II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Potensi dan Produksi Perikanan Laut
Dalam periode sepuluh tahun terakhir 1993 – 2002, produksi perikanan tangkap Indonesia meningkat rataan 3,59 per tahun, yaitu dari 3.194.938 ton
meningkat menjadi 4.378.496 ton. Produksi penangkapan ikan di laut, pada periode tersebut meningkat rataan 3,93 per tahun, atau meningkat dari
2.886.289 ton pada tahun 1993 menjadi 4.073.506 ton pada tahun 2002 Tabel 1. Dari Tabel 1 tersebut diketahui bahwa lebih dari 90 produksi perikanan
nasional berasal dari perikanan laut. Perkembangan produksi perikanan laut merupakan akibat penambahan kuantitas dan mutu prasarana dan sarana
penangkapan ikan. Tabel 1. Produksi perikanan tangkap menurut sub sektor perikanan tangkap pada
tahun 1993 – 2002 dalam ton
Tahun Perikanan Laut
Perairan Umum Jumlah
1993 2.886.289
308.649 3.194.938
1994 3.080.168
336.141 3.416.309
1995 3.292.930
329.710 3.662.640
1996 3.383.456
335.707 3.719.163
1997 3.612.961
304.258 3.917.219
1998 3.723.746
288.666 4.012.412
1999 3.682.444
327.627 4.010.071
2000 3.807.191
318.334 4.125.525
2001 3.966.480
310.240 4.276.720
2002 4.073.506
304.989 4.378.496
Rataan kenaikan 3,93
0,08 3,59
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap, 2004.
Menurut Prasetyo, et al., 1996, operasionalisasi pemanfaatan potensi sumber daya perikanan dibagi atas empat kelompok :
1. Sumber daya demersal, yaitu jenis ikan yang hidup di dasar atau dekat dasar perairan. Beberapa jenis ikan demersal merupakan jenis ikan bernilai
ekonomis tinggi, seperti kakap putih dan kerapu. Jenis ikan lainnya adalah petek, bawal putih, manyung, kakap merah atau bambangan dan beberapa
jenis udang seperti udang jerbung, udang windu, udang dogol dan udang krosokan.
2. Sumber daya pelagis kecil, yaitu jenis ikan yang berenang di permukaan atau dekat permukaan air. Jenis ikan ini, diantaranya ikan kembung, bentong,
layang dan selar. 3. Sumber daya pelagis besar, yaitu jenis ikan permukaan yang berukuran besar
dan mempunyai sifat ruaya pengembara yang sangat jauh. Berdasarkan ukurannya, ikan pelagis besar dibagi atas tuna besar dan tuna kecil.
Kelompok tuna besar diantaranya adalah tuna mata besar, albakora, tuna sirip biru utara, tuna sirip hitam, sedangkan kelompok tuna kecil, diantaranya
cakalang dan tongkol. 4. Biota laut lainnya, seperti kerang-kerangan, rumput laut, cumi-cumi dan
teripang. Berdasarkan potensi dan penyebaran sumber daya ikan laut di perairan
Indonesia yang disusun oleh Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Laut Tahun 1998, potensi lestari dan pemanfaatan sumberdaya perikanan
laut pada Wilayah Pengelolaan Perikanan WPP di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.
Dari Tabel 2 diketahui, bahwa secara keseluruhan Selat Malaka dan Laut Jawa tingkat pemanfaatannya telah melebihi potensi lestarinya. Laut Banda
lebih dari 80 potensi lestarinya juga telah dimanfaatkan, sedangkan wilayah pengelolaan perikanan lainnya, yaitu Laut China Selatan, Selat Makassar dan
Laut Flores, Laut Arafura, Laut Seram dan Teluk Tomini, Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, serta Samudera Hindia masih sangat potensial untuk
diusahakembangkan, karena tingkat pemanfaatannya masih di bawah 80.
Potensi lestari adalah potensi sumber daya perikanan dimana pada saat dieksploitasi sumber daya perikanan tersebut tetap dalam kondisi lestari.
