan produk unggulan dengan IPE kaidah FGDM
Pr oduk Unggulan T er pilih
Verifi kasi
Ok?
Investasi, biaya tetap, biaya variabel
Analisis Kelayakan Finansial NPV, IRR, BC,PBP,BEP
Agr oindustr i PL L ayak Dikembangkan
Verifi kasi
Ok? T idak
Ya Ya
T idak
A B
Rekomendasi Kebij akan Pengembangan AIPL
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan agroindustri perikanan laut diidentifikasi melalui pendapat pakar dan dianalisis melalui
metode Ordered Weighted Averaging OWA Operator. Perumusan Cara Pengelompokan Kawasan Pengembangan dan
Penentuan Pusat Pertumbuhan.
Pengelompokan kawasan pengembangan menggunakan Analisis Klaster Cluster Analysis yang didasarkan pada
kedekatan jarak antar KabupatenKota yang memiliki potensi perikanan laut. Pada tiap-tiap kawasan pengembangan selanjutnya dipilih pusat
pertumbuhan. Kriteria yang dibutuhkan dalam penentuan pusat pertumbuhan diantaranya kebijakanperaturan pemerintah daerah, tingkat investasi,
kedekatan bahan baku dan pasar, biaya produksi, tingkat konflik sosial, ketersediaan tenaga kerja, aksesibilitas, dan sarana pendukung lainnya.
Pembobotan kriteria dilakukan dengan OWA Operator, sedangkan penentuan pusat pertumbuhan ditentukan dengan mengelompokkan tiap wilayah melalui
Analisis Klaster, yaitu wilayah kurang potensial, potensial dan sangat potensial.
Perumusan Cara Pemilihan Prioritas Komoditas Potensial dan Produk Unggulan Agroindustri Perikanan Laut.
Penentuan prioritas komoditas potensial merupakan proses yang sangat penting mengingat
kontinuitas ketersediaan bahan baku dapat menjadi penentu keberlangsungan agroindustri. Di dalam penentuan jenis komoditas potensial untuk
agroindustri hasil perikanan laut yang dikembangkan di tiap-tiap kawasan pengembangan didasarkan pada beberapa kriteria. Kriteria yang diperlukan
dalam pemilihan komoditi potensial yang akan dikembangkan, diantaranya berupa volume produksi, kontinyuitas, mutu dan nilai ekonomis bahan baku,
peluang diversifikasi produk dan keterpusatan lokasi pendaratan ikan. Pembobotan untuk masing-masing kriteria menggunakan metode
OWA Operator. Pemilihan prioritas alternatif ditentukan dengan metode Evaluasi Pilihan Bebas Independent Preference EvaluationIPE dengan
kaidah Fuzzy Group Decision Making FGDM. Sebagai alternatif, akan
dipilih delapan belas jenis ikan berdasarkan rataan volume produksi selama sepuluh tahun terakhir. Responden menilai setiap kriteria atau alternatif
dengan skala Sangat Rendah SR, Rendah R, Sedang S, Tinggi T dan Sangat Tinggi ST.
Pemilihan produk agroindustri perikanan laut berpedoman pada pilihan parameter-parameter dari setiap kriteria penentuan produk unggulan,
diantaranya berdasarkan kontinuitas ketersediaan bahan baku, kualitas bahan baku, ketersediaan dan tingkat kemudahan teknologi, nilai tambah produk,
peluang pasar, penyerapan tenaga kerja, dampak ganda terhadap sektor lain, dampak terhadap lingkungan, dan kondisi produk agroindustri saat sekarang.
Pembobotan untuk masing-masing kriteria menggunakan metode OWA Operator. Pemilihan prioritas alternatif digunakan metode Evaluasi
Pilihan BebasIPE dengan kaidah FGDM. Responden menilai setiap kriteria atau alternatif dengan skala Sangat Rendah SR, Rendah R, Sedang S,
Tinggi T dan Sangat Tinggi ST. Alternatif produk merupakan kombinasi antara 3 jenis komoditas
perikanan laut yang potensial di tiap-tiap kawasan pengembangan dan 12 jenis perlakuan pascapanen hasil perikanan laut. Dengan demikian terdapat 36
alternatif produk agroindustri perikanan laut di tiap-tiap kawasan pengembangan.
Perumusan Kelayakan Finansial Agroindustri.
Pengambilan keputusan untuk pengembangan agroindustri perikanan laut diantaranya
dilakukan melalui perhitungan kelayakan finansial menurut kriteria-kriteria kelayakan seperti biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel, penyusutan dan
penerimaan. Analisis kelayakan finansial menggunakan formulasi NPV, IRR, NetBC, PBP, dan BEP.
Perumusan Analisis Strategi Pengembangan Agroindustri Perikanan Laut.
Strategi pengembangan agroindustri perikanan laut dirumuskan dengan teknik pengambilan keputusan Analytical Hierarchy
Process AHP. Metode AHP digunakan untuk memodelkan prioritas
alternatif strategi pengembangan agroindustri perikanan laut. Penyusunan strategi pada penelitian dapat dilakukan di tahap awal fase identifikasi atau
di akhir fase setelah kelayakan dalam pengembangan agroindustri perikanan laut. Dengan kata lain penyusunan strategi dapat bersifat kualitatif maupun
deskriptif analitik. Fokus hirarki ini adalah Strategi Pengembangan Agroindustri
Perikanan Laut. Hirarki berikutnya merupakan faktor yang berpengaruh dalam pengembangan, yaitu 1 Sumber Daya Ikan SDI; 2 Sumber Daya
Manusia SDM; 3 Teknologi; 4 Permodalan; 5 Pasar; 6 Kebijakan Pemerintah; 7 Sarana dan Prasarana; 8 Informasi; dan 9 Kelembagaan.
Struktur dibawahnya adalah Tujuan Pengembangan, yaitu 1 Peningkatan Nilai Tambah; 2 Perluasan Lapangan Kerja; 3 Perluasan
Kesempatan Berusaha; 4 Peningkatan Pendapatan Daerah; 5 Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi; dan 6 Peningkatan Konsumsi Ikan. Alternatif
Strategi yang ditawarkan dalam pengembangan agroindustri perikanan laut adalah 1 Mendorong Pertumbuhan Agroindustri Baru; 2 Memperkuat
Agroindustri yang Ada; dan 3 Optimalisasi Penangkapan.
Analisis Kelembagaan Pengembangan Agroindustri Perikanan Laut.
Untuk mengkaji keterkaitanhubungan kontekstual antar elemen dan sub elemen dalam pengembangan agroindustri perikanan laut digunakan
metode Interpretative Structural Modelling ISM. Elemen sistem pengembangan mencakup pelakulembaga yang berperan dalam
pengembangan, kebutuhan untuk pelaksanaan program, kendala program, tolok ukur untuk menilai setiap tujuan, dan aktivitas yang dibutuhkan guna
perencanaan tindakan.
C. Pendekatan Sistem