Tabel 2. Potensi lestari dan pemanfaatan sumber daya perikanan laut pada Wilayah Pengelolaan Perikanan di Indonesia
Potensi Produksi : 10
3
tontahun Wilayah Pengelolaan Perikanan WPP
Kelompok Sumber Daya
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Perairan
Indonesia
Ikan Pelagis Besar
Potensi Produksi
Pemanfaatan 27,67
36,27 OE
66,08 35,16
UE 55,00
137,82 OE
193,60 85,10
UE 104,12
29,10 UE
50,86 34,56
UE 106,51
37,46 UE
175,26 153,43
FE 366,26
188,28 UE
1.165,36 756,17
UE
Ikan Pelagis Kecil
Potensi Produksi
Pemanfaatan 147,30
132,70 FE
621,50 205,53
UE 340,00
507,53 OE
605,44 333,35
UE 132,00
146,47 OE
468,66 12,31
UE 379,44
119,43 UE
384,75 62,45
UE 526,57
26,56 UE
3.605,66 1.764,33
UE
Ikan Demersal
Potensi Produksi
Pemanfaatan 82,40
146,29 OE
364,80 54,69
UE 375,20
334,92 FE
87,20 167,38
OE 9,32
43,20 OE
202,34 156,60
UE 88,84
32,14 UE
54,86 15,31
UE 135,13
134,83 OE
1.365,09 1.085,50
UE
Ikan Karang Konsumsi
Potensi Produksi
Pemanfaatan 5,00
21,60 OE
21,57 7,88
UE 9,50
48,24 OE
34,10 24,11
UE 32,10
6,22 UE
3,10 22,58
OE 12,50
4,63 UE
14,50 2,21
UE 12,88
19,42 OE
145,25 156,89
OE
Udang Penaeid
Potensi Produksi
Pemanfaatan 11,40
49,46 OE
10,00 70,51
OE 11,40
52,80 OE
4,80 36,91
OE 0,00
0,00 UE
43,10 36,67
FE 0,90
1,11 OE
2,50 2,18
FE 10,70
10,24 OE
94,80 259,94
OE
Lobster Potensi
Produksi Pemanfaatan
0,40 0,87
OE 0,40
1,24 OE
0,50 0,93
OE 0,70
0,65 FE
0,40 0,01
UE 0,10
0,16 OE
0,30 0,02
UE 0,40
0,04 UE
1,60 0,16
UE 4,80
4,08 FE
Cumi-cumi Potensi
Produksi Pemanfaatan
1,86 3,15
OE 2,70
4,89 OE
5,04 12,11
OE 3,88
7,95 OE
0,05 3,48
OE 3,39
0,30 UE
7,13 2,86
UE 0,45
1,49 OE
3,75 6,29
OE 28,25
42,51 OE
TOTAL Potensi
Produksi Pemanfaatan
271,06 389,28
OE 1.057,05
379,90 UE
794,64 1.094,41
OE 929,72
655,45 UE
277,99 228,48
FE 771,55
263,37 UE
590,52 197,54
UE 632,72
287,11 UE
1.076,89 623,78
UE 6.409,21
4.068,42 UE
Keterangan :
• Keterangan WPP : 1. Selat Malaka, 2. Laut China Selatan, 3. Laut Jawa, 4. Selat Makassar dan Laut Flores, 5. Laut Banda, 6. Laut Arafura, 7. Laut Seram dan Teluk Tomini, 8. Laut Sulawesi dan
Samudera Pasifik, 9. Samudera Hindia • Kategori eksploitasi : Pemanfaatan 100 = over exploited OE, Pemanfaatan 80-100 = full
exploited FE, Pemanfaatan 80 = under exploited UE
Sumber : DKP, 2004
b
Secara khusus, perairan pantai Provinsi Jawa Tengah terbagi dalam dua wilayah, yaitu perairan pantai utara Pulau Jawa yang menghadap Laut Jawa dan
perairan pantai selatan Pulau Jawa yang menghadap Samudera Hindia. Perbedaan wilayah penangkapan ini mempengaruhi volume produksi dan jenis ikan yang
dihasilkan. Pada Tabel 3 disajikan produksi perikanan laut di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan jenis ikan dan daerah perairan pantai yang merupakan lokasi
pendaratan ikan. Tabel 3. Produksi perikanan laut menurut jenis ikan dan daerah perairan pantai
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2002 dalam ton
Jenis ikan Pantai Selatan Jawa Pantai Utara Jawa
Total
Layang -
56.260.600 56.260.600
Selar -
15.204.800 15.204.800
Teri -
3.671.400 3.671.400
Tembang -
39.817.800 39.817.800
Lemuru 209.600
12.173.300 12.382.900
Kembung 6.500
16.662.400 16.668.900
Tengiri 171.600
5.492.200 5.663.800
Layur 274.400
3.236.100 3.510.500
Tuna 1.666.000
- 1.666.000
Cakalang 2.523.700
- 2.523.700
Tongkol 203.800
14.396.700 14.600.500
Peperek -
15.728.800 15.728.800
Manyung 39.900
6.832.000 6.871.900
Beloso -
1.374.100 1.374.100
Merah -
3.921.800 3.921.800
Tigawaja 74.600
5.711.000 5.785.600
Cucut 412.700
2.886.100 3.298.800
Pari 143.400
3.653.100 5.956.300
Ikan lainnya 1.749.100
52.160.400 53.909.500
Udang 790.200
1.759.800 2.550.000
Cumi-cumi 58.800
3.111.100 3.169.900
Ubur-ubur 4.433.800
4.433.800 4.433.800
Lain-lain 1.536.600
695.900 2.232.500
Total 14.294.700
266.909.200 281.203.900
Sumber : Diskanlut Prov. Jawa Tengah, 2003.
B. Agroindustri Perikanan Laut